Makna Cinta yang Perlu Dimiliki Semua Pasangan. Tak Sekadar Rajin Umbar Kemesraan

Makna cinta yang perlu dimiliki pasangan

Setiap orang selalu punya makna tersendiri dalam menafsirkan kata cinta. Ada yang mengatakan cinta sejati adalah cinta yang abadi hingga di bawa mati, ada juga yang memaknainya sebagai perjuangan dan pengorbanan tanpa batas pada belahan jiwa yang kita cintai. Semua orang bebas memberi arti pada kata cinta sejati dan sejatinya kita tidak hanya bisa menafsirkannya pada seberapa romantis kata-katanya atau semesra apa potret yang sedang ia tampilkan

Advertisement

1. Cinta sejati itu ketika kamu bisa melihat dirimu dalam dirinya hanya dengan menatap matanya

Melihat dirimu sendiri

Melihat dirimu sendiri via http://pexels.com

Cinta yang sejati itu ketika kamu bisa menjadi diri kamu sendiri di depan orang yang kamu sayangi. Kamu tidak perlu sibuk menjadi orang lain untuk membuat dia terkesan karena hanya dengan manatap matanya kamu tahu bahwa di sinilah kamu harusnya berada.

Kamu akan tahu itu ketika sudah berada pada orang yang tepat untuk dicintai. Jadi jangan takut menjadi diri sendiri ya!

Advertisement

2. Bersamanya kamu tahu akan melangkah ke mana

Naluri menuntunmu

Naluri menuntunmu via http://pexels.com

Ketika kamu bersamanya maka kamu bisa melihat bagaimana masa depanmu. Di sanalah kamu bisa menemukan makna cinta sejati. 

Tidak perlu resah apa yang harus kamu persiapkan untuk menjalani hari-hari dengannya, karena rasa itu yang nantinya akan menuntunmu ke arah mana langkah yang harus kamu tuju.

Tenang saja, cinta selalu tahu ke mana jalan pulang.

Advertisement

3. Cinta yang tidak lagi bersyarat dan menerima segala sisi pasangan

Hshshsh

Hshshsh via http://pexels.com

Di saat kamu sudah bisa menjatuhkan hatimu tanpa perlu banyak syarat maka saat itulah waktunya kamu menemukan cinta sejatimu. Karena jika benar rasa yang kini sedang kamu emban itu disebut cinta, maka kamu tidak lagi butuh syarat ini itu untuk menyerahkan seluruh hatimu padanya.

4. Pengorbanan dan pemberian tidak lagi berharap balasan

Rela berkorban

Rela berkorban via http://pexels.com

Sejatinya cinta itu ketika kamu sudah rela berkorban untuk  orang yang kamu cintai tanpa lagi berharap kamu akan mendapat balasan yang sama. Karena tujuanmu hanya satu, dia bahagia dengan hasil pengorbanan dan pemberianmu. Jika tahap ini sudah bisa kamu lalui maka itulah makna hakiki dari cinta sejati.

5. Kamu sudah bisa membedakan antara mengiyakan semua kemauannya atau mengarahkan langkahnya ke arah yang lebih baik

Mengarahkan ke arah yang lebih baik

Mengarahkan ke arah yang lebih baik via http://pexels.com

Ketika pertama kali jatuh cinta mungkin kita cenderung mengabulkan semua keinginan orang yang kita cintai. Hal ini tidak terlepas dari harapan agar dia akan jatuh cinta juga kepada kita karena menuruti semua maunya. Cinta sejati tidak akan membiarkan pasanganya untuk berada di jalan yang salah.

Karena jika benar rasa yang saat ini sedang kamu alami itu cinta, maka kamu akan mengarahkannya ke arah yang pisitif tanpa bermaksud mendikte ataupun mengekangnya. 

6. Ketika ego dan marahmu bisa takluk hanya dengan kamu mengingat namanya saja

Tidak lagi mengedepankan ego

Tidak lagi mengedepankan ego via http://pexels.com

Ketika kamu sudah bisa menepiskan ego dan rasa marahmu hanya dengan mengingat dia, maka kamu sudah berada dalam tahap cinta yang sejati. Kamu akan berpikir ribuan kali untuk memuaskan egomu agar tidak menyakiti pasangan yang kamu cintai. Hal inilah yang membuat kamu terkesan di mata sang kekasih karena bisa menahan keegoisanmu demi berlangsungnya hubungan kalian.

So, tidak perlu risau kamu belum menemukan cinta sejatimu karena jika waktunya sudah tiba maka dia akan datang menghampiri hidupmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Panggil saja NH. Seorang wanita penikmat senja dan hujan. Menulis adalah seni menikmati hidup agar kenanganmu abadi dalam aksara.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE