Dear Papa dan Mama, Meski Sepele tapi 5 Perilaku Ini Justru Membuatmu Menjadi Toxic Parents lho!

perilaku sepele toxic parents

Semua anak juga memiliki keinginan untuk hidup bahagia dengan orang tuanya. Namun kenyataannya,  tidak sedikit anak yang tumbuh besar bersama orang tua yang memiliki pola asuh yang dapat dikatakan salah. Dalam istilah psikolog, toxic parents dapat digambarkan dengan orangtua yang memiliki pola asuh yang kasar dan destruktif, bahkan dapat merusak psikologi anak. Orangtua seperti ini cenderung tidak memperlakukan anaknya dengan hormat sebagai individu.

Orangtua bisa saja berperilaku selayaknya orangtua pada umumnya. Memenuhi kebutuhan anak, tidak menyakiti fisik, dan menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Akan tetapi ada beberapa perilaku orang tua yang justru bisa menjadikan mereka sebagai toxic parents. 

Advertisement

1. Menuntut kendali masa depan

Freepik/peoplecreations

Freepik/peoplecreations via https://www.freepik.com

Hal ini sangat sering terjadi dan mungkin kita juga pernah mengalami, perilaku seperti ini kerap dijumpai pada orangtua zaman dulu. Munculnya ekspetasi berlebih tentang masa depan serta dengan dalih demi kebaikan anak, tidak sedikit orangtua yang merusak mimpi dan cita-cita anaknya. 

Ketika seorang anak mengungkapkan apa yang mereka cita-citakan, orangtua membuyarkan mimpi mereka dengan memberikan komentar negatif lalu mengarahkan anak untuk menjadi apa yang orangtua inginkan. Seolah anak akan hidup bahagia jika mereka menuruti apa perkataan orangtua, dengan kata lain masa depan seorang anak berada ditangan orangtua.

Advertisement

2. Tidak menghargai pendapat anak

Freepik/peoplecreations

Freepik/peoplecreations via https://www.freepik.com

Orangtua dengan kriteria seperti ini sangat jarang memberi apresiasi terhadap anak. Orangtua hanya menerima hasil dan selalu merasa kurang dengan apa yang diberikan oleh anak. Tidak pernah mau tau apa usaha serta luka yang didapat oleh anaknya. Tak jarang juga hal seperti ini akan berakhir dengan orangtua mencari “orang lain” untuk dibandingkan dengan anaknya.

3. Perasaan orangtua menjadi tolak ukur

Freepik/peoplecreations

Freepik/peoplecreations via https://www.freepik.com

Pernah mendengar kalimat seperti ini “Apa kalian tidak kasihan dengan orangtua? Mau ayah ibu sakit-sakitan karena kalian?”. Kalimat tersebut sering kali terlontar saat orangtua sedang jengkel dengan anaknya.

Dalam hal ini orangtua menuntut anak untuk selalu memahami perasaan orangtua. Orangtua selalu mengutamakan kebutuhan mereka sendiri tanpa memikirkan kebutuhan atau perasaan anak. Tindakan seperti ini membuat anak merasa terbebani dan merasa memiliki tanggung jawab atas perasaan dan kebahagiaan orangtua.

Advertisement

4. Rentenir dalam keluarga

Freepik/peoplecreations

Freepik/peoplecreations via https://www.freepik.com

Istilah seperti ini dapat dikategorikan untuk orangtua yang mudah mengungkit apa saja yang telah dilakukan untuk anaknya, termasuk juga dengan besar biaya yang telah mereka keluarkan untuk memenuhi kebutuhan anak. Hal tersebut dijadikan alat untuk mengendalikan kehidupan anak dimana membuat anak dipaksa mengikuti kemauan orangtua.

5. Mengontrol berlebih

Freepik/peoplecreations

Freepik/peoplecreations via https://www.freepik.com

Orangtua yang tidak pernah bisa menganggap anaknya dewasa dan memiliki ruang terpisah dengan mereka. Tidak jarang juga orangtua menganggu ruang pribadi anak dan memberi nasihat tanpa diminta. Orangtua memiliki kontrol kuat hingga anak harus melakukan apa yang dikehendaki orang tua, tanpa adanya tawar menawar.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Editor

une femme libre

CLOSE