Pengalaman Jatuh Cinta Anak 90-an Ada yang Sengaja Lewat Depan Rumahnya Demi Bisa Berangkat Sekolah Bersama

Yang dulunya punya cinta monyet, apakah kamu juga mengalami hal ini?

Ketika ditanya, momen apa yang tak terlupakan saat kecil dulu, salah satunya adalah pengalaman jatuh cinta pertama kali. Yang waktu sekolah dasar dulu itu aku tidak tahu betul yang kurasain itu perasaan apa? Tahunya ya kalau lihat 'doi' si teman sekelas itu, suka saja bisa ketemu sama dia. Sudah gitu aja.

Mungkin karena zaman dulu belum mengenal media sosial seperti sekarang kali ya. Jadinya ada saja tingkah random yang dilakukan supaya bisa dapat perhatian teman kita itu. Apa kamu juga pernah mengalaminya juga? Sini ngumpul!

Advertisement

1. Sengaja lewat depan rumahnya hanya demi memastikan apa dia sudah berangkat sekolah atau belum, syukur-syukur bisa berangkat bareng

Photo by George Pak from Pexels

Photo by George Pak from Pexels via https://www.pexels.com

Teringat waktu dulu jarang sekali lewat jalan dalam menuju ke sekolah lewat depan rumahnya. Karena harus melewati kebun juga pohon bambu milik orang. Tapi semenjak kapan, entah kenapa tiba-tiba ingin berangkat lewat depan rumahnya, yang otomatis harus melewati jalan dalam itu. Sampai pernah ketemu ular juga. Aku dan temanku sampai ketawa lari ketakutan kalau mengingatnya.

Tapi karena memang rumahnya dekat jaraknya dari sekolah otomatis tetap aku yang berangkat lebih dulu. Lebih seringnya kalau waktu berangkat nggak bisa bareng. Tapi, waktu pulangnya sengaja nunggu dia jalan dulu, aku dan temanku membuntutinya dari belakang.

Advertisement

2. Bisa kenal dengan orangtua bahkan saudaranya sepertinya modal besar untuk bisa dekat dengannya, tapi sebenarnya tidak sesederhana itu juga

Photo by Tim Douglas from Pexels

Photo by Tim Douglas from Pexels via https://www.pexels.com

Padahal masih duduk di sekolah dasar tapi sudah memikirkan ke depan. Kalau ingat dulu rasanya malu sendiri karena sering diejekin saudaranya, kalau aku dan dia bisa dekat. Tapi apalah daya itu semua nggak cukup. Apalagi waktu itu masih kecil. jadi ya cuma senang saja ketika bisa dijodoh-jodohin sam si doi, yang dari saudaranya sendiri yang mengatakannya. Padahal tidak sesederhana itu jalannya. Hahaha ada-ada saja.

 

3. Buku Diary menjadi tempat teraman untuk menyatakan perasaan padanya. Dulu bahkan hampir setiap hari menulis tentangnya

Advertisement
Photo by Vlada Karpovich from Pexels

Photo by Vlada Karpovich from Pexels via https://www.pexels.com

Setiap pulang sekolah tidak jarang beli buku diary kecil atau yang biasanya dijual eceran untuk dibuat tulisan, atau hanya sekedar ditukarkan dengan teman. Tidak tahu kenapa dulu itu rasaya mau nulis apa saja ngalir gitu aja. Bahkan seingatku biodatanya, kesukaannya apa dan lainnya bisa aku tahu. Apa saat itu memang benar kalau jatuh cinta padanya? Aku nggak sadar kalau bisa sampai seberani itu menuliskan tentangnya.

Padahal kalau diminta melakukan hal yang sama saat dewasa ini, belum tentu juga aku bisa melakukan hal itu dulu 🙂

 

4. Nggak tahu aja, setiap kali ketemu rasanya pengin berantem terus, padahal dalam hati teriak kesenangan 🙂

Photo by Cottonbro from Pexels

Photo by Cottonbro from Pexels via https://www.pexels.com

Berantem di sini bukan dalam artian baku hantam kayak gitu ya 🙂  Lebih seringnya paling adu panggil nama masing-masing orangtua. Dan nama 'bapak' yang sering kali kesebut. Dulu nggak ada namanya dendam kayaknya, jadi bukan berarti panggil orangtua itu untuk menghina, ya. Cuman waktu itu nggak tahu kenapa jadi bahan untuk saling beradu keisengan.

Kamu dulu gitu juga nggak?

5. Suka sekali jodoh-jodohin teman, padahal diri sendiri juga suka. Sudah hal biasa

Photo by Rheza Aulia from Pexels

Photo by Rheza Aulia from Pexels via https://www.pexels.com

Anehnya waktu dulu itu, entah siapa sebenarnya yang disuka, tapi suka sekali dijodohin dengan teman sendiri. Padahal diri sendiri juga suka. Kalau dulu belum mengenal istilah 'teman-makan teman'. Paling kalau suka sama doi, justru anehnya mau saja membantu doi dekat dengan teman kita. Hayo siapa yang pernah berkorban sampai kayak gini?

Mungkin masih banyak lagi hal kocak yang mengiringi perjalanan pengalaman mengenal cinta, baik kamu juga aku. Atau bahkan ada hal yang jauh lebih mengejutkan lagi. Dan anehnya ketika membahas soal masa lalu waktu kecil tidak ada rasanya sakit hati. Yang ada, ketika bertemu justru tertawa bersama karena tingkah random waktu kecil dulu nggak ada sandiwaranya. Muncul begitu saja. Yang kalau diingat lucu juga rasanya.

Satu pertanyaan untukmu, apakah si 'doi' cinta monyetmu dulu sudah menikah?

Kalau cinta monyetku dulu sudah menikah. Dan sampai sekarang kami masih berteman baik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan sekedar hobi melainkan memberi arti.

CLOSE