Suka Duka Jalani LDR Setelah Menikah. Meski Berat Yakin Aja Semua Ini Akan Berakhir Indah~

LDR setelah menikah

Hayo siapa yang lagi LDM? Sedih ya rasanya kalau jauh dari pasangan apalagi pasangan yang baru menikah. Tidak sedikit pasutri yang terpaksa melakukan LDM karena berbagai macam alasan, seperti tuntutan pekerjaan, pasangan masih menjalani studi, kondisi sosio-ekonomi yang tidak mendukung, dsb. Meskipun demikian, LDM memiliki suka duka yang pastinya dialami pasutri yang sedang melakukannya.

LDM (Long Distance Marriage) adalah suatu pernikahan di mana antar pasangan terpisah oleh jarak, bisa antar kota, provinsi, atau bahkan negara dan benua. Menjalani LDM memang tidak mudah karena akan ada banyak masalah tambahan pada pasangan itu, yaitu isu-isu tentang trust, komitmen, kesabaran, dan bahkan finansial.  Oleh sebab itu untuk menjalani sebuah LDM setiap pasangan harus memiliki komitmen penuh dulu di awal untuk benar-benar memahami risiko-risiko LDM. 
 

1. Lebih bebas dalam beraktivitas

Have more activities without restriction

Have more activities without restriction via https://vemale.com

Advertisement

Sekilas LDM memang tampak tidak menyenangkan ya, namun sebenarnya LDM juga memiliki beberapa hal yang menguntungkan. LDM memberikan kesempatan bagi kita untuk lebih bebas dalam beraktivitas karena kontrol yang minim oleh pasangan. Kita dapat pergi kemanapun dan melakukan aktivitas apapun lebih bebas tanpa harus ada kewajiban yang harus dilakukan pada pasangan, misalnya bangun pagi untuk menyiapkan sarapan bagi pasangan, membersihkan rumah atau sekedar mencuci baju pasangan.

2. Lebih banyak "me time"

More "me time"

More "me time" via https://google.com

Kebebasan dalam beraktivitas pada akhirnya akan membuat pejuang LDM memiliki lebih banyak waktu "me time" tanpa harus memikirkan kebutuhan pasangan.

3. Lebih bebas dalam bergaul

Have more social interaction without restriction

Have more social interaction without restriction via https://yakimaymca.org

LDM juga memberikan kesempatan bagi kita untuk lebih bebas bergaul. Hal ini akan sulit dilakukan saat pasutri tinggal serumah karena selain waktu bergaul akan berkurang karena kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan pada pasangan juga karena pasangan akan lebih sering menanyakan pada kita mengenai aktivitas keseharian kita dan mengecek telepon genggam.

Advertisement

4. Pengeluaran finansial lebih banyak karena dua orang hidup terpisah

More financial expenses because two people live separately

More financial expenses because two people live separately via https://dreamstime.com

Selain beberapa keuntungan di atas, tentu saja LDM juga memberikan dampak negatif. LDM akan membuat pengeluaran finansial pasutri menjadi membengkak dibandingkan dengan hidup serumah. Hal tersebut dikarenakan setiap orang memiliki kebutuhan masing-masing di tempatnya. Jika LDM, maka biaya makan akan menjadi dua kali lipat begitu pula kebutuhan domestik lainnya, seperti tagihan listrik, dll. Selain itu perlu juga biaya besar untuk bertemu apalagi jika LDM antar pulau atau bahkan negara karena mahalnya tiket transportasi. Belum lagi ditambah dengan biaya membeli pulsa. Hehehe pernah denger kan LDM berat di ongkos? :((

5. Quality time bersama pasangan berkurang

Quality time with partner decreases

Quality time with partner decreases via https://goalcast.com

Melakukan LDM juga pasti akan menerima konsekuensi berupa quality time bersama pasangan yang berkurang. Sebenarnya kita masih bisa melakukan quality time dengan rajin telepon atau video call, tapi tetap saja tidak ada yang bisa menggantikan suasana dan dukungan emosional saat bertemu secara langsung.

6. Rentan konflik rumah tangga

Advertisement
Vulnerable to conflict between husband and wife

Vulnerable to conflict between husband and wife via https://focusonthefamily.com

Berkurangnya quality time juga akan berdampak pada rentan munculnya konflik rumah tangga. Ketidakstabilan emosi karena kebutuhan afeksi (kasih sayang) dari pasangan yang berkurang akan sangat mempengaruhi hubungan dalam rumah tangga. Pada akhirnya akan rentan muncul rasa curiga pada pasangan, rasa tidak puas pada pasangan, dan berkurangnya rasa empati antara satu sama lain.

Saran saya bagi yang sedang menjalani LDM adalah perkuat komitmen. Butuh komitmen yang sangat kuat dengan pasangan saat memutuskan akan LDM. Komitmen yang kuat akan menciptakan trust antara satu sama lain sehingga meminimalisasi konflik. Selain itu, dibutuhkan pula empati antar satu sama lain dan sikap dewasa dalam menyikapi munculnya konflik, misalnya dengan saling berdiskusi saat konflik, mau mengakui kesalahan, sikap terbuka, lebih berpikir jangka panjang, selalu ingat tujuan dalam membina rumah tangga.

Yes, LDM is very fragile, but also very challenging
LDM can turn to a best learning for spouses to be more patient, more responsibility, more caring, more intimate, and more understanding each other

Semangat ya para pejuang LDM! Ingat selalu bahwa LDM pasti akan berakhir!

Kalau kamu yang sedang LDM bagaimana? Banyakan suka atau dukanya nih dalam menjalani LDM? Bagi yang mau LDM, udah siap? Tulis di komen ya~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Clinical Psychologist and Writer [Contact me on: aarchentari@yahoo.com, @ayuarchentari, @archanabiro]

CLOSE