Ketika Jatuh Cinta dan Kehadiran yang Tiba-tiba Mengalahkan Kriteria

Setiap orang pastinya pernah dan masih mengharapkan pasangan hidup yang begini dan begitu. Lebih lagi soal fisik, kepribadian, materi, ataupun strata sosial. Parameter dan kriteria akan seseorang seakan menjadi hal wajib.

Dulu sering sekali menjumpai kata-kata yang sangat spesifik. Seperti ingin yang cantik, tampan seperti idolanya, umur, sifat dan kebiasaan calon pasangan. Banyaknya angka, patokan dan syarat seakan menjadi cita-cita dan harapan.

Semua orang pernah bertanya atau ditanya mengenai soal kriteria pasangan hidup. Namun, seiring dengan beranjaknya usia, bergulirnya waktu dan pola pikir secara alamiah, membuat semuanya berubah. Semua itu menjelma menjadi pertemuan yang tak disangka-sangka. Kemudian, membuat kedua orang saling mengenal lebih jauh, berkomitmen dan menerima satu sama lain.

Jatuh cinta kadang tak bisa ditebak dan datang tiba-tiba bagaikan angin di siang hari. Manusia memang diciptakan beragam. Jangan heran jika banyak yang berbeda dan tidak memiliki kesamaan antara ia dengan pasangannya karena memang jatuh cinta tidak harus sama, tapi berbeda termasuk dengan kriteria pribadi. Menyiapkan kriteria sebagai ketertarikan itu wajar, hanya saja untuk jodoh tidak ada yang tahu bukan? Tugas manusia hanya merespon dan memahami. Jika ada yang di dekatnya, mengapa ia tak memperhatikan? Semua ini menjadi misteri.

Advertisement

1. Kriteria tertulis dan beralasan, sedangkan cinta tidak

Foto oleh GUIVERG dari Pexels

Foto oleh GUIVERG dari Pexels via https://www.pexels.com

Dulu inginnya yang begini, yang begitu ataupun yang seperti ini dan itu. Dari segi fisik, umur dan kepribadian semuanya diucapkan. Padahal sebenarnya itu semua cuma keinginan semata. Walaupun sah-sah saja semuanya terucap sebelum kedewasaan dalam berhubungan itu muncul.

Menginginkan sesuatu jelas ada alasannya. Ingin yang seperti ini karena begitu. Sedangkan ingin yang seperti itu karena begini. Semua pasti ada sebabnya dari pengalaman, keinginan, masa lalu dan ketertarikan, tapi jika sudah dipertemukan oleh dia yang terasa menarik walaupun berbeda kriterianya mau apa? Bisakah mengelak dan menolak? Membohongi perasaan itu mustahil. Tugasmu hanyalah memulai dengan kedewasaan dan menjalaninya.

Advertisement

2. Waktu dan tempat akan mengiringi kedewasaan dalam menerima

Foto oleh Budgeron Bach dari Pexels

Foto oleh Budgeron Bach dari Pexels via https://www.pexels.com

Setiap manusia itu tumbuh dan berubah layaknya kedewasaan. Waktu dan tempat akan membuatmu belajar dari sekitar. Jika sebelumnya setiap orang hanya tahu bagaimana cara mengatakan keinginan dan memilih. Namun, ketika waktunya tiba, setiap orang akan mengerti satu hal lagi yaitu menerima.

Semua pasti bisa memahaminya dengan belajar dari sekitar. Semua juga akan mengutamakan kenyamanan dan rasa spesial dari kehadiran seseorang itu. Dengan kata lain, setiap orang sudah melupakan kriteria untuk pendamping hidup.

Yang terpenting hanya dia saja yang terbaik. Seperti orang bilang, tak peduli tak sempurna, ia yang terbaik. Kalimat itulah yang akan dipahami secara kedewasaan setelah waktu dan tempat berperan.

Advertisement

3. Keinginan akan seseorang dikalahkan dengan kehadiran seseorang

Foto oleh Blue Bird dari Pexels

Foto oleh Blue Bird dari Pexels via https://www.pexels.com

Dia mungkin tak seperti yang dulu kamu inginkan, ia juga mungkin tak seperti yang kamu idam-idamkan, tapi itu semua dulu, sekarang ia datang tiba-tiba dengan membuatmu bahagia.

Saat seseorang merasa bahagia dengan orang yang ia temukan, apakah masih sempat memikirkan keinginan yang dulu? Tidak. Rasa bahagia atas kehadirannya itu jelas nikmat di ambang batas. Rasa keinginan atas kriteria pasangan hidup pun sudah sirna, kalah dan pergi meninggalkan 

Keinginan yang terkesan sebatas cita-cita  akan dikalahkan dengan kehadiran yang datang di saat seseorang sedang menginginkannya. Kehadiran itu alamiah dengan usaha masing-masing. Saat seseorang membutuhkannya, ia akan datang dan tak perlu menginginkan yang lain. Setiap orang hanya butuh kehadirannya di saat keduanya saling membutuhkan hingga selamanya.

4. Kriteria itu terencana, tapi pertemuan itu alamiah

Foto oleh Samson Katt dari Pexels

Foto oleh Samson Katt dari Pexels via https://www.pexels.com

Banyak orang bilang bahwa jodoh itu takdir meskipun ada yang bilang juga pilihan. Bagi yang memegang prinsip pilihan, jelas hanya perlu menjaganya sampai waktunya tiba. Namun, kalimat bahwa jodoh itu misteri juga memang kadang berlaku dalam dunia ini.

Bagaimana mungkin jika seseorang berprinsip ingin berkomitmen dengan karakteristik yang sesuai dengan keinginan, waktu dalam memulai dan segala macam rencana tiba-tiba bisa berubah dengan romansa yang tiba-tiba? Semua bisa terjadi. 

Memilih, menjaga sampai berkomitmen adalah pilihan yang dimana prosesnya pun sebenarnya belum tentu berdasarkan kriteria 100 persen. Karena pada dasarnya kriteria itu bukan harus dicocokkan seluruhnya, namun menerima dengan ikhlas dengan memahami kekurangannya.

Proses memahami adalah proses yang alamiah karena setiap orang akan mendalami mengapa ia harus memakluminya, merubah cara pandang tentang seseorang dari sepanjang perjalanan hidupnya. Sangat berbeda dengan kriteria yang hanya berisi ceklis, silang dan memilih yang pas saja tanpa memahami kekurangan manusia yang tak sempurna.

5. Dari aku ingin yang seperti ini dan itu menjadi aku cuma ingin dia

Foto oleh Katerina Holmes dari Pexels

Foto oleh Katerina Holmes dari Pexels via https://www.pexels.com

Mengapa memilihnya? Kenapa mau bersamanya? Entahlah, ketika mendapat pertanyaan ini seseorang hanya menjawab ingin bersamanya terus-menerus.

Seseorang itu akan lupa bagaimana dulu ia menginginkan seseorang yang tidak sesuai keinginannya dulu. Namun, jauh dari itu, yang terpenting adalah kenyamanan bagi diri sendiri dan pilihannya. Seseorang itu tidak membutuhkan yang lain lagi.

6. Pada akhirnya, pertemuan itu lebih cepat dari pencarian terus menerus

Foto oleh Vanessa Garcia dari Pexels

Foto oleh Vanessa Garcia dari Pexels via https://www.pexels.com

Ketika seseorang sedang melakukan pencarian bersama dengan seseorang lainnya di waktu yang sama. Percayalah kadang pertemuan itulah jawabannya. Memang pencarian itu berbeda dengan pertemuan namun dari segi waktunya berbeda.

Pencarian akan berujung pada pertemuan. Hanya saja mau sampai kapan mencari? Mengapa terus mencari kedepan sementara didekatmu ada seseorang yang jika Kamu berhenti sejenak bisa mengakhiri pencarian.

Hingga akhirnya pertemuan akan tercipta dan melepas lelah bersama. Kadang memang setiap orang hanya fokus untuk keinginan hingga Ia tidak menyadari keinginannya tersebut hanya menyiksanya dalam lelah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan Penulis Tapi Si Kritis

CLOSE