Mengapa Anak Jarang Cerita dengan Orang Tua? 5 Hal Berikut Bisa Jadi Penyebabnya!

Menjadi orang tua merupakan pekerjaan yang sangat sulit apalagi ketika anak telah beranjak remaja, pada masa-masa sekolah menengah, anak akan cenderung memindahkan kedekatannya dari orang tua ke teman sebaya mereka. Hal ini akan seperti pil pahit yang mau tidak mau harus ditelan oleh orang tua karena merupakan fase yang wajar terjadi.

Orang tua yang tidak peka selalu menganggap bahwa anak sedang menjauhi mereka karena jarang memulai pembicaraan keluarga, padahal penyebab anak mereka seperti itu bisa jadi karena kesalahan orang tua itu sendiri, berikut beberapa alasannya!

Advertisement

1. Perbedaan generasi antara orang tua dan anak membuat komunikasi jadi ‘nggak nyambung’

Photo by Kindel Media from Pexels

Photo by Kindel Media from Pexels via https://www.pexels.com

Anak-anak remaja masa kini atau yang biasa disebut Gen Z telah menikmati kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup bahkan transformasi bahasa, cara pandang anak muda zaman sekarang juga sangat berbeda dengan cara pandang orang tua yang cenderung lebih tegas, kadangkala orang tua juga tidak memahami istilah yang dilontarkan anak sehingga membuat percakapan menjadi lebih sulit. 

Oleh karena ada saat dimana anak tidak pergi ke orang tua mereka untuk meminta nasihat dan justru lebih tertarik untuk menceritakan masalah mereka kepada teman sebaya. Anak-anak berasumsi bahwa orang tua sulit untuk diberi pengertian juga tidak akan membantu, sehingga mereka tidak ingin repot-repot memulai percakapan.

Advertisement

2. Orang tua sering memberi tanggapan negatif.

Photo by Karolina Grabowska from Pexels

Photo by Karolina Grabowska from Pexels via https://www.pexels.com

Hal lain yang sering membuat anak menjadi menjauh adalah ketika mereka menceritakan sesuatu yang buruk atau meminta nasihat, reaksi yang diberikan justru terlalu cepat dan menghakimi anak sehingga mereka tidak memiliki kesempatan untuk menjabarkan kronologisnya secara rinci.

Jelas orang tua tidak akan memikirkan apa yang anaknya rasakan saat itu, namun hal tersebut dapat melukai perasaan anak seumur hidup dan membuat mereka enggan untuk bercerita kembali bahkan ketika membutuhkan bantuan.

3. Orang tua sulit menjaga rahasia

Advertisement
Photo by Keira Burton from Pexels

Photo by Keira Burton from Pexels via https://www.pexels.com

Untuk menceritakan hal-hal yang penting dan sensitif orang tua seharusnya menjadi figur yang paling dipercaya anak untuk menjaga rahasia, hal tersebut yang membuat hubungan antara orang tua dan anak menjadi lebih erat.

Namun bagaimana jika orang tua membocorkan segala hal yang diceritakan anak kepada keluarga yang lain atau bahkan tetangga? Meskipun tidak disadari oleh orang tua, hal ini bukan hanya meruntuhkan kepercayaan namun juga dapat mempermalukan anak di depan orang lain. Jadi jangan tanya mengapa anak tidak mau lagi curhat ke orang tua.

4. Orang tua hanya ada untuk anak saat situasi serius atau genting

Photo by Monstera from Pexels

Photo by Monstera from Pexels via https://www.pexels.com

Memiliki pekerjaan sekaligus sebagai orang tua tentu sangat menguras tenga dan membuat kewalahan bahkan tidak memiliki waktu sama sekali untuk berkomunikasi dengan anak.

Hal tersebut seakan-akan mengintruksikan anak untuk hanya menghubungi orang tua saat situasinya sedang sulit atau genting, dalam hal ini anak menjadi sungkan untuk bercerita tentang masalah mereka karena tidak ingin menambah pikiran orang tua. Bukan hanya menghambat kedekatan dengan anak, perilaku ini juga membuat mereka merasa tidak diperhatikan.

5. Terlalu banyak memberikan intruksi dibanding perhatian

Photo by Liza Summer from Pexels

Photo by Liza Summer from Pexels via https://www.pexels.com

Memahami remaja memang membutuhkan teknik yang benar, ketika anak bercerita tentang sesuatu sesungguhnya mereka hanya butuh orang yang berada disana untuk mendengarkan, bukan untuk memperbaikinya dan memberikan instruksi khusus.

Anak yang beranjak remaja akan lebih intuitif dan tahu cara menghadapi masalah mereka sendiri. Coba juga untuk memuji prestasi anak saat dia bercerita tanpa menuntut sesuatu yang lebih tinggi. Karena alih-alih membantu, instruksi-instruksi dari orang tua justru membuat mereka pelik.

Masa pubertas membuat kehiduoan remaja kurang stabil, disinilah orang tua kebanyakan terseret perkelahian dengan anak dan meruntuhkan komunikasi. Yang terbaik adalah menjadi orang tua yang terbuka dan membiarkan anak datang dengan sendirinya, cukup yakinkan mereka bahwa anda adalah tempat aman dan orang yang bisa dipercaya

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I am a night thinker

CLOSE