Move On Itu, Bukan Tentang Melupakan Tapi Justru Proses Menjadi Biasa

Selamat merayakan terjadi patah hati

Hal terberat dari orang yang susah jatuh cinta adalah bangun kembali setelah dipatahkan. Hitungan move on 3 bulan tidak cukup untuk orang seperti ini sampai pada waktu dia benar-benar merasa terbiasa sendiri lagi.

Advertisement

1. Fase awal patah hati

Photo by Ismael Sanchez from Pexels

Photo by Ismael Sanchez from Pexels via https://www.pexels.com

Awalnya terasa sesak, perasaan sedih dan marah menjadi satu. Di fase pertama patah hati emosi sedih sangat menghantui, karena hubungan berakhir yang tidak mungkin ada harapan lagi dan pasti buntu. Sedih bercampur luruh dengan harapan. Tidak ada salahnya menangis saat itu, tetapi batasi.

Kita tidak boleh terlalu sedih juga terlalu bahagia. Dua-duanya berbahaya, maka jika bertemu di fase ini lagi, tolong tarik nafas, rileks sejenak, diam sampai jernih. Kemudian keluarkan marah dengan kata yang sopan. 

Advertisement

2. Fase merasa rendah diri

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Aku yang bodoh sempat minder dengan keadaan. Padahal aku adalah orang yang harus terus bersyukur. Patah hati karena ingin memenuhi ekspektasi orang membuat aku rendah diri, aku melihat kekurangan diriku saja. Padahal aku adalah orang tekun akan sesuatu. 

3. Fase menanyakan keadaan

Photo by Nikolay Draganov from Pexels

Photo by Nikolay Draganov from Pexels via https://www.pexels.com

Aku yang kecewa berat, bertanya-tanya. Mengapa? Aku mencari kedalam diri, aku menemukan banyak kekurangan di dalamnya. Kenapa aku begini?

Kenapa aku? Dan beberapa pertanyaan penyesalan yang bertubi-tubi membuat aku rendah. Yang paling mengganggu adalah mengapa keadaannya seperti ini? Mengapa aku seperti ini? 

Advertisement

4. Fase berdamai

Photo by Nikolay Draganov from Pexels

Photo by Nikolay Draganov from Pexels via https://www.pexels.com

Aku sempat kehilangan diri, dan itu yang tersulit. Pada akhirnya aku menemukan aku yang dulu. Aku yang baik-baik saja dengan kesendirian. Rasanya damai… Setelah keriuhan atas rasa marah dan kecewa itu. Kenyataannya memang tidak akan berubah, aku tau.

Aku lepaskan saja dan terima setiap rasa sakit, pusing menghampiri. Ternyata yang salah memang aku yang dengan mudah dikuasai rasa marah dan kecewa. Ekspektasi itu membunuh sekali. Suatu hari aku membiarkannya terbang. Dan aku damai.  Aku bilang “selamat tinggal”

5. Move on, bukan melupakan tetapi menjadi biasa

Photo by Ava Motive from Pexels

Photo by Ava Motive from Pexels via https://www.pexels.com

Aku melihat photo mu tak muncul lagi rindu, aku melihat statusmu tak lagi berharap bertemu, aku melihat apa-apa tentangmu adalah biasa. Seperti melihat teman yang menghiasi beranda.

Akhirnya aku mencapai titik hidup biasa tanpamu. Terima kasih pelajaran memaafkan ini begitu panjang, aku yang sempat mengutukmu saat marah, sekarang hanya akan berkomentar “oh” saja. Aku yang sempat bingung dengan asumsi-asumsi yang membuat pusing kepala dan kacau mood, aku yang seperti orang bodoh begitu kecewa dengan hubungan yang singkat.

Pelajaran ini sangat berharga. Mari tidak usah menyapa lagi bila memang tidak bertakdir satu sama lain. Aku tidak akan menyapa “hai” kecuali kau yang memulai dan menghampiri. Pelajaran patah hati terpanjang membuat aku mulai tidak percaya dan mengurangi empati pada seseorang. Karena cinta karena ingin menolong ternyata efeknya lebih merusak.

Semoga di masa depan aku lebih bahagia, melebihi kebahagiaanmu. Karena melepaskan apa-apa yang terpikir tidak ada yang lebih darimu adalah hal mudah. Ada banyak orang baru yang “lebih” darimu, aku percaya itu. Terima kasih rasa sakitnya masih berbekas, tapi rasanya sudah biasa. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Full-time Japanese Language Teacher And Postgraduate Student.

CLOSE