Selektif dalam Segalanya Bukan Hal buruk dan Cermin Kesombongan, Kok!

Mengapa kadang sifat selektif dianggap kurang baik oleh segelintir orang? Padahal, dalam dunia global dan terbuka secara pikiran serta sosial, selektif menjadi opsi yang baiknya digunakan. Dalam lingkungan pertemanan, hubungan, perilaku konsumtif, serta apa pun itu jelas banyak tersaji pilihan. Sehingga memang kita dihadapkan dengan 2 sikap yaitu, terbuka, tertutup atau memilih sesuai yang kita mau.

Selektif cenderung diidentikkan dengan pilih-pilih teman, pemilih, ataupun banyak inginnya. Namun, benarkah demikian? Tidak semuanya setiap yang selektif itu buruk. Dalam hal apapun tentunya setiap orang punya sisi idealisme atau parameter dalam menerima sesuatu.

Jika memang anggapan orang lain seperti itu, tidak perlu khawatir karena setiap orang mempunyai standar yang benar-benar membuat orang itu tidak menyesal dan merasa terbebani dengan pilihannya lho. Inilah paparan mengenai sifat selektif yang dianggap negatif ya!

Advertisement

1. Selektif dalam hubungan lebih kepada memantaskan diri dan kejujuran

Photo by 胡 卓亨 on Unsplash

Photo by 胡 卓亨 on Unsplash via https://unsplash.com

Jika seseorang bertanya tentang kriteria pasangan atau jodoh untuk masa depan, pasti ia menjawab dengan beberapa kriteria juga. Namun, kadang kala ditanggapi dengan agak sinis seperti terlalu pemilih atau banyak maunya. 

Nyatanya tidak seperti itu, seseorang berhak memilih sesuai standar yang Ia inginkan demi kebahagiaannya. Seseorang yang selektif juga memiliki kalkulasi atas apa yang ia utarakan.

Advertisement

Seseorang hanya memantaskan diri yang sesuai dengan apa yang ia anggap pantas bersamanya, tetapi  jangan terlalu ketinggian ya! Sewajarnya saja karena memantaskan diri ialah perilaku batas kewajaran.

2. Selektif dalam konsumtif ialah memilih apa yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan

Dalam bersikap konsumtif dan membeli sesuatu juga ada kalanya setiap orang dituntut untuk cerdas. Ketika dihadapkan dengan pengeluaran dan barang kebutuhan, seseorang harus cerdas dalam memilih dan membedakan mana kebutuhan dan keinginan.

Terlebih ketika keuangan sedang menipis bukan?Tidak apa-apa juga jika keranjang belanjamu dipandang terlalu sedikit bukan? Karena yang terpenting pilihanmu itu tepat.

Advertisement

3. Menghindari Resiko untuk Memilih dan Menjalaninya

Memiliki pertimbangan hingga sampai ke arah depan dan efeknya tidaklah buruk. Bukannya takut-takut atau penakut, tapi justru pintar dalam memutuskan sesuatu. 

Suatu pilihan yang dirasa tidak pas atau ragu-ragu hendaknya memang layak ditinggalkan bukan? Menjalaninya dalam keraguan dan asal menerima bukan cara yang baik dalam menjalani suatu pilihan yang sebenarnya kamu pun belum mengetahuinya secara jelas.

4. Selektif tidak selalu berbau kesombongan

Photo by Mimi Thian on Unsplash

Photo by Mimi Thian on Unsplash via https://unsplash.com

Kesombongan berarti tidak mau menerima apapun tanpa mau mendengar, melihatnya dan mengetahuinya terlebih dahulu.

Sedangkan selektif? belum tentu seperti kesombongan. Selektif lebih kepada melihat dan mendengar dahulu dan mempertimbangkan segala pilihan. Hingga akhirnya menentukan sikap, berbeda bukan?

5. Tidak asal-asalan untuk bersikap terbuka

Siapa bilang seseorang yang selektif itu selalu tertutup dan tidak terbuka? Mereka terbuka hanya saja setelah diperlihatkan semuanya, Mereka akan mengaktifkan fungsi filternya masing-masing.

Mereka akan menentukan sikap setelah melihat dengan mata, mendengar dengan telinga, berfikir dengan pikiran mereka dan bersikap menentukan iya atau tidaknya. Jangan hanya iya-iya saja dalam menerima, tentukanlah apapun dari kenyamanan diri!

6. Menjadi orang yang mempunyai standar dan parameter yang jelas

Mempunyai standar parameter serta dilengkapi dengan sikap selektif itu akan lebih baik. Lalu? Jelas karena memang hidup harus tertata dalam beberapa nomor dan opsi.

Ketika kita menyusunnya memang harus sesuai dengan apa yang kita input lalu selanjutnya mewujudkannya kepada memilih sesuai apa yang kita goreskan.

Ketika pilihan-pilihan yang kamu dapatkan tepat dan sesuai dengan standarmu, apa yang dirasakan? Bahagia bukan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan Penulis Tapi Si Kritis

CLOSE