Kau Salah Satu Pemberian Tuhan yang Terindah dalam Hidupku. Apapun yang Terjadi Aku Akan Selalu Menjaga Cinta Ini Tetap Utuh

Pada akhirnya setiap kita akan pulang dari perjalanannya. Kamulah tempatku pulang dari perjalanan mencari tujuan hidup.

Aku bukan siapa-siapa. Hari-hari kulalui seperti manusia pada umumnya. Bangun tidur, mandi, sarapan, ke tempat kerja, lalu pulang malam dan tidur. Siklus yang sangat membius, mematikan segala hatiku tentang asmara dan segala perlengkapannya. Aku tak begitu memikirkan tentang asmara lagi, terutama setelah seseorang meninggalkanku dengan janji yang masih tertancap di dadaku. Hingga seluruh tubuhku menggelinjang mengeluarkan darah yang teramat bersimbah.

Setiap detik yang berlalu terasa sama saja, tak ada warna baru di dalamnya. Perasaan hampa selalu menemani setiap langkahku. Jujur saja hatiku mengatakan bahwa aku membutuhkan seseorang yang mau menjadi pasanganku. Setidaknya aku punya seseorang yang bisa mengerti bahwa aku tak sedang baik-baik saja. Dadaku dipenuhi dahaga akan cinta. Kemudian dahaga itu mendorongku untuk mencari seseorang yang mungkin orang yang tepat.

Lalu kucoba lagi dengan seseorang yang kukira ia lebih baik dari orang yang sebelumnya. Namun aku keliru ia justru membenamkanku pada kenyataan pahit. Satu tahun berlalu hanya menambah belenggu bagiku. Dia ternyata menikah dengan yang lain. Kupikir memang apes nasibku. Aku terlalu lemah menghadapi kesendirian. Maka kuputuskan untuk mengakhiri segala pencarianku. Aku putus asa.

Namun tiba-tiba di tengah keputusasaanku ada setitik cahaya yang sinarnya sangat cukup membuatku berharap kepada cinta yang mungkin bisa membuatku lebih baik. Aku sama sekali tak ingin jatuh ke luka yang sama. Jadi aku tak berminat untuk mencari tahu dari mana cahaya itu. Tapi entah mengapa secara misterius kamu datang. Tak seperti yang sebelumnya, kamu datang tak membawa apa-apa kecuali sekuntum senyum yang begiu merekah. Membuat rongga dadaku bersorak meriah. Mungkinkah ini akhir dari segala luka?

4. Ngobrol di chatting sudah istimewa, apalagi sekarang kau berada tepat di depan mataku

kau tepat di depanku

kau tepat di depanku via http://pexels.com

Advertisement

Kita mengobrol hal-hal sederhana. Kau membumbuinya dengan canda. Aku menikmatinya dengan tawa. Caramu berbicara memang sangat biasa tapi aku suka. Kau manis apa adanya. Kau tersenyum apa adanya. Aku tersentuh sangat luar biasa.

Entah sejak kapan kau menaburnya, benih cinta mulai tumbuh di hatiku. Aku takut sekaligus takjub. Semoga ini adalah awal baik untuk akhir yang baik.

5. Kau semakin memikat, kita semakin dekat. Meski takut namun aku yakin kaulah tempatku pulang dari segala pencarian

aku mencintaimu

aku mencintaimu via http://pexels.com

Setelah pertemuan itu, kita melanjutkan obrolan lewat smartphone. Aku bahkan lupa kapan awal mula kau datang. Waktu tiba-tiba saja terasa cepat sekaligus lambat. Semuanya terasa begitu ajaib seperti magis. Kau menyelamatkanku dari lubang keputusasaan. 

Advertisement

Hatiku tak kuasa menahan pertumbuhan cinta yang semakin subur. Sampai pada akhirnya kuungkapkan padamu bahwa aku mencintaimu.

6. Aku mencintaimu, maukah kau menikah denganku? Sayang, apapun yang terjadi hingga kita menikah dan menua aku akan menjaga cintaku padamu tetap utuh

maukah kau menikah denganku?

maukah kau menikah denganku? via http://pexels.com

Maaf bila ini begitu cepat. Mungkin kamu terkejut. Aku tak tahu apakah kamu juga merasakan hal yang sama. Tapi hatiku tak bisa lagi menyangkalnya. Rasa cinta ini sangat subur tumbuh memenuhi ruang hatiku. Ini bukan dahaga karena luka, tapi aku ingin kamu yang menemaniku berlayar melintasi samudera kehidupan.

Advertisement

Saat kukatakan padamu, “aku mencintaimu”.
Sempat beberapa saat kau tak merespon pengakuanku. Aku takut sekali kau menghindar lalu pergi tanpa kabar. Dadaku bergejolak tak karuan. Apakah seharusnya aku tak mengatakannya? apakah seharusnya aku membunuh rasa ini?

Kemudian kau merespon “kamu serius?”

Ah! semakin tak karuan saja rasanya, aku bingung harus mengucapkan apa. Tapi inilah kesempatan yang diberikan Tuhan padaku. Aku tak boleh menyia-nyiakannya.

“Iya aku serius. Aku mencintaimu. Maukah kau menikah denganku” sambil menahan getir ketakutan aku bertekad mengatakan itu.

Seperti inilah kisah lukaku berakhir tepat disaat kau memberikan jawaban “iya aku mau”

Aku benar-benar bersyukur pada Tuhan karena telah menghadirkanmu untukku di hidupku. Aku mencintaimu, hingga kita menikah dan menua, apapun yang terjadi aku akan menjaga cinta ini tetap utuh.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kesempatan yang sama tidak akan datang dua kali. Sebab kesempatan yang datang setelahnya pasti lebih baik.

CLOSE