Bicara Mengenai Toxic, Jangan-jangan Justru Kamu yang Toxic!

Akhir-akhir banyak sekali pembahasan mengenai orang lain sebagai Toxic atau “racun” dalam kehidupan kita. Tema populer yang banyak ditemukan adalah Toxic Friendship, Toxic Relationship, bahkan sampai ada Toxic Parents! Secara sederhananya Toxic Person adalah seseorang yang perannya dianggap salah dan berpengaruh negatif terhadap kehidupan sesamanya.

Konsepnya memang bagus, bertujuan untuk kita dapat menambahkan kewaspadaan atau bahkan pembatasan terhadap segala sesuatu yang kita terima baik itu secara lisan maupun tindakan. Tapi kok… makin kesini isinya hanya menitikberatkan kepada orang lain ya? Mungkin saja sebenarnya kamu yang toxic tanpa sadar.

1. Bersifat Egois dan Menjadi Si Paling Benar

Photo by Lalesh Aldarwish From Pexels.com

Photo by Lalesh Aldarwish From Pexels.com via http://pexels.com

Dalam interaksi dengan orang lain, baik itu pertemanan, kekeluargaan, lingkungan pekerjaan, atau hidup bertetangga pasti kita dipertemukan dengan orang yang berbeda-beda. Bukan hanya perbedaan secara fisik saja, namun perbedaan pola pikir.

Setiap individu memiliki pola pikir dan tolak ukur berbeda dalam memandang sesuatu. Hal ini sering mengakibatkan sebuah selisih dalam komunikasi. Namun, sebagai individu yang Toxic, yang mungkin saja itu adalah kamu, menganggap bahwa pemikiran orang lain itu salah dan pemikiranmu yang benar.

Ketika kamu mendapatkan sebuah perbedaan dalam berpendapat, cobalah untuk jangan langsung dibantah atau tidak setuju. Dengarkan saja dulu, simpan saja dulu pendapat dan/atau opini mereka. Bisa saja kamu yang salah.

Ingat bahwa :

“Hanya orang yang bodoh yang merasa paling benar”

Jadi kalau sampai saat ini kamu selalu menganggap pemikiranmu absolut atau selalu benar dan orang yang berbeda pendapat denganmu selalu salah, itu artinya?

2. Terlalu Mencampuri Urusan Orang Lain

Foto oleh Keira Burton dari Pexels

Foto oleh Keira Burton dari Pexels via https://www.pexels.com

Entah kenapa, ada saja orang yang selalu bertingkah seperti konsultan atau motivator atau bahkan psikolog dadakan.

“Kamu tuh harusnya gini”

Atau

“Kan bener kata saya kemarin, kamu gak boleh kaya gitu”

Selalu saja ingin terlibat, ingin menasihati, atau merasa mampu memberikan arahan yang dianggapnya selalu tepat, yang perlu kita catat adalah, jangan terlalu mencampuri urusan orang lain dalam hal apapun terutama yang menyangkut dengan kehidupan pribadinya.

Tidak semua orang butuh nasihat, mungkin saja hanya ingin didengarkan atau sekedar diberikan empati. Daripada bertingkah sok tahu, memberikan masukan yang belum tentu tepat, apalagi jika kamu sendiri belum berpengalaman tentang kasus yang dialami mereka.

3. Semua Orang Harus Sesuai Dengan Apa yang Saya Inginkan

Photo by Fauxels From Pexels.com

Photo by Fauxels From Pexels.com via http://pexels.com

Ada sebuah pernyataan yang sedang populer :

Jadilah dirimu sendiri, karena kita tidak mungkin bisa menyenangkan semua orang

Hal ini juga berlaku sebaliknya!

Jangan berharap disenangkan semua orang. Setiap orang pasti memiliki hal yang tidak kita sukai, jadi jangan menuntut semua orang menjadi hal yang kita sukai. Jangan berharap semua orang memiliki kepribadian yang kamu inginkan ya.

Atau kamu lebih menikmati menjadi toxic dalam lingkaran sosialmu?

4. Semua Orang Harus Selalu Ada Saat Saya Membutuhkannya

Photo by Andrew Neel From Pexels.com

Photo by Andrew Neel From Pexels.com via http://pexels.com

Hal ini lucu sih, ada orang yang membuat postingan dengan tajuk yang cukup menggelitik sih

Pas lagi susah saya bantuin, pas saya susah pada kemana ya?

Atau postingan dengan irama sejenis. Wah sepertinya kamu harus segera bertaubat kembali ke jalan yang benar ya, sebelum jiwa Toxic kamu semakin meresap sampai ke tulang.

itu adalah kalimat dari seseorang yang bermental tempe gaess!

Ada beberapa catatan, dari “kasus” tersebut.

1. Kamu tidak ikhlas dalam membantu temanmu saat itu
2. Yakin semua orang kamu bantu? Itu kan hanya bentuk sindirian terhadap orang yang pernah kamu bantu
3. Kamu berharap seseorang menjadi cenayang dan dapat menerawang kondisimu saat itu? Kan lucu.

Udah deh, jangan kelamaan jadi toxic. Kalau mau bantu orang jangan hitung-hitungan, kalau butuh bantuan jangan gengsi untuk minta tolong.

5. Semua Serba Cocoklogi

Photo by Andrea Picquadio From Pexels.com

Photo by Andrea Picquadio From Pexels.com via http://pexels.com

Ini nih yang paling kacau, proses “mengAmini” bahwa orang lain adalah toxic. Misalnya gini, ketika kamu membaca buku, mengikuti seminar, atau menonton postingan sosial media dengan judul “ciri-ciri toxic bla bla bla”.

Pasti akan ada banyak contoh, sebut saja 10 contoh perilaku toxic. Semisalnya saja dari 10 perilaku itu kamu melakukan cocoklogi terhadap temanmu. Setelah itu terdapat kecocokan 3-5 poin dari daftar itu. Setelah menemukan hasil cocoklogi tersebut, dengan entengnya kamu melakukan “cap” bahwa temanmu adalah Toxic.

Kalau sekedar cocoklogi sih, mungkin dari (misal) 10 daftar perilaku toxic, bisa jadi kecocoklogian dari daftar itu jumlahnya lebih banyak kamu ketimbang temanmu sendiri.

Tapi memang, kita cenderung memandang perilaku kita adalah sesuatu yang benar, nah pola pikir inilah yang harus kamu perbaiki ya. Mungkin kamu sebenarnya sudah dicap Toxic sama lingkaran kamu hihihi..

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Define Your Own Success, Create Your Own Future.