Kuliah Bukan Cuma Soal IPK, Pelajaran Hidup adalah yang Utama

Kuliah bukan cuma IPK

Untuk kamu yang mahasiswa, apa sih yang terlintas di pikiran kamu saat pertama kali menginjakkan kaki di kampus? Pastinya banyak sekali yang kamu pikirkan saat menjadi mahasiswa baru. Jika digunakan kesepuluh jari tangan, tentu tak akan cukup untuk merincinya.

            Salah satu di antara sekian banyak hal yang kamu pikirkan tersebut, IPK adalah salah satunya, bukan? Ya, mahasiswa dan IPK memang tak terpisahkan.

            Apakah kamu termasuk mahasiswa yang sering mengkhawatirkan IPK? Jika iya, ada baiknya kamu baca beberapa opini di bawah ini. Bahwa kuliah bukan cuma soal IPK. Masih banyak hal lain yang perlu kamu nikmati, jangan fokus pada IPK saja.

1. Untuk apa kuliah mahal-mahal kalau yang dicari cuma nilai?

Biaya kuliah tidak murah.

Biaya kuliah tidak murah. via http://playbuzz.com

Jika kamu kuliah hanya untuk mencari nilai, lantas untuk apa kamu mengorbankan begitu banyak uang orang tua kamu? Sama saja artinya kamu menukar uang dengan lembar kertas berisi daftar nilai.

Setiap hari, yang ada dalam pikiran kamu hanya nilai, nilai, dan nilai. Ini akan membuat kamu menjadi orang yang curang. Kenapa tidak? Karena prioritasmu hanya nilai, tentu kamu akan tergoda untuk melakukan apa saja demi meraih nilai yang tinggi itu, bukan?

Kamu akan menjadi mahasiswa yang berlabel IPK tinggi. Tapi, tidakkah kamu sadar bahwa diri kamu sendiri tidak mendapatkan apapun? Bangga, iya. Siapa yang tidak bangga jika mendapat IPK tinggi? Tapi di luar rasa bangga itu, adakah kamu mempertanyakan diri kamu sendiri? Tidakkan kamu merasa kosong di pikiran juga hati?

Nilai yang sesungguhnya bukan angka yang kamu dapatkan. Tapi, bukan berarti nilai tinggi itu tidak penting, ya. Maksudnya, jangan HANYA terfokus pada nilai. Oke?

2. Ilmu yang kamu simpan selama perkuliahan jauh lebih berguna ketimbang lembar historis nilai

Sosialisasi di dunia kerja.

Sosialisasi di dunia kerja. via http://infokuberita.com

Saat kamu terjun ke lapangan, bisakah lembar historis nilai kamu menyelesaikan pekerjaan kamu? Tidak, dia hanya kertas. Ingat, hanya kertas. Yang digunakan di lapangan kerja adalah otak kamu, kepribadian kamu, kemampuan kamu sendiri. Rekan kerjamu tidak akan peduli lagi mau setinggi apa IPK kamu. Yang mereka lihat nanti adalah kemampuan kamu. Bukti bahwa kamu memang lulusan dengan IPK tinggi, harus kamu tunjukkan dengan kepintaran yang sesungguhnya, kemampuan bersosialisasi yang baik, dan juga mental yang bagus.

IPK tinggi tidak ada gunanya jika pengetahuan kamu nol, jika kamu tidak mampu bersosialisasi, jika kamu punya mental tempe! IPK tinggi hanya akan tinggal kenangan jika kamu tak punya bekal yang mumpuni di dunia kerja nanti.

3. Ada yang jauh lebih berharga ketimbang IPK, yaitu pengalaman

Pengalaman dengan teman-teman.

Pengalaman dengan teman-teman. via http://www.pexels.com

Nilai yang sama bisa kamu dapatkan dimanapun, karena ia hanya angka-angka yang bisa dikendalikan manusia. Namun pengalaman? Pengalaman yang sama tak akan pernah kamu dapatkan di waktu dan tempat yang berbeda.

Jadi, selama berkuliah jangan hanya memikirkan IPK. Nikmatilah masa penuh cerita, derita, dan bahagia selama kamu berkuliah. Mulai dari masa-masa penyesuaian di tahun pertama, susahnya jadi anak kos, pusingnya menghadapi dosen, perjuangan mengerjakan tugas dan praktik, hingga persahabatan yang penuh ujian. Semua itu adalah pengalaman yang sangat mahal. Dan sangat berguna untuk bekal kamu di masa depan.

Meski pun nanti, hasil akhir yang kamu dapatkan tidak sesuai dengan harapan padahal kamu sudah berusaha keras. Jangan kecewa, karena Tuhan sudah menghadiahkan kehidupan yang unik selama kamu berkuliah. Memberikan kamu pengalaman yang luar biasa selama menjadi mahasiswa. Pengalaman adalah pelajaran yang memperkaya jiwa kamu, mendewasakan kamu.

Menjadi dewasa jauh lebih sulit dari pada menjadi pintar, iya ‘kan?

4. Hanya fokus pada IPK, akan membuat hubungan sosial kamu sempit

Jangan cuma berteman dengan buku.

Jangan cuma berteman dengan buku. via http://micpublishing.co.id

Kurang pergaulan berbeda dengan kurang gaul. Yang dimaksud disini adalah menjadi mahasiswa yang pergaulannya luas, bukan gaul doang, hehe.

Siapa bilang pergaulan luas tidak berguna? Hmm, sering saya lihat, mahasiswa yang terobsesi pada IPK itu pergaulannya sempit. Karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengejar IPK, dan kurang peduli pada lingkungan sekitarnya.

Menjadi mahasiswa bukan berarti kamu harus di Perpustakaan melulu. Mahasiswa juga masih sempat hang out, kok! Siapa bilang nongkrong itu menganggu kuliah? Justru, mahasiswa yang pintar mengatur waktu antara belajar dan bergaul adalah mahasiswa yang hebat.

Bayangkan, apakah IPK tinggi itu yang akan membantu kamu saat kesulitan nanti? Tidak, dia hanya kertas. Justru teman-temanlah yang akan membantu kamu disaat susah. Jika kamu punya banyak teman, tentu banyak juga yang bisa kamu hubungi saat kamu dalam masalah. Apalagi di usia mahasiswa yang rata-rata tujuh belas tahun ke atas, sangat rentan dengan masalah hidup yang pelik.

Tenang, jika kamu pandai bergaul, kamu akan aman.

Ingat! Di dunia kerja nanti, orang yang pandai bergaul lah yang dipertahankan perusahaan.

5. Kamu akan depresi jika prioritasmu cuma IPK

Jangan depresi, mahasiswa!

Jangan depresi, mahasiswa! via http://imagemasterkoepink.com

Bayangkan, jika kamu sudah melakukan berbagai cara—mulai dari yang jujur sampai curang—untuk mendapatkan IPK tinggi, tapi hasilnya malah tidak sesuai dengan ekspektasi? Kecewa, sakit hati, depresi? Sering kok, saya temui mahasiswa yang begitu.

Nikmati saja waktu-waktu perkuliahan itu. Kerjakanlah tugas dengan sungguh-sungguh, dengan isi otak sendiri, jangan nyontoh temen apalagi plagiat tugas orang. Toh kalaupun tugas yang dibuat sendiri itu jelek, yang penting ‘kan bikin sendiri? Jauh lebih bernilai—di mata Tuhan—ketimbang tugas orang yang nilainya A, tapi hasil CtrlA-CtrlC-CtrlP.

Kerjakan ujian dengan kemampuan kamu, jangan nyontek mulu. Untuk apa sih gunanya kertas ujian kamu nilainya bagus tapi minjem otak orang?

Intropeksilah diri kamu sebagai mahasiswa. Bagaimana mungkin kamu mau mendapat hasil yang sama dengan mahasiswa yang jujur dan berusaha? Mulailah jadi mahasiswa yang mengandalkan kemampuan sendiri. Jangan terbebani tuntutan IPK hingga kamu menyiksa diri sendiri, melakukan perbuatan curang, dan merusak hati nurani kamu.

Bukannya munafik, tapi saya rasa kuliah itu memang bukan hanya soal IPK. Saya yakin, mahasiswa yang masih bisa berpikir jernih setuju dengan pendapat saya. Semua mahasiswa pasti ingin dapat IPK tinggi, tapi jangan terobsesi. Oke?

Jadilah mahasiswa yang berhati lapang dan berbahagia. Katakanlah pada diri kamu, “Yang penting saya sudah berusaha! Masih banyak hal baik yang saya dapatkan. Seperti pengalaman, teman-teman, dan kematangan mental”.

SEMANGAT MAHASISWA! JANGAN LUPA BAHAGIA, HEHE.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Author Amatir Ig: @puisimei

15 Comments

  1. Adry Weru berkata:

    Trimakasuh ini bkin aku sadar Tuhan memberkati

  2. Anda Pasangan Suami Istri yang belum dikaruniai Buah Hati, ada info bagus loh buat yang sulit untuk mendapatkan momongan, ada konsultasinya juga dengan dokter special kandungan, Info selengkapnya

    Klik http://tipshamil.com/?ref=bundarizky

    Sudah terbukti keberhasilannya dan banyak pasangan suami istri yang sukses untuk mendapatkan Buah Hati. Testimoni nya sudah banyak loh dan bisa dilihat. Gak salah donk untuk mencoba.
    Semoga Berhasil.

  3. Chels Ahmad berkata:

    Cari Minuman enak, sehat, halah, dan murah ? Apalagi kalo bukan Matcha green tea Minuman teh hijau dari jepang, mumpung lagi promo ! Buruan pesan Untuk informasi lebih lanjut bisa kunjungi di =>http://ahmadjr.com/jual-bubuk-green-tea-se-jabodetabek/ <=

  4. Nona Ribmar berkata:

    ya sangatlah betul.

  5. Bayu Bimantara berkata:

    Ini yg saya alami saat ini, saya lebih baik nyari skill programming drpd cape2 ngejar ipk. Dunia kerja ipk sudah tidak jadi tolak ukur, bisa aja mereka ber-ipk besar dapat hasil nyontek atau curang.