Kebiasaan Orang Tua yang Justru Membuat Anak-Anak Sulit Menjadi Disiplin

Tidak hanya anak yang perlu belajar soal disiplin, orang tua juga

Mungkin semua orang tua punya naluri untuk menjadi orang tua dan membesarakan anak-anak. Tapi setujukah kalau setiap orang tua butuh belajar untuk bisa mendidik anak-anak dengan baik?
 
Karena dunia selalu berubah, itu sebabnya menjalani hidup saat ini berbeda dengan bertahun-tahun lalu. Anak-anak kita harus belajar bagaimana menjalani hidup mereka di dunianya saat ini hingga di masa depannya nanti. Anak-anak butuh belajar tentang nilai-nilai dasar yang harus dimiliki dalam kehidupan mereka, salah satunya adalah sikap disiplin yang harus ditanamkan sejak dini. Kita tentu sepakat bahwa itu tidaklah mudah, tak jarang ada orang tua yang sering gagal dalam berusaha mendisiplinkan anak sejak dini. Bisa jadi disebabkan karena beberapa kesalahan ini yang sering terjadi.

Advertisement

1. Menjadikan disiplin sebagai perintah bukan kerja sama

Photo by pexels

Photo by pexels via http://www.pexels.com

Orang tua sering meminta anak untuk membereskan mainannya sendiri setelah mereka gunakan, tapi kenyataannya anak berulang tetap berantakan setelah digunakan. Menankan prinsip disiplin sebagai kerja sama membuat proses mendisiplinkan anak sejak usia dini menjadi lebih mudah. Sebagai contoh ketika anak selesai bermain orang tua bertanya pada anak-anak apakah sudah selesai atau belum, jika sudah tawarkan bantuan untuk membereskan mainan yang sudah selesai dimainkan.

2. Tidak konsisten dalam setiap membuat peraturan

Photo by pexels

Photo by pexels via http://www.pexels.com

Diusia 2-3 tahun si kecil masih mempelajari segala respon akibat perlakuan mereka di lingkungannya. Oleh karena itu, kita wajib konsisten membuat aturan dalam kehidupan sehari-hari. Itu agar anak tak perlu merasa tertekan harus disiplin pada aturan setiap saat. Aturan menjadi pola hidup sehari-hari yang pada akhirnya si kecil akan merasa kekurangan sesuatu jika tidak melakukannya.

Advertisement

Tidak konsistennya kita saat menerapkan peraturan pada anak dalam kehidupannya sehari-hari membuat si kecil terasa berat dengan aktivitas disiplin yang kurang konsisten itu karena bukan pola hidup mereka seperti biasanya.

3. Ekspetasi terlalu tinggi pada aktivitas disiplin yang dilakukan anak.

Photo by pexels

Photo by pexels via http://www.pexels.com

Terkadang kita sering melupakan apa yang sudah mampu dikerjakan anak saat ini. Kita hanya fokus pada yang belum bisa dikerjakannya saat ini. Contohnya kita sering kali meminta anak untuk tidak mengacak-ngacak lemari pakaian setiap kali mengambil baju sendiri. Padahal kondisinya terlalu banyak baju yang semua berada dalam satu lemari tanpa pengelompokan yang jelas pada tempat jenis pakaian (atasan, bawahan, baju dalam, seragam dll).

Anak usia dini mereka belum mampu secara pasti memahami sebab akibat dari perbuatan yang mereka lakukan akan menyulitkan dirinya sendiri dan orang lain. Sebelum kita mengajak anak untuk bisa disiplin mengambil baju sendiri yang akan mereka kenakan maka, alangkah baiknya kita siapkan lemari yang pas untuk menaruh pakaian sikecil secara terpisah-pisah sesuai jenisnya.

Advertisement

4. Orang tua yang tidak kompak

Photo by pexels

Photo by pexels via http://www.pexels.com

Kekompakan antara ayah dan ibu sangatlah penting untuk mendukung terbentuknya prilaku disiplin positif pada anak. Jika ada aturan setaip malam harus selalu mematikan TV di jam 9 malam, tapi salah satu dari ayah/ ibu merasa bahwa “yaudahlah, toh besok hari libur jadi lihat TV lebih dari jam 9 malam bukan hal yang masalah”. Hal itu akan membuat sikecil merasa bahwa ternyata bukan hal besar ketika ia tidur lebih dari jam 9 malam. Padahal tidur yang cukup di malam hari bisa memberikan kualitas hidup yang baik di pagi harinya.

5. Memberi hukuman berlebihan dan bukan konsekuensi dari perilaku yang dilakukan

Photo by pexels

Photo by pexels via http://www.pexels.com

Tekadang sebagai orang tua kita sering sulit membedakan antara hukuman dan konsekuensi dari perbuatan anak. Semisal, saat anak tak mau tidur tepat waktu dan tidur lebih larut kita biarkan saja. Saat anak susah untuk dibangunkan, lalu membuatnya bangun kesiangan sehingga membuatnya terlambat datang ke sekolah dan mendapat hukuman karena terlambat tak bisa masuk kelas. Proses ini membuat si kecil lebih peka terhadap hunbungan sebab akibat dari perilaku yang ia lakukkan dari pada hukuman yang diberikan yang sebenarnya tak ada hubungannya dengan prilaku negatif yang ia lakukan.

Pendisipilan pada anak tak ubahnya menjadikan aturan-aturan sebagai pola hidup dalam aktivitas sehari-hari.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menulis adalah cara terbaik untuk mendidik diri sendiri

CLOSE