Jangan Terbuai Janji-janji Manis, Simak Juga 7 Hal Sulit Menjadi Penulis

Selama ini banyak sekali narasi bertebaran di media massa yang menyatakan bahwa menulis itu harus menjadi bagian dari hidup. Mengingat literasi tidak hanya tentang membaca dan berhitung, menulis juga menjadi salah satu penentu kapabilitas seseorang. Apabila dahulu keahlian menulis hanya identik dengan seorang jurnalis ataupun akademisi, kali ini siapa saja dituntut untuk mampu menulis, bahkan hanya untuk merangkai caption postingan di media sosial.

Banyak orang yang mengira bahwa penulis adalah sosok hebat sekaligus cerdas karena tidak banyak pula yang bisa meramu kata-kata menjadi sebuah tulisan. Hingga pada akhirnya banyak orang yang bermimpi tinggi ingin menjadi seorang penulis populer dengan segudang karya. Beragam motivasi dan juga kiat-kiat mungkin sering ditampilkan di internet. Namun, lebih baik, kamu juga harus tahu 7 sisi sulit yang harus siap dihadapi penulis.

Advertisement

1. Jangan percaya ucapan motivasi, menulis itu tidak mudah sama sekali

Foto oleh Mikhail Nilov dari Pexels

Foto oleh Mikhail Nilov dari Pexels via https://www.pexels.com

Banyak orang yang mengatakan bahwa menulis itu mudah. Ya, benar memang mudah bagi mereka yang sudah terbiasa menulis. Namun, bagi seorang pemula, menuliskan satu dua kalimat saja mungkin akan serasa mengangkat galon dari lantai bawah ke kamar atas. Lebih baik cobalah untuk waras dan menyadari bahwa menulis itu susah. Oleh karena itu, kamu harus mulai banyak berlatih dari sekarang.

2. Jangan bosan, banyak menulis berarti juga banyak membaca

Foto oleh cottonbro dari Pexels

Foto oleh cottonbro dari Pexels via https://www.pexels.com

Saat menulis diary, kamu bisa menggunakan kata gue-lo bahkan kata-kata kasar berisi nama-nama hewan di kebun binatang. Namun, ketika memutuskan untuk menyalurkan isi pikiran melalui buku ataupun artikel di internet, artinya kamu harus bersedia untuk menggali beragam pembendaharaan kata. Bagaimana cara memilih kata yang tepat? Membaca adalah jawabannya.

Advertisement

3. Sudah lelah menghabiskan waktu di depan layar laptop, tetapi tidak ada yang membaca tulisanmu?

Foto oleh Vlada Karpovich dari Pexels

Foto oleh Vlada Karpovich dari Pexels via https://www.pexels.com

Jika kamu memutuskan untuk mengawali karier sebagai blogger, mungkin sudah tidak asing lagi dengan peristiwa sepinya view website­-mu. Kamu mungkin pernah merasa bahwa tulisanmu sudah enak dibaca atau setidaknya tidak memalukan. Namun, ternyata tetap saja tidak ada yang berminat membaca artikelmu. Maka ‘share’ adalah kuncinya.

4. Akan berhadapan dengan kemungkinan lebih banyak dikritik daripada disanjung

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels via https://www.pexels.com

Dalam hidup selalu ada pro dan kontra. Begitu pula ketika kamu menyampaikan sebuah opini melalui tulisan. Tidak semua pembaca akan menyetujui pendapat kamu. Ada saja orang yang akan menemukan kesalahan, entah itu karena typo ataupun bahkan membencimu secara personal. Jadi, persiapkan mental dengan gempuran hujatan dan usahakan jangan pernah menyinggung SARA.

5. Bercita-cita menjadi orang kaya, lebih baik jangan jadi penulis

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels via https://www.pexels.com

Saat ini kata penulis itu tidak lagi diasosiasikan dengan makna seseorang yang mempublikasikan buku. Ada banyak jenis pekerjaan yang juga turunan dari penulis, di antaranya content writer, copy writer, dan masih banyak lagi lainnya. Apabila ditelisik lebih jauh di internet, gaji orang-orang yang bergulat dengan tulisan itu terlihat besar hingga puluhan juta rupiah. Namun, tak jarang pula pekerjaan ini dianggap sepele dan diberi upah tak layak yang jauh dari UMR.

Advertisement

6. Genre fiksi yang sering berkutat dengan kisah pangeran tampan dan putri jelita demi memuaskan pembaca

Foto oleh Nataliya Vaitkevich dari Pexels

Foto oleh Nataliya Vaitkevich dari Pexels via https://www.pexels.com

Bagi pembaca setia cerita genre fiksi, pasti sudah tidak asing lagi dengan tema tentang percintaan. Namun, jika diperhatikan, cerita cinta-cintaan monyet tidak lepas dari perempuan cantik, laki-laki ganteng, perselingkuhan, ataupun pria kaya yang menikahi gadis miskin. Lantas, pernahkah kamu bertanya-tanya, mengapa kok topik seperti itu sangat booming? Lagi-lagi ini karena permintaan pasar. Bukankah sebagai penulis yang tidak lain berperan menjadi penjual, kamu akan melakukan apapun agar ‘daganganmu’ laku?

7. Sebagus apa pun tulisanmu, akan sering kalah dengan buku ‘artis’ yang terkenal

Foto oleh Peter Olexa dari Pexels

Foto oleh Peter Olexa dari Pexels via https://www.pexels.com

Saat ini sudah banyak penerbit di luaran sana yang tak lagi selektif memilih karya. Asalkan kamu mau membayar, maka bukumu siap terbit. Namun, ingatlah bahwa sebesar apa pun keyakinanmu jika bukumu akan laku itu harus dibuktikan dengan realita. Penerbit itu juga perusahaan atau bisnis yang tentunya berharap keuntungan material. Maka, tak heran jika bukumu mungkin hanya dibeli beberapa eksemplar saja karena kamu juga harus bersaing dengan nama-nama terkenal yang mengeluarkan buku.

Itulah beberapa hal yang mungin bisa mengkerdilkan niatmu untuk menjadi penulis. Sesungguhnya masih ada banyak lagi, tetapi cukup sampai di sini saja, supaya kamu tidak muak membacanya. Semangat kamu, penulis, iya kamu!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Sebutir pasir pantai asal Probolinggo, Jawa Timur

CLOSE