5 Hal Salah Kaprah yang Sering Diartikan sebagai Kasih Sayang Orang Tua ke Buah Hati

Kasih sayang salah kaprah

Menjadi orang tua hari ini begitu rumit. Tantangan perkembangan zaman yang bergerak begitu cepat membuat kita selalu berpikir bagaimana cara kita meyiapkan anak-anak untuk hidup nyaman di masa depan. Namun, terkadang kekhawatiran kita terhadap hal itu bisa saja membuat kita melakukan hal-hal yang ternyata mempersulit hidupnya kelak.

1. Kita berpikir harus terus bekerja dan punya sedikit waktu bersama anak-anak bukan masalah, demi mencukupi masa depannya kelak

father and kids by publick domain pictus

father and kids by publick domain pictus via http://pexabay.com

Kita sering kali berpikir bahwa kita harus menyiapkan segala sesuatu untuk masa depan anak tapa memperhatikan kondisi psikologis anak-anak kita. Anak-anak tetap membutuhkan saat diamana orang tua mereka memberikan kehadiran sepenuhnya untuk mereka.

Mencintai anak-anak tidaklah cukup, yang terpenting adalah anak-anak menyadari bahwa mereka dicintai orang tuanya. Sidikitnya waktu yang tidak berklualitas bersama sang buah hati bisa saja membuat mereka merasa tidak cukup dicintai. Perasaan inilah yang mebuat anak-anak terkadang melakukan hal-hal yang tidak baik.

2. Membiarkan anak-anak kita tidak disiplin dengan alasan ah… tidak mengapa, dia masih anak-anak

family by daria shevtova

family by daria shevtova via http://pexel.com

Kedisiplinan yang paling penting kita ajarkan pada anak-anak adalah soal kesadaran tentang bagaimana melawan keinginan dan perasaan diri serta memupuk kemauan kuat. Agar anak kita mampu bertahan terhadap suatu kesulitan dan menekan rasa tidak puas terhadap hal-hal yang diinginkannya. Sampai dengan usia tiga tahun saat anak-anak kita belum mengetahui apapun.

Sangat penting mengajarinya bahwa ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan karena memang tidak boleh dilakuakan. Karena setelah tiga tahun anak akan mulai bisa memilih mana yang ingin dia lakukan dan tidak. Salah satu hal yang menyebabkan saat anak-anak mulai tumbuh remaja bahkan dewasa bertingkah semaunya sendiri adalah kurangnya kemampuan untuk bersabar, karena tidak terbiasa menahan perasaan dan emosi.

3. Segera merespons tangisan anak-anak dengan memberikan apa yang dia inginkan

mother and kids by daria shevtova

mother and kids by daria shevtova via http://pexels.com

Menangis adalah cara bayi untuk berkomunikasi, namun hal ini tak bisa kita anggap sepele, dan kita terkadang terburu-buru segera memberikan apa yang anak inginkan. Namun pada kahsus tertentu jika ini dibiarkan bisa menimbulkan persepsi pada anak, bahwa dengan menangis mereka akan mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan.

Saat bayi menangis kita akan berusaha mencari tahu sebabnya, nah sembil melakukan pencarian sebab itu kita harus juga mengajarkan pada si kecil bagaimana harus bersabar. Berawalnya sikap frustasi pada anak-anak bukan karena ia harus bersabar, tetapi karena ia tidak diajarkan bagaimana harus bersabar. 

Kita tak perlu khawatir tentang dampak negative dari menangis, semakin menangis nafasnya akan semakin dalam dan organ dalamnya akan berkembang jadi lebih baik.

4. Menghormati kemauan anak dan membiarkan anak melakukan apa yang diinginkan tanpa mengajarkan pertimbangan

family

family via http://pexels.com

Mengajarkan pertimbangan pada anak usia dini? Apa mungkin?. Caranya dengan komunikasi, mengajarkan bahwa kemauan anak harus disertai dengan tanggung jawab dan kita sebagai orang tua harus punya komitmen yang tegas terhadap keputusan yang kita ambil. 

Sebagai contoh saat anak bersi keras meminta mainan padahal mereka sudah punya banyak mainan yang masih layak dimainkan, meskipun sikecil merengek dengan hebatnya, sikap kita harus tetap konsisten tidak memberikan begitu saja apa yang mereka inginkan. Sampaikan pada anak-anak bahwa apa yang ia minta bisa saja menjadi mubazir, dan Allah tidak suka mubazir, dirumah masih banyak mainan yang bisa dimainkan”.

Untuk menghindari hal ini sebelum berangkat kita bisa membuat  kesepakatan terlebih dahulu, bahwa “kita tidak akan membeli maina, hanya membeli kebutuhan rumah” dan jika sikecil tidak setuju maka ia tak boleh ikut.

5. Ketegasan yang berujung pada kekerasan yang melukai hati anak-anak

family by J carter

family by J carter via http://pexels.com

Kadang kita sebagai orang tua selalu berfikir bahwa kita tegas untuk mendisiplinkan anak-anak. Tapi terkadang apa yang kita lakukan malah dapat berakibat tidak baik pada tumbuh kembang anak kita. 

Kedisiplinan bukan hanya untuk membesarkan anak-anak baik yang menuruti apa yang orang tua atau guru mereka perintahkan begitu saja. Itu sebabnya saat anak kita mulai membantah kita juga harus bersyukur bahwa saat itu juga anak sedang bertumbuh. Masa-masa perlawanan sangat penting bagi tumbuh kembang anak kita, dan saat itu pula momen penting untuk kesempatan kita bertumbuh.

Ini sebabnya sebaiknya kita tidak terpancing emosi saat apa yang anak kita lakukan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Setiap anak begitu special hadir dalam hidup kita, kita. sebagai senior kehidupan kita harus menyampaikan dengan jelas jika anak kita melakukan sebuah kesalahan.

Ayah dan bunda, mendidik anak adalah seni seumur hidup yang sejatinya tak boleh gagal, setiap keluarga bisa saja memiliki cara yang berbeda untuk mendidik anak-anak mereka. Yang terpenting adalah berbicaralah dengan rasa cinta dan menerima anak kita apa adanya, tak masalah apakah ia dapat atau tidak dapat melakukan sesuatu. Yang terpenting anak-anak tak pernah merasa tidak ada cinta lagi untuknya.

Karena mendidik anak adalah proses belajar seumur hidup bagi kita sebagai orang tua, maka jangan pandang anak sebagi seseorang yang sudah jadi. Terus menjadi orang tua pembelajar adalah salah satu-satunya jalan menuju kesuksesan anak-anak kita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menulis adalah cara terbaik untuk mendidik diri sendiri

Editor

Not that millennial in digital era.