Kamu yang Menjalani KKN Saat Bulan Ramadhan, Pasti Merasakan Suka Duka Berikut Ini!

Mendengar kata KKN, pastinya mahasiswa tidak asing dengan mata kuliah yang satu ini, bergelut dengan masyarakat baru, lingkungan baru, dan teman baru. Mahasiswa dituntut untuk bisa cepat tanggap dalam menghadapi hal-hal baru tersebut. KKN adalah mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa yang mengambilnya diharuskan terjun langsung ke lapangan.

Untuk diketahui, bagi kamu yang belum KKN, mata kuliah ini adalah salah satu bentuk aplikasi dari tri dharma pendidikan yakni pengabdian kepada masyarakat. Tetapi dalam beberapa kasus, ada mahasiswa  yang memanfaatkan KKN sebagai ajang pencarian pasangan atau cemewew (maaf alay). Agak konyol sih, tapi inilah kenyataan di lapangan. Masih banyak cerita mahasiwa tentang pengalaman mereka ketika KKN, ada yang konyol, sedih, suka, gembira , bahagia bercampur  menjadi satu. berikut sekilas cerita mahasiswa yang telah mengikuti KKN, khususnya yang bertepatan dengan Bulan Ramadhan.

 

1. Meraih simpati masyarakat setempat adalah kunci utama suksesnya KKN.

talking to the people around you via https://www.facebook.com

Ibarat kata orang, bertamu harus ramah kepada yang punya rumah. Mengambil hati warga setempat tidak boleh diremehkan begitu saja, karena hal ini berdampak terhadap KKN yang sedang kalian jalani. posisi masyarakat sangat vital dalam menentukan baik dan buruknya Attitude-mu dalam bersosialisasi, yang secara langsung berdampak pada nilai KKN yang akan kalian dapatkan.

Oleh karenanya, setiap akan KKN, simpati masyarakat harus diprioritaskan, salah satu contoh konkret dalam bulan ramadhan adalah dengan sholat tarawih, tadarus, menjadi imam salat, dan apapun itu yang berkaitan dengan kegiatan sosial keagamaan yang melibatkan masyarakat setempat.

2. Mengajar TPA

teaching kid via https://www.facebook.com

Seperti yang telah dijelaskan di atas, KKN adalah wahana untuk mengabdi secara konkret kepada masyarakat, baik secara materiil maupun non-materiil. Bagi kamu yang kuliah di institusi pendidikan yang berlatar belakang agama (khususnya Islam), pasti pernah mengajar TPA untuk anak-anak, remaja, maupun dewasa. Kegiatan ini sangat biasa dilakukan oleh mas-mas atau mbak-mbak KKN ketika ramadhan maupun tidak.

"Kesan pertama mengajar TPA, memang sangat mengesalkan. Mengajar anak-anak yang masih labil, membutuhkan mental ekstra untuk menghadapi mereka apalagi pada saat bulan ramadhan. Tetapi setelah 10 hari, kekesalan itu berangsur-angsur pergi. Setidaknya saya belajar susahnya menjadi guru. kesabaran adalah kunci utama untuk bertahan. Stay fight!”

Anonymous (21), Mahasiswa.

3. Menjadi guru dadakan

teaching on islamic boarding school via http://sumbar.kemenag.go.id

Tidak hanya mengajar TPA yang menjadi Program Kerja/Kegiatan Mahasiswa. Sebagian mahasiswa yang tidak mengajar TPA, berpartisipasi dalam institusi/yayasan keagamaan, entah menjadi guru “dadakan”, maupun sejenisnya. Hal ini dilakukan mahasiswa bersangkutan untuk menyalurkan ilmu yang kamu dapat dalam bangku perkuliahan agar tidak hanya sebatas teori.

“Menjadi guru dadakan ada pahit manisnya, namun lebih banyak pahitnya. Menghadapi anak-anak yang beranjak remaja (puber) harus mempunyai trik yang jitu agar anak-anak bisa menerima kita dengan baik. Salah satu contoh ketika saya mengajari mereka salat jenazah, mereka tidak serius dalam mengikuti apa yang saya ajarkan. Bahkan ada dari mereka trek-trekan dengan rambut pirang di depan sekolah saat saya mengajar. Begitu miris anak sekarang bertingkah seperti orang dewasa, apalagi ditambah dengan nyanyian ( lelaki kardus) yang sedang booming. true story.”

Slandir Wangse (21), Mahasiswa.

4. Mengadakan Festival-Festival Bernuansa Ramadhan.

Akan terasa hambar apabila mahasiswa tidak mengadakan semacam festival yang bernuansa ramadhan ketika bulan ramadhan, seperti mengadakan Cerdas Cermat Islami, lomba adzan, lomba hafalan ayat-ayat pendek dan masih banyak lainnya. Mahasiswa sebagai agent of change dituntut untuk mengadakan hal tersebut. Meskipun ini tidak wajib, tetapi dalam beberapa kasus mereka terpanggil untuk mengadakan festival untuk memeriahkan sekaligus memberikan nuansa baru pada bulan ramadhan.

5. Berbuka dan Sahur Bareng Dengan Teman-Teman Baru.

togetherness via https://www.hipwee.com

Waktu berbuka puasa dan sahur adalah dua moment penting dalam menjalankan ibadah puasa. Namun apa jadinya apabila kamu berbuka maupun sahur dengan orang-orang yang baru kamu kenal, tentunya ada sedikit perasaan canggung. Biasanya kamu berbuka maupun sahur bersama orang- orang terdekat dan kerabat lainnya.

Tetapi lain ceritanya dengan mahasiswa yang KKN bulan ini, mau tidak mau kamu harus bisa beradaptasi termasuk dalam menerima hidangan/masakan teman-teman barumu. Apalagi masalah di lokasi KKN yang memasak menu berbuka puasa dan sahur adalah anak-anak yang baru belajar memasak, terkadang masakannya terlalu pedas, terlalu manis, dan yang lebih parah lagi, kalau masakannya hambar. Yang dari Padang menyukai selera masakan pedas, berbeda dengan yang ada di pulau Jawa yang menyukai Masakan agak sedikit manis, permasalahan penyatuan selera inilah yang terkadang sulit untuk di satukan. Solusinya dengan memasak dua menu, yaitu menu pedas dan manis (ah tapi ribet euy). Inilah salah satu contoh permasalahan yang terjadi ketika kamu berbuka maupun sahur bareng dengan teman-teman barumu.

“Berbuka di lokasi KKN dengan masakan teman-teman baru tentunya menjadi pengalaman baru bagi saya. Banyak dari mereka khusunya perempuan baru belajar memasak, mereka hanya bisa memasak masakan yang simpel, seperti contoh sayur sup yang tidak jelas asin manisnya, bahkan ada yang lebih miris mereka hanya bisa memasak mie Instan.(yaelah mbak kalo itu ma semua orang juga bisa). Melihat fenomena tersebut, saya menjadi dilema. Kalau diterima ya hambar, kalau ditolak ya lapar. Saya hanya bisa menerimanya dengan pasrah.”

Lalu Ari Saputra (21), Mahasiswa.

6. Refreshing ke spot menarik di sekitar lokasi KKN bersama teman sekelompok

tenggelam dalam kekoplakan via https://www.facebook.com

Ketika menjalani aktifitas KKN yang terkadang membosankan, banyak mahasiswa yang memanfaatkan akhir pekan untuk mengunjungi daerah wisata yang berada dekat dengan lokasi KKN. Kamu harus memanfaatkan refreshing sebagai ajang untuk saling mengenal lebih jauh dengan anggota baru KKN mu agar semakin akrab dan menjadi kelompok yang solid dalam menjalankan program-program kerja yang telah kamu adakan.

KKN tidak harus dibawa serius (slow but sure). Penulis tidak mengajak kamu menyepelekan KKN lho! Maksudnya di sini, seriuslah pada waktu yang memang dituntut untuk serius, misalnya dalam forum-forum rapat maupun program kerja yang kamu jalankan. Namun di luar agenda-agenda tersebut, sempatkanlah bercerita atau sekedar membuat sebuah joke yang bisa membuat tertawa teman-temanmu. KKN harus dibumbui dengan kekonyolan-kekonyolan ringan yang bisa kamu lakukan, seperti contoh, saling kentutin, main kartu sambil corat coret muka temanmu, ngerjain temenmu yang lagi tidur, dan masih banyak kekonyolan-kekonyolan ringan yang lain. Mungkin ada sebagian yang illfeel dengan hal tersebut, tetapi percayalah itu akan membuat KKN mu semakin berwarna. Hal tersebut juga mencegah terjadinya perasaan jaim diantara anggota KKN.

“KKN ojo digowo serius, nyante ae Jhon! (KKN jangan di bawa serius, santai aja Jhon!). Menurut pengalaman saya di lokasi, teman-teman saya pada koplak semua. Setiap malam kami melakukan kekonyolan dengan saling kentut mengketuti satu sama lain dengan suara yang menggelegar bak suara dentuman bom. maklum ketuanya saya yang kebetulan mempunyai kepribadian koplak, otomatis saya mengarahkan anggotaku untuk berprilaku konyol yang masih dalam tahap wajar, agar tidak terjadi skat-skat pembatas diantara kita, semua harus terbuka tidak boleh ada yang JAIM, agar tercipta kelompok yang solid dan apa adanya serta tidak ada dusta di antara kita. (asyek pesan moral)”

Alif Fashal Umam/Tere Liye KW (22), Mahasiswa.

Begitulah sedikit cerita Mahasiswa yang KKN pada bulan Ramadhan, Bagi kamu yang belum atau akan KKN, semoga tulisan sederhana ini bisa memberikan sedikit gambaran tentang pahit-manisnya KKN. Tulisan ini ditulis berdasarkan percakapan saya dengan koresponden dan pengalaman pribadi di lapangan. Mungkin masih banyak lagi pengalaman lain yang belum saya tuliskan, jika kalian ingin menambahkan silahkan tambahkan di kolom komentar. J

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tak mengapa jika semesta lebih mengaminiku aku untuk sendiri, aku hanya ingin memantaskan diri.