Kepada Manusia yang Aku Panggil Ayah

Halo Ayah, bagaimana kabarmu hari ini? Masihkah kau menggantung kecewamu disela-sela langkah kakimu? Masihkah penyesalan itu terasa di dalam relung hatimu?

Aku paham dengan kecemasan-kecemasan yang ada diisi kepalamu, tentang gadismu ini yang tak pandai memainkan perannya sebagai manusia. Tapi ayah tolong ijinkan aku menjelaskan sedikit tentang apa yang aku pikirkan sebelum kau berspekulasi tentang gadismu ini. Agar kau tak salah sangka tentang perubahan sikapnya padamu dan tentang mengapa gadismu tak seperti gadis lain pada umumnya.

 <>1. Ingatkah tentang bagaimana kita dulu?
Ayah dan ibu

Ayah dan ibu via http://google.image.com

Aku adalah putrimu, gadis yang tumbuh dan berkembang dari spermamu yang menempel pada sel telur ibuku. Ingatkah bagaimana perasaanmu ketika mendapati istrimu dinyatakan positif hamil? Sungguh aku penasaran tentang apa yang kau rasa ketika itu, tentang ekspresi wajahmu. Apakah kau sedih karena akan ada tambahan beban dalam hidupmu atau ekspresi senang karena mendapatkan kabar baik seperti yang ada dalam sinetron-sinetron, tentang suami yang bergembira menyambut keturunannya?

Maafkan aku ayah, karena telah lancang dalam pembukaan suratku ini. Tapi sungguh, kadang itu salah satu hal yang mengganggu isi kepalaku. Kau pasti marah tentang keraguanku yang mengatas namakan dirimu? Ah, maaf yah, kita lupakan saja tentang keraguanku yang ini.

<>2. Manusia memiliki dua sisi yang sulit dipahami
Dua sisi yang sulit dipahami

Dua sisi yang sulit dipahami via http://google.image.com

Manusia memiliki dua sisi yang sulit dipahami, bukan begitu yah? Seperti dirimu yang sulit aku pahami. Kadang, aku merasa gagal karena tak bisa paham dengan apa yang kau mau. Tak mengerti tentang inginmu, dan tak mengerti mengapa kau melakukan hal yang sama hanya untuk memberi luka yang sama sakitnya.

Kau pasti bingung mengapa aku menulis demikian. Biar aku mengungkit sedikit tentang sikapmu yang membuatku terpaksa mengutuk keadaan.

Ini pasti salah. Tolong Tuhan jelaskan padaku bahwa apa yang terjadi padaku kali ini bukanlah hasil dari lentikan jemariMu.

Aku protes pada Tuhan ketika aku mengetahuimu malakukan penghianatan. Bukankah gadismu ini lucu yah, ia berani protes pada Tuhan tentang hidupnya.

<>3. Sesuatu hal itu yang aku sebut kecewa
Kecewa itu berbaur

Kecewa itu berbaur via http://google.image.com

Sikapmu yang kasar dan mau menang sendiri kadang membuatku merasakan sesuatu hal yang sama sekali tak pantas untuk diutarakan. Ketika kau sering membuat mata ibuku basah ada rasa yang tak biasa hadir, sesuatu itu yang aku sebut kecewa. Aku marah, sangat marah ketika tahu kau memiliki wanita lain selain ibuku. Anak mana yang tak marah melihat penghianatan yang dilakukan sang ayah terhadap ibunya?

Kecewa itu berkembang semakin dalam ketika kau membela mati-matian dia yang tanpa rasa berdosa telah membuatmu menjadi mahluk yang tak tahu diri. Kau menjadi manusia yang kerap kali alpha sebagai seorang ayah, haruskah aku melepas gelarmu sebagai seorang 'Ayah'? Panggilan ayah yang kau sandang perlukah aku mecopotnya dengan paksa?

<>4. Kadang pertengkaran itu menjadi cara kita berkomunikasi
kadang diam adalah cara terbaik

kadang diam adalah cara terbaik via http://google.image.com

Aku berkembang menjadi gadis yang lebih memfungsikan jarinya ketimbang mulutnya. Kini, aku tak lagi ingin banyak bicara denganmu. Pertengkaran-pertengkaran yang sering aku dengar juga membuatku lebih memfungsikan telinga. Sehingga satu-satunya cara untuk bisa berkomunikasi denganmu adalah lewat pertengkaran-pertengkaran yang memaksaku untuk terlibat.

Masihkah kau ingat tentang pertengkaran pertama kita ayah? Tentang aku yang membanting pintu dengan kencang dan kau yang memukul meja dengan keras. Aku yang tak mengerti tentang inginmu dan kau yang tak paham dengan inginku.

Ketika itu kau berkata bahwa 'Laki-laki adalah manusia paling brengsek yang ada di bumi'. Entah apakah aku harus senang mendengar pernyataanmu yang mengakui tentang fakta, bahwa kau memang salah satu manusia breksek atau harus sedih karena mengetahui bahwa manusia yang aku panggil ayah menjadi bagian dari manusia yang brengsek?

<>5. Tak perlu khawatir, gadismu mampu memerankan perannya dengan baik
Aku baik, tak perlu khawatir

Aku baik, tak perlu khawatir via http://google.image.com

Kau tahu yah, sampai detik ini aku masih bersyukur karena memiliki ayah sepertimu. Meski faktanya kau sering menggantungkan kecewa pada kedua kantung mataku dengan beberapa sikapmu. Kau sering mendapati diriku yang menghindarimu ketika kau berbicara padaku, maaf mungkin kau juga kecewa dengan sikapku. Tapi, ini adalah caraku untuk meredam marahku.

Aku berusaha mengendalikan diri agar aku tak menjadi anak yang tak tahu diri, yang membenci ayahnya sendiri. Karena aku mencintaimu, sangat. Bukankah cinta itu tak memiliki syarat, perasaan yang tak akan berubah meski jutaan kali kau disakiti?

Kau tak perlu menyesal atas sikapmu dan juga tak perlu khawatir tentangku yang mungkin membuatmu beranggapan bahwa aku tak akan percaya dengan lawan jenis karena dirimu. Karena aku tahu setiap orang itu berbeda meski diciptakan dengan komposisi yang sama. Lantas mengapa aku harus memperlakukan setiap orang dengan cara yang sama?

Itulah apa yang ingin aku utarakan, kau tak perlu khawatir tentang perubahan yang terjadi pada gadismu ini. Aku masih menjadi gadis normal hanya saja aku sedikit berbeda dari gadis sepantaranku. Jadi, lenyapkan kekhawatiran yang memasung langkah kakimu, bunuh penyesalan yang ada di relung hatimu. Percayalah, gadismu ini mampu memerankan perannya dengan baik, ia akan selalu baik-baik saja. Karena ia sudah terbiasa tanpa dirimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Gadis pelupa yang selalu menghujani kepalanya dengan banyak tanda tanya

4 Comments

  1. keren banget sumpah, ini bener2 ngewakilin perasaan gue, makasi udah nulis apa yg gk bisa gue ungkap. gue suka banget