Pemanfaatan Eceng Gondok Sebagai Kursi Cafe Ramah Lingkungan

Disebut sebagai hama, tapi ternyata eceng gondok memiliki manfaat dan nilai jual lho!

Eceng Gondok adalah sebuah tanaman yang hidup mengapung di air dan kadang dapat berakar ditaanah. Eceng gondok sendiri sering dianggap sebagai hama pertanian oleh masyarakat saat ini karena tanaman ini dapat menyebabkan pendangkalan perairan, penyumbatan irigasi yang menyebabkan banjir, penurunan populasi ikan, dan dapat menjadi tempat bersarang dan berkembang biaknya nyamuk.

Namun selain berbagai kerugian yang dapat disebabkan oleh eceng gondok ini, masyarakat pengrajin melihat bahwa tanaman yang dianggap hama oleh masyarakat ini bisa digunakan sebagai bahan baku kerajinan atau hand crafting yang menjanjikan. Hal ini bisa terjadi karena jumlah tanaman eceng gondok yang sangat melimpah dan sangat cepat untuk tumbuh dan menyebar.

Daerah di wilayah Pasuruan misalnya, menurut pengakuan dari salah satu mitra UMKM yang diajak kerjasama oleh Universitas Kristen Petra Surabaya yang secara khusus bergerak dalam bidang kerajinan Eceng Gondok, mengatakan bahwa tanaman eceng gondok ini sangat mudah ditemui di wilayah sungai di daerah Pasuruan ini dan pemerintah setempat juga memperbolehkan masyarakatnya untuk mengolah tanaman gulma tersebut. Selain faktor supply tanaman eceng gondok yang melimpah ruah, tanaman eceng gondok sendiri bisa dijadikan sebagai banyak kerajinan, seperti diolah sebagai tas, tempat tisu, sandal, dompet, bahkan furniture seperti kursi dan meja. Beberapa tahun belakangan ini, masyarakat indonesia telah mulai memanfaatkan eceng gondok ini sebagai bahan baku kerajinan anyaman. Proses mengayam sendiri bisa dibedakan kedalam 3 teknik yaitu anyaman melingkar, anyaman tikar, dan anyaman bolak-balik.

Advertisement

1. Ternyata eceng gondok juga bisa mengambil peran dalam dunia interior

Photo by @kevinadrianstudio7 on Instagram

Photo by @kevinadrianstudio7 on Instagram via https://www.instagram.com

Daerah di wilayah Pasuruan misalnya, menurut pengakuan dari salah satu mitra UMKM yang diajak kerjasama oleh Universitas Kristen Petra Surabaya yang secara khusus bergerak dalam bidang kerajinan Eceng Gondok, mengatakan bahwa tanaman eceng gondok ini sangat mudah ditemui di wilayah sungai di daerah Pasuruan ini dan pemerintah setempat juga memperbolehkan masyarakatnya untuk mengolah tanaman gulma tersebut.

Dalam proses pembuatannya, mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Kristen Petra Surabaya melakukan kerjasama dengan beberapa UMKM, yang salah satunya adalah UMKM eceng gondok yang berada di wilayah pasuruan. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk memperlajari dan membuat kursi cafe yang menggunakan eceng gondok.

Advertisement

2. Rancangan Desain produk

Photo by @kevinadrianstudio7 on Instagram

Photo by @kevinadrianstudio7 on Instagram via https://www.instagram.com

Setelah itu langkah yang dikerjakan untuk membuat kursi cafe ini adalah memebuat rancangan desain yang akan direalisasikan. Setelah desain terpilih, barulah proses perealisasian dilakukan. Langkah yang harus dilakukan adalah mengumpulkan dan memilih kayu yang akan digunakan untuk dijadikan sebagai rangka dari kursi cafe ini. Bersamaan dengan dikerjakannya rangka kursi, proses pembuatan eceng gondok pun dilakukan.

3. Proses pengeringan eceng gondok

Photo by @kevinadrianstudio7 on Instagram

Photo by @kevinadrianstudio7 on Instagram via https://www.instagram.com

Eceng gondok yang sudah diambil dari habitatnya dan diambil bagian batanganya dilakukan proses pengeringan. Proses pengeringan sendiri membutuhkan waktu yang lumayaan lama untuk hasil yang bagus yakni sekitar 10 hari pada musim kemarau. Setelah eceng gondok dikeringkan langkah selanjutnya adalah proses penganyaman eceng gondok.

4. Proses pembuatan kerangka kursi

Photo by @kevinadrianstudio7 on Instagram

Photo by @kevinadrianstudio7 on Instagram via https://www.instagram.com

Kayu yang sudah terpilih, diproses melalui proses pencetakan mal, pemotongan kayu, dan pengamplasan bagian-bagian yang sudah selesai dipotong. Setelah proses-proses tersebut selesai, barulah bongkahan-bongkahan kayu yang sudah diproses tadi disatukan sehingga terbentuk kerangka kursi yang utuh.

Advertisement

5. Proses Pengayaman Eceng Gondok

Photo by @kevinadrianstudio7 on Instagram

Photo by @kevinadrianstudio7 on Instagram via https://www.instagram.com

Proses pengayaman sendiri memakan waktu yang relatif, tergantung dari seberapa rumit pola yang ingin dibentuk. Setelah pembuatan pola selesai maka tahap selanjutnya adalah proses finishing.

6. Bagian Finishing dan Penggabungan

Photo by @kevinadrianstudio7 on Instagram

Photo by @kevinadrianstudio7 on Instagram via https://www.instagram.com

Proses finishing sendiri bisa menggunakan beberapa varian namun karena ingin menampilkan sisi natural dari produk kursi cafe ini, finishing yang dipilih adalah finishing pada bagian kerangka kursi dan eceng gondok dibiarkan natural. Setelah finishing, langkah selanjutnya adalah proses penggabungan rangka kursi dan eceng gondok yang dijadikan sebagai bagian dudukan kursinya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE