Sebelum Maupun Sesudah Menikah, Pastikan Kamu Tetap Menjadi Perempuan Merdeka, Berdaya, dan Bahagia

Perempuan merdeka dan bahagia

Banyak sekali ekspektasi yang ditujukan untuk perempuan, baik dia sebagai anak, istri, maupun seorang ibu. Semua itu mengharuskannya untuk bertindak sesuai dengan standar sosial yang tumbuh di masyakarat sekitar. Sayangnya banyak sekali lingkungan yang menempatkan perempuan menjadi subyek kedua, yang keberadannya tak dianggap penting sehingga harus menurut dan sesuai dengan apa yang diperintahkan. Namun semua itu tidak berlaku bagi perempuan yang paham akan makna dirinya yang sesungguhnya, dia mampu berdiri sebagai perempuan yang merdeka dari segala hal yang menyudutkannya.

Kamu adalah salah satu dari mereka yang berusaha menjadi diri sendiri, hidup sebagai perempuan yang paham akan keberadaannya. Kamu berusaha hidup menjadi perempuan yang berbahagia dengan prinsip dan nilai-nilai yang kamu pegang. Bagimu berada difase hidup apapun, baik dalam fase anak-anak, remaja, dewasa atau bahkan dalam tahap pernikahan sekalipun, kamu tidak akan kehilangan nilai-nilaimu sebagai perempuan yang merdeka dan berbahagia.

Advertisement

1. Sebelum menikah kamu adalah perempuan dengan langkah ringan yang memperjuangkan mimpi dengan sepenuh hati

Photo by mentatdgt on Pexels

Photo by mentatdgt on Pexels via https://www.pexels.com

Kamu lahir dan tumbuh sebagai perempuan yang paham akan peran. Kamu tahu bagaimana cara berlaku sebagaimana perempuan baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari lingkungan. Pun karena terbiasa melangkah dengan mimpi di genggaman menjadikanmu sebagai pemimpi ulung yang berani berangan tentang cerahnya masa depan.

Di tengah hiruk-pikuknya lingkungan sekitar, kamu tetap bisa melangkahkan kaki dengan ringan. Kamu bukan Drupadi dengan panah yang berapi-api, kamu bukan pula Mulan yang pintar memainkan pedang. Kamu hanyalah satu dari milyaran perempuan berani yang mengupayakan diri dengan sepenuh hati.

Advertisement

2. Kamu mampu tersenyum riang atas segala kenyataan yang datang. Bahagia dengan bernapas lega adalah merdekamu yang sesungguhnya

Photo by Daniel Xavier on Pexels

Photo by Daniel Xavier on Pexels via https://www.pexels.com

Bagimu, bahagia adalah makna lain dari kata merdeka. Sebab hidup adalah tentang bagaimana kamu berjuang sepenuh hati dan menerima hasilnya dengan segenap jiwa. Oleh karena itu pula, tentu sudah seharusnya kata bahagia bukan hanya harapan belaka, namun juga harus dibuktikan dengan menerapkannya di segala kondisi dan situasi.

Terlepas hal tersebut menyenangkan atau bahkan menyakitkan sekalipun, apa-apa yang datang adalah sebuah pengalaman dari proses perjuangan. Sehingga semudah atau sesulit apapun itu, wajib bagimu untuk menerimanya dengan pelukan. Sederhanya, kamu tahu bagaimana caranya menciptakan bahagiamu sendiri.

3. Menikah adalah salah satu fase kehidupan, cepat atau lambat bukan penentu kebahagiaanmu di masa depan

Advertisement
Photo by Artem Beliaikin on Pexels

Photo by Artem Beliaikin on Pexels via https://www.pexels.com

Definisi singkat dari kata menikah adalah dua orang yang dipersatukan dalam ikatan hukum negara dan agama. Lebih jauh lagi, menikah adalah tak hanya tentang kamu yang hidup bersama satu lagi seseorang, tapi juga tentang kamu yang punya ayah dan ibu baru-yang kamu sebut mertuamu, tentang kamu yang punya ipar, sepupu, keponakan dan anggota keluarga besar lainnya dari suamimu.

Tak kalah pentingnya dari penyatuan dua keluarga besar yang sebelumnya merasa asing satu sama lain itu, menikah adalah bagaimana kamu dan lelaki itu mampu berpengangan tangan satu sama lain. Kehidupan baru yang cukup kompleks, yang mengharuskanmu bisa menyiapkan diri lahir dan batin.

Entah kamu menikah cepat di usia muda atau di usia yang terbilang matang sesuai standar sosial lingkunganmu, lantas bukan membuatmu terpengaruh oleh obsesi-obsesi fana yang malah melelahkan jiwa dan raga.

Justru cepat atau lambat bukanlah menjadi penentu terhadap kebahagiaanmu dimasa depan, melainkan kamu sendiri yakin bahwa semua yang datang di waktu yang tepat adalah seindah-indahnya takdir perjalanan. Dan yang paling penting adalah apapun yang datang tak membuatmu kehilangan makna kebahagiaan, tak terkecuali perihal pernikahan.

4. Maka bertemulah dengan lelaki yang paham akan relasi. Tak hanya menjadikanmu istri namun juga menghargaimu sebagai perempuan mandiri

Photo by Pixabay on Pixels

Photo by Pixabay on Pixels via https://www.pexels.com

Sebuah hubungan akan langgeng jika kedua belah pihak paham akan perannya terhadap satu sama lain. Karena itulah diperlukannya keseimbangan antara hak dan kewajiban, baik istri maupun suami. Terdapat sebuah pepatah bahwa orang yang baik akan dipertemukan dengan orang yang baik pula.

Kamu dengan segala tentangmu itu, akan dipertemukan pula dengan dia yang tahu dan mengerti bagaimana bersikap di depanmu.Mengajakmu untuk menikah tidak hanya untuk menjadikanmu sebagai istri, pendamping hidupnya saja. Melainkan juga mampu menghargaimu sebagai perempuan berani nan mandiri. Bertemulah dengan lelaki yang tahu bagaimana caranya menghargai nilai dan prinsip hidupmu.

Pun sebaliknya, baginya bertemu denganmu adalah kata tepat, karena ia yakin kamu dan tentangmu mampu menghargai dirinya sebagai lelaki dan sebagai seorang suami.

5. Pastikan menikah adalah caramu untuk berbahagia sebagai perempuan, istri dan ibu di keluarga kecilmu

Photo by  Katie E on Pexels

Photo by Katie E on Pexels via https://www.pexels.com

Menikah bukanlah pintu yang merubah dari keseluruhan hidupmu. Bukan seperti persepsi orang di luar sana yang mengatakan bahwa sesudah menikah maka hidupmu akan berubah. Dikatakannya lagi bahwa kamu tidak akan sebebas dan selincah sewaktu masih muda, bahwa kamu akan disibukkan dengan urusan domestik rumah tangga. Sehingga dengan segala aktivitas barumu itu, kamu tidak akan lagi mampu memikirkan dirimu sendiri dan seolah-olah memaksamu untuk mau tidak mau kamu harus menerima semua itu.

Momok-momok seperti ini selalu saja berusaha menyudutkan sisi perempuan. Tapi sayangnya, pernyataan yang lebih cenderung berkonotasi sedih dan terpaksa itu, tidak mampu merubah pandanganmu tentang definisi menikah.

Memang menikah adalah membuka gerbang hidup baru, tapi bukan berarti segala tentangmu harus berubah. Kamu tetap bisa hidup bahagia sebagai perempuan merdeka, sekalipun saat kamu sudah menjadi istri dan seorang ibu. Tanpa harus membeturkan peran perempuan dalam kehidupan rumah tangganya, kamu yakin bahwa perempuan bisa melakukan semua hal itu dengan baik.

Terlepas dari kata sempurna yang dilemparkan untukmu atas ekspektasi mereka, kamu hanya perlu mengupayakan apa yang kamu anggap baik dan benar. Karena kamu sadar akan peranmu dan tahu apa yang harus kamu lakukan terhadap itu.

Maka pastikan bahwa dengan menikah kamu tidak akan kehilangan nilai-nilai dan maknamu. Karena kamu tetap mampu berbahagia sebagai perempuan atas diri sendiri, istri bagi suamimu dan ibu bagi anakmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Abadi meski berlalu.

CLOSE