#MudaBerkarya-Dibalik Kegagalan Kamu Akan Menemukan Keajaiban

Setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi negeri, pasti para fresh graduate berlomba-lomba mencari pekerjaan, dan itu termasuk aku. Pada fase itu, puluhan kegagalan telah aku alami dan berkali-kali self healing-pun aku lakukan. Mulai dari merenung, menyemangati diri sendiri, hingga memaafkan orang-orang yang berkontribusi dalam memberikan rasa sakit kepadaku. Hingga pada suatu hari, aku menemukan sebuah titik, dimana aku bisa menerima dan menemukan sebuah hikmah atas perjalanan kegagalanku.

Advertisement

1. Beban mental sebagai lulusan sarjana, membuatku menemukan arti pendidikan

Photo by Ihsan Adityawarman (@ihsanaditya)

Photo by Ihsan Adityawarman (@ihsanaditya) via https://www.pexels.com

Awal kisahku dimulai dari aku lulus jenjang pendidikan sarjana dimana aku lulusan salah satu perguruan tinggi negeri di kota Surabaya. Setelah aku lulus, aku memilih pulang ke kampung halaman dan menerima tawaran untuk bekerja di salah satu sekolah swasta. Sebagai sarjana pendidikan, ranah lapangan pekerjaanku memang di dunia pendidikan seperti sekolah.

Awal mulanya aku sangat menikmati pekerjaan ini, namun seiring berkembangnya waktu aku menemukan sebuah titik jenuh dan memilih keluar dari zona nyaman. Aku berkesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Advertisement

Namun kesempatan tersebut nyatanya membuatku tidak baik-baik saja. Saat beberapa orang tahu bahwa aku akan lanjut pendidikan, mulai banyak orang yang mencibirku bahwa di usiaku saat itu (23 tahun) sudah tidak tepat lagi untuk melanjutkan pendidikan, seharusnya aku sudah mulai membina rumah tangga.

Namun, aku tutup telinga, dan melanjutkan langkah yang menurutku benar. Buat menyakinkan diriku sendiri kalau keputusanku benar, aku sering-sering melihat vlog para mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Hal inilah yang menyebabkan aku semakin yakin, bahwa perempuan tidak memiliki batas dalam hal pendidikan. 

2. Menemukan banyak ilmu baru di pendidikan lanjutan, keinginan untuk terus belajar semakin tinggi

Advertisement
Photo by Davyd Bortnik

Photo by Davyd Bortnik via https://www.pexels.com

Saat aku lanjut ke magister, aku menemukan banyak sekali ilmu baru. Siapa sangka, keinginan untuk terus belajar semakin tinggi. Kecintaanku terhadap buku, jurnal, maupun film luar negeri di mulai saat aku menempuh jenjang magister.

Aku benar-benar menemukan, sesosok pengajar dengan metode pembelajaran yang selalu memberikan tantangan baru hingga keinginanku untuk belajar semakin besar. Siapa sangka, di titik inilah aku mulai menemukan passion saat nanti aku lulus dari jenjang magister, yaitu keinginan untuk menjadi dosen.

Saat tumbuh keinginan itu, aku mulai berani untuk keluar jauh dari zona nyaman. Aku mulai mengikuti beberapa event ilmiah mulai dari nasional hingga internasional. Hal ini aku lakukan untuk mendapatkan banyak pengalaman dari berbagai orang dengan latar belakang pendidikan maupun budaya yang berbeda. 

3. Menjadi pejuang amplop coklat membuatku tahu orang-orang yang tulus di sekitarku

Photo by Pixabay (@pixabay)

Photo by Pixabay (@pixabay) via https://www.pexels.com

Siapa sangka, perjalananku sesungguhnya yang penuh tantangan dimulai saat aku lulus magister. Aku memutuskan untuk tidak kembali ke kampung halaman dan memilih merantau guna memenuhi apa yang menjadi impianku. Aku menjadi pejuang amplop coklat lagi setelah 2 tahun berhenti bekerja dan melanjutkan pendidikan magister. 

Pada titik inilah, aku merasa lelah dan benar-benar sendiri. Sudah tak terhitung lagi biaya, lelah, dan air mata yang keluar. Memang benar kata orang, jika ingin melihat orang yang benar-benar baik dan tulus di sisimu, kamu dapat melihatnya saat kamu saat susah.

Aku mulai bisa menyeleksi orang-orang yang benar-benar selalu ada untukku dan orang-orang yang hanya ada saat mereka membutuhkanku atau hanya ada saat aku senang. Tak heran, jika dititik inilah, aku hanya mempercayai segelintir sahabat dan beberapa keluarga yang selalu memberikan dukungan hingga sekarang. 

4. Beberapa kali gagal tes kerja dan kehilangan cinta, membuatku belajar memaafkan orang lain dan berterima kasih kepada diri sendiri

Photo by Genine Alyssa Pedrono-Andrada

Photo by Genine Alyssa Pedrono-Andrada via https://www.pexels.com

Jika kamu saat ini sedih dan merasa sial, mungkin tulisan ini dapat memberikan dukungan untuk perasaan kamu. Saat menjadi pejuang amplop coklat, tidak hanya kegagalan saat tes yang ku rasakan. Tetapi juga kehilangan cinta.

Bagaimana perasaanmu saat kamu benar-benar membutuhkan orang yang bisa menjadi sandaranmu, tapi orang yang kamu harapkan meninggalkanmu begitu saja? Ya, aku melalui itu. Dan, di situlah, titik di mana aku merasa benar-benar sendiri dan tidak memiliki sandaran. Padahal aku menemaninya berjuang dari titik nol hingga berada pada kemapanan finansial, namun pada akhirnya aku ditinggalkan tanpa penjelasan. 

Bagi kalian yang sedang berada pada titik ini, aku memutuskan untuk melakukan travelling sendirian di dua kota yakni Bandung dan Semarang. Aku berusaha mengobati rasa kecewaku dengan intropeksi diri di sepanjang perjalanan. Luar biasa! Di perjalanan aku menemukan beberapa nasehat-nasehat kecil dan kisah hidup dari penumpang yang duduk bersama denganku. Hal itulah, yang membuatku belajar untuk memaafkan orang lain dan berterimakasih pada diri sendiri. 

5. Semakin memaafkan masa lalu, aku menemukan titik terang keberhasilan

Photo by Andrea Piacquadio (@olly)

Photo by Andrea Piacquadio (@olly) via https://www.pexels.com

Tuhan tak selamanya membiarkan umat-Nya dipenuhi rasa kecewa dan kesedihan. Semakin aku memaafkan masa lalu, aku semakin kuat berdiri sendiri dan menemukan hal yang dulu pernah gagal aku dapatkan. Aku menemukan sebuah pekerjaan yang memberikan ruang untukku belajar, yaitu sebagai guru.

Meskipun bukan sebagai dosen, tapi aku bekerja layaknya dosen yang terus belajar dan melakukan penelitian terhadap tingkah laku para siswaku. Semua ilmu yang telah aku dapatkan di pendidikan tinggi terpakai ditempatku bekerja saat ini. Selain masalah pekerjaan, aku juga menemukan cinta dari seseorang yang selalu ada tanpa aku minta.

Tentunya, dia lebih baik dari orang di masa laluku dulu. Dia mendukung penuh dengan hal-hal yang aku sukai, bahkan dengannya aku semakin bisa mengembangkan diri lewat duniaku sendiri, seperti dunia menulis dan diskusi. Kini perlahan, aku bisa bangkit dan menata kembali impian-impianku bersama dengan orang-orang tepat di sekitarku. 

Jika kamu tengah berjuang dan di tengah perjuangan kamu ada jalan seperti yang aku lalui, tetap yakinlah bahwa Tuhan tidak meninggalkanmu dalam kesendirian dan kesedihan. Pasti akan ada keajaiban di setiap kegagalan yang kamu lalui. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE