Rasanya Quarter Life of Crisis yang Baru Saja Kulalui. Berat Memang, tapi Tetap Harus Dijalani

Rasanya quarter life of crisis

Pada umumnya, setiap orang akan mengalami krisis terberat dalam hidupnya pada usia 20-30an. Jika orang tersebut dapat melewatinya dengan baik, maka selanjutnya akan baik-baik saja. Namun saat orang gagal di masa itu maka selanjutnya ia akan kesulitan. Fase tersebut adalah masa untuk menemukan kompas kehidupan dan penemuan jati diri mau di arahkan ke mana untuk kedepannya.

Pada fase tersebut seseorang juga akan mengalami dilema, pertanyaan-pertayaan yang seringkali muncul untuk dirinya sediri dan bingung untuk menjawabnya. Seperti halnya pacaran dulu atau langsung menikah, bekerja atau berwirausaha, menabung atau berinvestasi, dan lain sebagainya yang akan sering di alami pada usia 20-30 tahun.

Hal ini adalah perihal tentang bagaimana menatap masa depan,dengan tetap memperjuangkan atau malah dengan kekhawatiran.  Berikut apa saja dilema yang sedang aku alami di fase quarter life crisis.

Advertisement

1. Saat datang ke kondangan sendirian, kemudian dapat pertanyaan. Kamu kapan, mana pasanganmu, datang sendirian?

datang ke kondangan

datang ke kondangan via https://www.pexels.com

Bukan masalah serius memang menghadapi pertanyaan-pertanyaan umum yang bikin risih tersebut, karena semakin dewasa semakin cerdas pula otak untuk merespon pertanyaan sama yang sering di berikan. Mungkin dengan menjawab aku setelah lebaran, tahunnya masih di rahasiakan,  atau  pasanganku sedang sibuk memantaskan diri, jadi tak masalah jika aku datang sendiri.

Namun kenyatanya di lubuk hati paling dalam meuncul pertanyaan sampai kapan terus begini (sendiri), kenapa juga jomblo di waktu yang tak tepat di musim kondangan kaya gini. hahaha (ngetawain diri sendiri). Kemudian muncul lagi pembelaan, aah punya pasangan bukan  untuk pamer atau peningkatan status, setiap orang sudah punya takdirnya masing-masing terutama perihal jodoh atau siapa pendamping hidupnya nanti.

Advertisement

Jadi, aku rasa dari pada kalian-kalian ini yang sering melotarkan pertanyaan kapan nyusul, mana pasangannya, dsb. mending kalian ubah itu pertanyaan jadi apa ini yang bisa aku bantu untuk menemukan pasangamu? Seperti apa sih yang kamu inginkan, barang kali aku bisa temukan? Atau mending kalian tidak usah bertanya sama sekali, cukup bilang terimakasih yaa sudah meluangkan waktunya untuk datang, silakan menikmati hidangan.

Dan untuk para tamu undangan yang kadang juga kepo yang sama-sama Tanya seperti hal tersebut (kapan, sama siapa, dan kenapa) mending diem saja dan ngga usah pamer atau merasa beruntung karena sudah punya pasangan (sorry ngegas).

2. Saat baru gajian, orang rumah tiba-tiba cerita soal masalah keuangan. Padahal diri sendiri juga masih punya hutang dan ada rencana beli barang impian yang harus diwujudkan

Advertisement
uang gajian

uang gajian via http://detik.com

Masalah financial menjaadi hal terpenting yang jadi tolak ukur kesuksesan seseoang saat di usia 20-30.an, jika penampilan sudah berubah, punya kendaraan pribadi dan dompet selalu terisi.  Namun yanG sering aku temui dan juga aku alami, di usia 20 menjelang 30 adalah masa di mana baru menamatkan pendidikan di perguruan tinggi negeri dan baru meniti karir di perusahaan tempat pertama kerja.  apalagi jika masih bekerja di perusahaan yang masih member upah UMR yag jarang mendapat uang leburan.

Mengenaskannya bagi yang kurang beruntung, terkadang usai lulus kuliah masih sulit mencari kerja yang dapat memberikan gaji yang cukup (untu kebutuhan hidup, tabungan, dan bersenang-senang) di saat peganguran jadi masalah sosial di Negara ini. Jadi untuk meraih kebebasan finansial di usia ini (20-30.an) menjadi tantangan terberat yang harus di perjuangkan untuk masa depan yang lebih baik.

Aku yang saat ini sudah bekerja di perusahaan dengan upah UMR dimana saat ini sudah genap  tahun,  belum mampu menampakkan hasil yang jelas dari pekerjaanku saat ini. Usia yang cukup matang untuk seger menikah, namun kenyataannya masih seringkali gagal menjalin hubungan.

Malah saat ini sedang di hadapkan ada dilema keuangan yang aku sendiri pusing memikirkannya. Ditambah pula muncul pikiran untuk ganti pekerjaan dan liburan sejenak untuk menenangkan pikiran. Tapi apalah daya, sisa gajian hanya cukup untuk makan 1 bulan.

3. Ingin segera menjalin hubungan yang lebih serius, namun kenyataan hubungan sering gagal dan teman semakin berkurang

melamarmu

melamarmu via http://thewedding.com

Semakin dewasa, masalah asmara orang akan lebih bijaksana dalam menjalaninya, tidak hanya untuk kesenangan dan kebutuhan pribadi, tapi tentang rencana masa depan nanti. Semakin menyempitkan ruang lingkup pertemanan saat fase dewasa akan membuat orang lebih selektif dalam menjalin sbuah hubungan, entah hanya untuk sekedar berteman atau memang ada rencana dalam  sbuah hubungan yang serius.

Awalnya seringkali memilih untuk menjadikannya teman, agar saling mengenal pribadi masing-masing dan menemukan keococokan diantara keduanya.  Namun ternyata rasa nyaman itu mudah di ciptakan, begitu pula dengannya yang menemukan rasa nyaman bersama orang lain.

Saat aku memilih untuk dengannya, tapi malah dianya yang tak bisa diajak bersama dan bekerja sama. Kemudian memilih pergi dan menjadi teman kembali dengan batasan jarak dan waktu.

4. Ingin jadi pemuda yang berkarya, kaya raya, dan berguna bagi sekitarnya. Tapi masih sering saja malas-malasan dengan alasan kurang termotivasi

seorang seniman

seorang seniman via http://google.com

Berkarya pastiya menjadi hal penting juga yang harus di upayakan dan di tekuni sejak dini, seperti kata pepatah gajah mati meniggalkan gading, manusia mati meningkatkan prestasi. Jadi mulai saat ini, sekecil apapun usaha untuk membuat karya, harus benar-benar di seriusin dan di tekuni agar tida sia-sia hingga mendapat hasil yang memuaskan.

Godaan dan rintangan pastinya tetap ada bagi orang-orang yang bekerja keras dan terus berjuang, seperti rasa malas, galau di tengah jalan karena bingung tujuan, atau hilang motivasi dari apa yang telah di usahakan.

Seperti aku saat ini, aku yang hoby olahraga, menulis, edit video masih sering kali malas dan berhenti di tengah jalan karena tak menampakkan hasil dari apa yang telah di perjuangkan. Sungguh disayangkan rasanya, berjuang sendiri dan kemudian menyerah dengan apa yang telah di usahakan sampai saat ini. Tapi terkadang pula aku mengira ini karena terlalu lama sendiri, sehingga apa-apa yang di usahakan selama ini tak tau kan dipersembahkan untuk siapa.

5. Sudah bekerja, tapi merasa gini-gini saja. Mau berwirausaha belum punya cukup modal karena manajemen keuangan yang seringkali gagal

jualan saja

jualan saja via http://hipwee.com

Dalam mencari kerja ibaratkan seperti mencari jodoh, sedangkan saat sudah mendapatkan pekerjaan seperti menjaga hubungan agar tetap bisa bertahan. Saat mendapatkan suatu pekerjaa baru, entah itu sebagai pekerjaan pertama atau yang ke sekian kalinya. Anda akan merasa jadi pendatang baru dan anda pula yang harus bisa menyesuaikan dengan lingkungan baru tersebut.

Tak ada yang bisa adi jaminan dari sebuah pekerjaan, meski itu sudah terikat kontrak atau sudah menjadi karyawan tetap. Seperti seseorang yang sudah menikah, tak ada jaminan pula bisa sampai tua hidup bersama meski sudah terikat janji suci. karena buktinya masih banyak orang berpisah  setelah menikah dan orang yang resign dari pekerjaan di perusahaan besar yang di inginkan banyak orang.

Pada intinya, kita hanya mampu melakukan semaksimal mungkin dan jangan membuat orang lain kecewa yang nantinya juga merugikan kita sendiri. Memang sih,  bosan itu wajar dan semua orang bisa saja melakukan kesalahan.

Tapi mengenai kemantapan hati dan jalan yang ingin di tempuh adalah hak setiap orang. Sampai saat ini pun aku masih berencana ingin cari pekerjaan lain, entah itu di perusahaan atau memulai usaha baru.

Yaah, mesti terkadang aku sendiri masih bingung passionku dimana dan hoby pun belum menjadi profit. Aku rasa dengan banyak mencoba dan kemudian memahaminya, adalah jalan terbaik untuk menemukan jati diri dan kemantapan hati.

Aku tak ingin seperti orang lain yang terus melamar pekerjaan ke perusahaan-perusahaan saat sudah berkeluarga nanti. Namun tak ingin pula bertahan di suatu pekerjaan namun tak bisa mengembangkan potensi dalam diri. Lebih baik sedikit tau banyak hal tapi ahli dalam 1 bidang, dari pada tau banyak hal tapi tak ada yang di kuasai.

6. Ingin pergi jauh dari rumah (merantau) untuk menemukan jati diri, tapi sudah tidak lagi waktunya untuk coba-coba apalagi bersenang-senang

ke luar negeri

ke luar negeri via http://kaskus.com

Sebenarnya target kehidupan datang pada diri sendiri, namun di pengaruhi oleh lingkungan, seperti omongan orang atau harapan orang tua. Kapan bisa beli kendaraan pribadi, kapan mulai nyicil rumah, kapan mengenalkan pasangan yang bisa di ajak ke jenjang pernikahan. Hal-hal umum seperti itulah yang menjadi target utama setiap orang pada umunya, terutama di usia antara 20-30.an tahun.

 

Padahal kebebasan dimiliki oleh setiap orang, entah dia bekerja apa, bertempat dimana, dengan siapa dia bekerja sama. Tapi kog ya masih susah untuk benar-benar merdeka dari apa ayang di omongkan orang.  Mau berbisnis tapi masak iya mulai dari nol, dan mengumpulkan uang lagi. Kalau mau bekerja ke luar negri, nantinya malah menjauhkan diri dari orang-orang teredekat, termasuk gebetan atau pasangan. Mau pindah-pindah kerjaan, kog ya di kira main-main dan tak bisa bertahan dalam sebuah tanggung jawab.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Sebuah Karya Akan Membuatku Lebih Berharga.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE