Cerita Perjuangan Menjadi Seorang Guru TK. Tolong Jangan Lagi Dipandang Sebelah Mata

Perjuangan jadi guru TK

Beberapa waktu yang lalu, ramai sebuah utas di Twitter yang membahas tentang pekerjaan sebagai guru TK. Pada utas milik @akuitudina tersebut, tercantum sebuah percapakan yang isinya seperti memandang sebelah mata pekerjaan sebagai guru TK. Di sana tertulis: 

“Oh cuma jadi guru TK. Cuma ngejarin nyanyi-nyanyi aja kan. Gajinya juga sedikit.”
 

Advertisement

1. Padahal menjadi guru TK tidaklah semudah yang orang kira. Seperti yang dijelaskan pemilik tweet pada utasnya

Diambil dari @akuitudina

Diambil dari @akuitudina via https://twitter.com

Pada utas tersebut, pemilik akun @akuitudina yang juga merupakan seorang guru TK mencoba menjelaskan tentang profesi ini. Menjadi guru TK memang “hanya terlihat” mengajari bernyanyi, menunggu anak-anak bermain, sampai menyediakan kertas gambar. Namun ternyata ada sisi lain yang tak banyak orang tahu. Menjadi guru TK tidaklah semudah itu. Ada aspek-aspek keilmuan yang harus dikuasasi, seperti Kognitif, Fisik-Motorik, Sosial-Emosional, Bahasa, Seni, Moral dan Nilai Keagamaan. 

2. Perjuangan menjadi guru TK ternyata tak berhenti sampai di situ

Ilustrasi anak-anak - Photo by Naomi Shi

Ilustrasi anak-anak – Photo by Naomi Shi via https://www.pexels.com

Selain harus menguasai aspek-aspek di atas, seorang guru TK juga perlu memberikan stimulus pada anak-anak. Seperti yang diketahui, bahwa anak-anak TK tengah berada pada masa keemasan atau Golden Age yang membutuhkan stimulus yang tepat agar mampu berkembang dengan tepat pula. 

Advertisement

Ibarat sedang membangun sebuah rumah, peran guru TK ini adalah menyusun pondasi yang kuat. Agar kelak anak-anak mampu tumbuh dan berkembang secara kuat di masa depan. Sehingga jika seorang guru TK tidak mampu memberikan stimulus yang tepat sesuai dengan perkembangannya, pertumbuhan anak-anak di kemudian hari pun bisa terganggu bahkan terhambat. 

3. Sebelum melaksanan tugas pun, seorang guru TK juga perlu mempersiapkan beberapa hal

Photo on Pexels

Photo on Pexels via https://www.pexels.com

“Hanya mengajari nyanyi-nyanyian” juga perlu persiapan. Dan persiapan yang dilakukan guru TK ini jelas tidaklah sederhana. Seperti yang dilansir dari utas di atas, pemilik akun @akuitudina menjelaskan beberapa persiapannya, seperti datang jauh lebih awal untuk menyapa anak-anak yang datang, menyiapkan media untuk kegiatan, sampai terus mengembangkan senyuman untuk mereka tak peduli apakah si guru sendiri sedang ada masalah.

Selain itu, pada saat menemani anak-anak bermain, para guru TK ini juga tak hanya diam. Ada kesabaran dan kasih sayang yang harus selalu ada untuk menghadapi segala keaktifan anak dan meresponsnya agar anak-anak merasa tidak diabaikan. Pun saat istirahat, para guru TK ini juga perlu mengawasi anak-anak bermain.

Advertisement

4. Saat anak-anak pulang, masih ada satu kewajiban yang menunggu untuk dikerjakan

Ilustrasi - Photo by Daria Shevtsova from Pexels

Ilustrasi – Photo by Daria Shevtsova from Pexels via https://www.pexels.com

Guru-guru TK tidak bisa langsung pulang ketika anak-anak didiknya mulai dijemput orang tua. Masih ada kewajiban yang harus dikerjakan, yaitu memastikan semua anak dijemput oleh anggota keluarga. Mengingat maraknya kasus penculikan anak akhir-akhir ini, membuat para guru TK harus ekstra waspada dan benar-benar melakukan pengawasan ketika masih ada anak yang belum dijemput orang tua atau anggota keluarga. 

5. Dear kamu yang (mungkin) masih memandang sebelah mata guru TK…

Ilustrasi guru TK - Photo by Iqwan Alif from Pexels

Ilustrasi guru TK – Photo by Iqwan Alif from Pexels via https://www.pexels.com

Mulai sekarang yuk lebih bijak lagi dalam melihat segala sesuatunya. Termasuk soal menilai pekerjaan seseorang. Sebab setiap pekerjaan pasti memiliki kebermanfaatan dan jatuh bangun perjuangannya sendiri-sendiri. Termasuk guru TK yang sering kali dianggap “hanya” mengajari bernyanyi dan bermain ini.

Seperti yang dikatakan Ibu Utari Hapsari, seorang guru TK yang menginspirasi pemilik akun @akuitudina untuk menuliskan utas tentang ini. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement
Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE