Romantisnya Yogyakarta Melengkapi Kisah Kita

Malam itu hujan rintik-rintik menemani perjumpaan awal kita di Yogyakarta. Aku yang kala itu sangat gugup dengan berbagai perasaan dan kau yang selalu tersenyum saat menatapku. Kita yang tak tahu akan kemana, akhirnya memutuskan untuk singgah di sebuah cafe karena hujan yang semakin deras. Masih dengan perasaan gugup, aku memberanikan diri untuk berbincang denganmu. Dengan mudahnya kau mencairkan suasana malam itu hingga kita semakin dekat.

1. Malioboro yang Selalu Membuat Rindu

Malioboro via https://www.google.com

Perjumpaan kala itu terasa sangat membekas hingga kita memutuskan untuk saling mengenal satu sama lain. Dimulai dengan kau yang menawarkan diri untuk menemaniku mencari keperluan untuk tugasku di Malioboro. Berbagai hal kita bicarakan apalagi dengan kau yang bukan merupakan penduduk asli Jogja, membuatku bersemangat untuk mengenalkan keindahan kota ku ini.

Banyak hal aku kisahkan untukmu walaupun aku tidak seramah bapak-bapak pengayuh becak yang selalu menawari kita untuk mengelilingi kota Jogja. Bahkan mungkin juga tidak seahli para penjual cinderamata yang menawari kita oleh-oleh khas Jogja.

2. Pantai Parangtritis yang Menjadi Candu

Pantai Parangtritis via http://bob.kemenpar.go.id

Waktu masih terlalu siang untuk kita saling berpisah menurut ku atau karena aku yang masih ingin mengenalmu? Kuputuskan untuk mengajakmu ke Pantai Parangtritis. Tempat yang selalu ingin aku singgahi.

Hari itu pertama kali aku mengajak orang lain ke Pantai Parangtritis selain keluargaku. Debur ombak langsung menyapa pendengaran kita sesampainya disana. Semilir angin membuatku melupakan segala penat untuk sementara. Terlihat banyak delman seluas mata memandang. Salah satu yang membuatku bahagia bisa mengenalkanmu sisi lain di Yogyakarta dengan segala keistimewaannya.

3. Tak Bisa Alihkan Pandangan dari Romantisnya Bukit Bintang

Bukit Bintang via https://id.pinterest.com

Semakin hari kita semakin dekat, tanpa diduga kau mengajakku ke Bukit Bintang malam itu. Udara yang semakin dingin tak menyurutkan keinginan kita untuk pergi. Dengan bermodalkan GPS akhirnya kita sampai di Bukit Bintang. Indahnya pemandangan Jogjakarta pada malam hari membuatku terpaku untuk sepersekian detik.

Lampu kerlap-kerlip yang berada di bawahku mengalahkan bintang yang ada di langit. Aku menoleh kearahmu dan tersenyum bahagia.Tanpa ucap kata kurasa kau mengerti artinya. Kau memesan 2 jagung bakar untuk kita nikmati malam itu. Obrolan mengalir begitu saja di antara kita dengan pemandangan Bukit Bintang sebagai latarnya.

4. Kebun Buah Mangunan, Keindahan yang Sulit Terucap

Kebun Buah Mangunan via https://www.pinterest.cl

Telah lama kita bersama, entah sudah berapa kali kita menikmati kota ku ini. Pagi itu kita meluncur menuju Kebun Buah Mangunan untuk melihat sunrise. Dengan udara yang dingin dan keadaanku yang masih mengantuk kau hanya terkekeh melihatku.

Terbayarlah semua rasa malasku sesampainya di Kebun Buah Mangunan. Dari atas sini kita seakan sedang berada di atas awan. Indahnya apa yang berada dihadapan membuatku terkagum-kagum. Apalagi ketika matahari mulai terbit, awan berwarna jingga. Tak bisa ku berkata-kata. Denganku yang menyandar di pundakmu, kita menikmati keindahan pagi itu.

5. Alun-Alun Selatan, Keramaian yang Menjadikan Enggan Pulang

Alun-alun Selatan via https://indonesiaituindah.com

Malam itu kita sangat menikmati suasana di alun-alun selatan. Mulai dari makanan yang beraneka macam, anak-anak yang saling berkejaran, muda-mudi yang saling bercanda ria dengan pasangan atau sahabat, beberapa orang yang mencoba melewati 2 pohon kembar, mobil dengan lampu kerlap-kerlip yang memutari alun-alun dan masih banyak lagi hal lainnya yang terlihat menyenangkan.

Kita memilih untuk duduk di atas rerumputan sambil menikmati arumanis kesukaanku. Tak lupa juga bersenda gurau dengan semua ucapan konyolmu. Tertawa lepas seakan hanya ada kita berdua malam itu. Sayangnya kita harus bersabar untuk dapat bertemu kembali. Menikmati indahnya Yogyakarta bersama lagi.