Tak Perlu Dengar Kata Mereka Memang Sulit, Tapi Perhatikan Beberapa Hal Berikut Ini!

Karena Kita tidak hidup dengan yang sama dan tidak hidup sendirian

Tak perlu dengar kata Mereka? tapi Kita punya dua telinga yang setiap waktu tak bisa Kita tutup melulu. Kita juga hanya punya dua tangan untuk menutup mulut semua orang yang berbicara negatif tentang diri Kita. Setiap orang juga tak bisa menahan diri atau pun bersabar karena tingkat kesabaran pun levelnya berbeda-beda.

Setiap orang juga hidup bersama perkataan-perkataan orang lain. Perkataan yang positif dan bersifat membangun sih oke-oke saja namun bagaimana dengan perkataan yang negatif? Siapkah mendengarkannya? Atau celoteh-celoteh ringan yang jika dikumpulkan akan mengganggu? Nyatanya ada yang siap, biasa aja dan malah tidak siap.

Karena memang perkataan-perkataan negatif bisa saja melemahkan semangat, perasaan dan kehidupan seseorang secara tidak langsung. Tidak mendengarkan kata Mereka memang tidak semudah itu namun pasti bisa untuk siapapun yang belum bisa menghadapinya. Lalu untuk yang tidak siap? tidak apa-apa, semua hanya perlu pembiasaan dan beberapa hal yang harus diperhatikan seperti ini,

Advertisement

1. Perkataan yang buruk tentangmu itu cuma masa lalu, belum tentu benar ataupun belum tentu terjadi lagi

Sebanyak apapun kalimat, perkataan dan omongan yang terlontar tetap saja belum tentu seperti pada kenyataannya. Andai mereka mengungkit masa lalumu, itu pun cuma menggambarkan masa lalu dan bukan kenyataan kedepannya. Andai mereka berbicara semuanya, itu pun belum tentu benar karena kamu yang mengalaminya dan andai mereka berkata macam-macam pun itu belum tentu terjadi padamu.

2. Perbanyak dan meminta pembicaraan positif mengenai dirimu

Selain banyaknya perkataan yang negatif dan mematikan semangat, imbangi atau bahkan kalahkan dengan meminta masukan positif atau membangun serta tanggapan-tanggapan yang dapat membuat mood dan semangatmu naik kembali. Sehingga omongan-omongan buruk tentang dirimu akan tak berpengaruh karena masuknya energi positif lebih banyak dari sekitarmu.

Advertisement

3. Habiskan waktu untuk produktif

Mengapa? Karena menyibukkan diri dengan hal yang produktif lebih baik daripada merenungi, memikirkan dan menanggapi omongan-omongan buruk tentang dirimu. Sehingga kamu tak akan berhenti disitu saja. Lebih baik menghabiskan waktu dan energi dengan hal-hal produktif bukan dibandingkan dengan menghabiskan waktu dan energi karena menanggapi sesuatu yang malah mengganggumu? sehingga kamu tak ada waktu untuk menanggapi segala pembicaraan buruk mengenai dirimu.

4. Jauhi diri dari menyendiri

Menyendiri jika memang butuh waktu untuk menyendiri itu tak apa-apa. Tapi ingatlah pada waktu dan jangan terlalu lama. Karena semakin lama Kamu menyendiri maka potensi Kamu untuk memikirkan omongan-omongan negatif mengenai dirimu juga semakin banyak. Ingatlah waktu dan bergegaslah dalam melakukan sesuatu dibanding terjerat pada kesendirian yang malah membuatmu makin tak berpindah.

5. Masukkan diri kepada lingkungan baru

Lingkungan baru merupakan lingkungan yang segera menerimamu dan yang harus kamu kenal. Karena memang lingkungan lama yang penuh dengan energi negatif maka, masuk ke dalam lingkungan baru akan menetralkan dirimu. kamu akan melupakan lingkungan lama, kamu akan menata diri kembali dan memperbaiki dari yang telah berlalu. Ada baiknya ketika kamu sudah membutuhkan ketenangan tanpa ocehan-ocehan,maka masukkanlah dirimu kepada lingkungan baru.

Advertisement

6. Seseorang yang mengetahui dirimu adalah dirimu sendiri, maka yakinkan dan buktikan

Segala pembicaraan maka bisa jadi akan menyakitkan. Walaupun ucapan itu benar maka yakinkan bahwa saat ini Kamu bukan yang seperti itu. Memang sulit namun pembuktian adalah jalan terakhir dan jalan satu-satunya ketika sedang malas meladeni pembicaraan orang lain. Karena pada dasarnya tindakan dan pembuktian adalah cara paling luar biasa dalam membantah pembicaraan negatif tentang dirimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan Penulis Tapi Si Kritis

CLOSE