Serba-serbi Mimpi Buruk yang Sering Dialami. Mulai dari Penyebab sampai Makna di Dalamnya

mimpi buruk

Mimpi adalah bunga tidur, begitu istilah yang sangat sering kita dengar selama ini. Tapi pernahkah kalian kepikiran soal apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh saat kita bermimpi? Terutama mimpi buruk yang biasanya memberikan efek ketakutan luar biasa pada kita. Kenapa kita bisa mengalami mimpi buruk saat tidur?

Pertanyaan-pertanyaan itu belakangan mengganggu pikiranku, jadi aku mulai mencari jawaban dengan membaca berbagai artikel di internet. Hasilnya pun cukup membuatku terpukau. Ternyata ada banyak hal tentang mimpi buruk yang belum aku ketahui. Mimpi buruk ternyata bukan sekedar mimpi biasa, ia bisa menyimpan makna “kelam” di baliknya.

Nah, artikel ini akan membahas serba-serbi tentang mimpi buruk berdasarkan berbagai sumber yang sudah aku baca. Langsung saja yuk simak ulasan lengkapnya berikut ini. Baca sampai akhir ya, semoga bisa memberikan manfaat dan pengetahuan baru.

1. Pertama, mari kita bahas kenapa mimpi buruk bisa terjadi

Photo by Ricardo Esquivel on Pexels

Photo by Ricardo Esquivel on Pexels via https://www.pexels.com

Dilansir dari situs Medical Daily, mimpi buruk sebenarnya lebih sering menimpa anak-anak ketimbang orang dewasa. Organisasi American Academy of Sleep Medicine (AASM) menyebutkan bahwa 10-15 persen anak-anak berusia 5-12 tahun mengalami mimpi buruk. Sedangkan persentase orang dewasa yang mengalami mimpi buruk hanya 2-8 persen.

Mimpi buruk pada anak-anak mungkin disebabkan oleh cerita menakutkan yang mereka dengar, acara televisi dan film, atau mungkin juga perasaan cemas dan stres karena kegiatan di sekolah. Tapi selain alasan-alasan itu, penyebab munculnya mimpi buruk pada orang dewasa bisa sangat beragam.

Lauri Quinn Loewenberg, seorang analis mimpi profesional sekaligus penulis buku “Dream On It, Unlock Your Dreams Change Your Life” menyebutkan bahwa salah satu penyebab orang dewasa mengalami mimpi buruk adalah karena adanya konflik yang tak terselesaikan di siang hari.

Selain itu, mimpi buruk pada orang dewasa juga bisa muncul karena adanya pemicu psikologis. Misalnya depresi, kecemasan, hingga Gangguan Stres Pasca-Trauma (PTSD). Pengaruh obat-obatan, seperti antidepresan, narkotika, atau obat non-psikologis lain juga dapat menyebabkan mimpi buruk pada orang dewasa. Begitu juga dengan alkohol.

Makanan yang kita konsumsi saat larut malam juga bisa memicu munculnya mimpi buruk. Makanan atau camilan itu mungkin memicu meningkatnya sistem metabolisme dalam tubuh dan memberi sinyal pada otak untuk lebih aktif. Gangguan sleep apnea atau sindrom kaki gelisah juga bisa memicu munculnya mimpi buruk.

2. Nah ini yang terjadi ketika mimpi buruk sedang terjadi

Photo by Jr Korpa on Unsplash

Photo by Jr Korpa on Unsplash via https://unsplash.com

Perlu diketahui bahwa tahapan tidur manusia dibagi menjadi 4, yaitu Tahap 1 NREM (Non-Rapid Eye Movement), Tahap 2 NREM, Tahap 3 NREM, dan REM (Rapid Eye Movement). Nah, mimpi atau mimpi buruk cenderung terjadi pada sepertiga malam terakhir saat tahap REM sedang kuat-kuatnya.

Studi neuroimaging menunjukkan bahwa amigdala sangat aktif selama REM. Amigdala sendiri merupakan sekelompok saraf yang terletak pada bagian medial temporal loba pada otak vertebrata kita. Dalam buku “Nightmares: the Science and Solution of They Frightening Visions During Sleep”, Patrick McNamara menyebutkan amigdala berperan dalam mengendalikan hal-hal negatif seperti ketakutan dan agresi.

Pendapat tentang mimpi cenderung terjadi saat tahapan REM juga disampaikan oleh Lauri Quinn. “Saat kita memasuki (tahapan) tidur REM, yaitu saat mimpi terjadi, otak bekerja secara berbeda dari biasanya (bagian tertentu dari otak menjadi tidak aktif, sementara yang lain menjadi sangat aktif). Jadi alih-alih berpikir secara literal dan kata-kata yang pikir pikirkan di gambar, simbol, dan emosi… (pikiran kita lebih ke) metafora,” kata Lauri Quinn.

3. Siapa saja yang lebih rentan mengalami mimpi buruk?

Photo by Olesya Yemets on Unsplash

Photo by Olesya Yemets on Unsplash via https://unsplash.com

Kebanyakan anak kecil rentan mengalami mimpi buruk. Kalau orang dewasa hanya beberapa kelompok saja yang disebut lebih rentan mengalami mimpi buruk. Lauri Quinn mengatakan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan kelompok orang dewasa tertentu menjadi lebih berpotensi mengalami mimpi buruk.

“Aku menemukan bahwa itu (potensi mengalami mimpi buruk) tergantung pada trauma masa lalu dan yang lebih umum, tipe kepribadian seseorang,” jelas Louri Quinn. Dia menambahkan bahwa orang yang sensitif, orang yang mengindari konflik dengan berbagai cara, dan orang yang mudah kecewa lebih rentan mengalami mimpi buruk.

4. Dampak mimpi buruk bagi kesehatan orang dewasa

Photo by Alexandro David on Pexels

Photo by Alexandro David on Pexels via https://www.pexels.com

Mimpi buruk bisa menyebabkan seseorang kurang tidur. Nah, kurang tidur ini bisa menyebabkan berbagai kondisi medis, termasuk penyakit jantung, depresi, bahkan obesitas. Gangguan kesehatan yang lebih buruk bisa terjadi pada orang yang menderita depresi atau cemas.

Penderita depresi atau cemas lebih cenderung merasa tertekan dengan mimpi buruk yang mereka alami. Hal ini bisa memberikan efek psikologis yang semakin buruk. Meski hubungannya masih belum terbukti, tapi mimpi buruk sering dikaitkan dengan kecenderungan mengakhiri hidup. Jadi, segera konsultasi ke tenaga medis profesional kalau mimpi buruk itu sudah sampai mengganggu kualitas hidup kalian ya.

5. Makna mimpi buruk

Photo by Artem Maltsev on Unsplash

Photo by Artem Maltsev on Unsplash via https://unsplash.com

Ada beberapa simbol umum yang biasa muncul dalam mimpi buruk, seperti kematian dan pembunuhan. Kematian biasanya bermakna tentang sesuatu yang berubah atau berakhir. Misalnya ibu yang mimpi anaknya meninggal. Biasanya ini muncul karena sang ibu belum siap melihat anaknya masuk fase baru dalam hidup mereka.

“Memimpikan anak kita meninggal, misalnya. Biasanya disebabkan oleh sulitnya menerima kenyataan bahwa waktu begitu cepat berlalu dan anak kecil yang biasanya kita peluk dan rawat sekarang sedang 'meninggal' dan anak yang lebih mandiri akan muncul,” jelas Lauri Quinn.

Sementara simbol pembunuhan dalam mimpi buruk bisa diartikan sebagai sebuah akhir atau perubahan yang dipaksakan. Lauri Quinn menyebutkan bahwa mimpi buruk dengan simbol pembunuhan bisa muncul ketika kita tertekan atau ketika kita “dipaksa” untuk berubah, misalnya karena kehamilan atau yang lain.

Tapi Lauri Quinn juga menyebutkan bahwa mimpi buruk bisa dikaitkan dengan trauma masa lalu. Salah satu klien Lauri Quinn mengalami mimpi buruk padahal keluarga kecilnya bahagia dan kondisi finansialnya baik-baik saja. Setelah diteliti, ternyata mimpi buruk itu adalah refleksi dari trauma masa kecil karena pernah menjadi korban kekerasan orang tua.

Jadi mimpi buruk bisa memiliki makna “kelam” di baliknya. Mungkin itu pertanda adanya tekanan yang dialami oleh seseorang, trauma, atau mungkin kondisi mental yang belum siap akan adanya perubahan dalam hidup mereka.

6. Solusi untuk orang yang sering mimpi buruk

Photo by Matheus Bertelli on Pexels

Photo by Matheus Bertelli on Pexels via https://www.pexels.com

Solusi untuk mengatasi mimpi buruk bisa diberikan sesuai dengan penyebabnya. Bagi orang yang sering mimpi buruk akibat pengobatan tertentu, solusinya adalah meminta dokter untuk mengubah dosis atau resep. Kalau orang mimpi buruknya disebabkan oleh gangguan sleep apnea atau sindrom kaki gelisah, solusinya bisa dengan mengobati gangguan tersebut.

Lalu bagaimana dengan orang yang mengalami mimpi buruk bukan karena pengobatan atau gangguan? Dalam artikel yang aku baca, perubahan perilaku terbukti efektif menolong 70 persen orang dewasa yang mengalami mimpi buruk karena kecemasan, depresi, dan PTSD. Ada juga langkah-langkah lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi mimpi buruk, diantaranya mengatur jadwal tidur, olahraga teratur, mungkin juga rutin melakukan yoga dan meditasi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

treat people with kindness

Editor

Not that millennial in digital era.