7 Cara Hemat Listrik Selama Pandemi. Token 20 Ribu Cukup Buat Seminggu

Tips hemat listrik

Di masa pandemi umumnya penggunaan listrik semakin meningkat. Bagaimana tidak, sekarang hampir semua aktivitas dilakukan di rumah, sekolah di rumah, bahkan kerja pun di rumah. Berdasarkan pengalaman penulis, jika biasanya token listrik 20 ribu bisa habis dalam dua minggu, sekarang tak bisa begitu. Satu minggu pun sudah bunyi dan menyala merah. 

Tapi tak perlu khawatir, di artikel ini penulisan berikan tujuh trik menghemat token listrik selama masa pandemi. Bahkan bisa juga diterapkan setelah pandemi berakhir juga lo!

Advertisement

1. Bekerja dengan benda yang lebih kecil

pakai laptop | Photo by iyinoluwa John Onaeko

pakai laptop | Photo by iyinoluwa John Onaeko via https://unsplash.com

Biasanya ada tiga benda yang umum digunakan saat bekerja atau sekolah dari rumah, yakni smartphone, laptop, dan komputer. Sebagai saran, gunakanlah perangkat seperti laptop atau HP saja, sebab dua benda ini hanya butuh aliran listrik saat di-charger saja. 

2. Fokuslah saat bekerja atau belajar, jangan sambil mengerjakan hal lain

fokus kerja | Photo by Windows

fokus kerja | Photo by Windows via https://unsplash.com

Saat belajar ya belajar aja, saat bekerja ya fokus bekerja jangan lakukan hal lain seperti bermain game. Sekalipun sudah selesai, lebih baik istirahat saja jangan lanjut main game. 

Advertisement

Kalo sudah main game, nanti baterai  HP dan laptopmu bakal cepat habis. Kamu harus mengisi dayanya dan butuh koneksi listrik. Tapi bukan berarti nggak boleh bermain game. Boleh asal tidak berlebihan.

3. Mencabut colokan listrik setelah digunakan

Bagi kamu pengguna laptop dan kebetulan sedang mengecas, setelah penuh jangan lupa untuk dicabut. Ya meskipun laptop tersebut dalam keadaan penuh dan mati itu tetap menyedot banyak listrik.

Kalau colokan sudah dicabut dari laptop tapi tetap tertancap di stop kontak bagaimana? Tetap aja itu memakan listrik. Paling aman, cabut keseluruhan setelah semuanya selesai dipakai Dan hal ini juga untuk perangkat elektronik lainnya.

Advertisement

4. Pesan makanan online lengkap dengan nasinya

delivery makanan | Photo by Erik Mclean

delivery makanan | Photo by Erik Mclean via https://unsplash.com

Bicara soal makan-makan, tentu semua tau kalo tanpa nasi makan terasa belum sempurna. Ibarat kata, belum makan nasi belum makan. Jika selama ini kamu terbiasa memasak dengan magic com atau rice cooker, coba deh kurangi. Ingat, penggunaan listrik untuk keperluan ini sangat besar.

Untuk itu, coba jangan masak nasi di rice cooker tapi beli saja secara online. Biar lengkap, jangan cuma pesan nasi saya tetapi lengkap dengan lauk dan sayuran. Kalau kamu nggak mau pesan makanan dan lebih suka masak sendiri, masak nasinya bisa menggunakan kompor gas saja. 

5. Mematikan perangkat elektronik sebelum tidur

matikan TV | Photo by Nick Romanov

matikan TV | Photo by Nick Romanov via https://unsplash.com

Sebelum kamu tidur di malam hari, pastikan telah mematikan semua produk elektronik seperti komputer, televisi, AC, music player, dan perangkat elektronik lain. Tujuannya untuk menghemat daya listrik. Lagipula untuk apa sih dihidupin tapi nggak dipakai. Bikin boros saja.

6. Cuci baju pakai tangan, jangan pakai mesin cuci

Terbiasa cuci pakaian pakai mesin cuci? Kalau mau hemat listrik kebiasaan ini harus dikurangi. Mesin cuci memang bisa membantumu mencuci pakaian dengan cepat, akan tetapi membutuhkan cukup banyak aliran listrik.

7. Jangan menghidupkan lampu di pagi dan siang hari

lampu nyala | Photo by Federica Giusti

lampu nyala | Photo by Federica Giusti via https://unsplash.com

Kebiasaan sia-sia ini kerap dilakukan padahal bikin boros listrik. Baiknya, hidupkan mulai pukul 18.00 atau saat suasana mulai gelap. 

Oke, tidak sulit kan? Coba deh lakuin dulu cara-cara tersebut dan buktikan sendiri biaya tagihan listrik di rumahmu bakalan berkurang daripada sebelumnya. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang freelancer content writer, bloger, dan kontributor di beberapa media.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE