Untuk Kamu yang Pernah Kecewa Hingga Trauma Karena Cinta, Kamu Layak Untuk Bahagia

Tidak banyak dari kita yang beruntung mendapatkan kisah cinta indah seperti di dongeng.

Tidak banyak dari kita yang beruntung mendapatkan kisah cinta indah seperti di dongeng. Terkadang kita merasakan sakit dan kecewa yang mendalam. Putus cinta, gagalnya rumah tangga, hingga kehilangan. Seolah bumi dan seisinya tak menghendaki dirimu bahagia. kamu merasa Tuhan tak terlalu baik padamu, lalu kamu terpuruk di jalan yang tak sepatutnya. Untuk kamu yang sedang berputus asa, kamu layak bahagia.

Advertisement

1. Tak mengapa putus cinta, menangis saja

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Cinta itu ibarat pisau dengan sisi yang tajam, berani bermain pisau, harus siap tersayat. Sayangnya kadang luka itu begitu menyayat, membuat kita tak sekedar patah hati. Sering kali menangis saja tak cukup membuat lega. Tak mengapa, menangis saja, menangis sampai dirimu merasa sesak oleh air mata itu. menangis saja, biarkan rasa sedihmu keluar mengalir bersama air mata.

2. Buang semua rasa lelahmu, terima kenyataan

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Menghabiskan waktu bersama, berbagi canda tawa, suka duka. Ketika tiba saat berpisah, seakan semua kenangan itu menguap. Yang ada hanya kebencian. Setiap langkahmu seakan membawamu kembali padanya, seperti roda yang berputar di satu tempat.

Advertisement

Kamu merasa semua usahamu sia-sia. Ingatlah ini, semakin besar harapanmu semakin besar rasa kecewamu. Cobalah terima kenyataan. Hubungan kalian telah berakhir, tapi tidak dengan hidupmu. Waktu akan terus berjalan tanpa menunggumu. Meski mungkin kamu harus merangkak seperti anak bayi, lakukan. 

3. Lalu jika kamu mengalaminya, trauma jatuh cinta

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Putus cinta bukan sekedar berpisah lalu selesai. Satu sisi terkadang memiliki pengharapan yang lebih. Dan sisi itu yang mengalami luka paling dalam. Mereka bilang tak ada trauma cinta, karena mereka tak pernah merasakan pahitnya kegagalan. Yang cuma bisa berkata, belum tentu bisa menjalani. Tak mengapa, wajar jika kamu mengalaminya. Tak ada yang bisa menyalahkanmu.

4. Hatimu tanpa kamu sadari membeku

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Hari-harimu masih berlalu seperti biasa, kamu masih berjalan di atas bumi. Kamu masih tertawa ketika sahabatmu membuat lelucon. Kamu masih menyukai es krim dan coklat favoritmu. Kamu benar-benar bangkit, kata mereka. Yang tak pernah kamu atau orang lain sadari. Perlahan hatimu membeku, hatimu mengeras tanpa kamu minta. Pengalamanmu membuatnya begitu. Tak mengapa, bukan salahmu.

Advertisement

5. Mereka yang dekat, sebatas teman bagimu

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Seperti biasanya, kamu tertawa, kamu hangout, kamu menjalani seluruh aktivitasmu seperti biasa. Pesonamu juga tak pudar, kamu benar-benar kembali seperti dulu, meski tak sepenuhnya. Lantas banyak yang mendekatimu, kamu menerima hadirnya mereka seperti seharusnya. Hanya saja seharusnya itu adalah pertemanan.

Di matamu, mereka sekedar teman yang asik. Teman yang bisa mendengar keluh kesahmu. Tapi ketika pertemanan itu menunjukkan langkah lebih dekat, kamu mundur perlahan. Kamu tak bisa menerima hal itu. di pikiranmu hanya muncul rasa takut. Kamu takut dikecewakan kembali. Tak mengapa, bukan salahmu.

6. Terkadang kamu berharap, merasakan debar cinta lagi

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Ketika sahabatmu memamerkan kemesraan di depanmu, kamu tak merasa iri. Kamu tersenyum seperti biasa. Bagimu itu hal yang lumrah, status jomblomu tak mengusikmu sama sekali. Hal ini membuat sahabatmu merasa tak enak hati. Mereka mengkhawatirkan dirimu, sedang kamu? Jauh didalam hatimu kamu juga mendambakan kasih sayang. Kamu ingin merasakan debar cinta lagi. Kamu ingin merasakan manisnya ucapan selamat pagi. Tapi kamu terlalu takut. Sekali lagi tak mengapa, bukan salahmu.

7. Tapi kamu terlalu takut, bisa dibilang pengecut

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Kamu bisa dibilang seseorang yang kuat, kegagalanmu mungkin saja fatal. Tapi secepat itu kamu bisa bangkit, itu hebat. Fisik bisa nampak, tapi psikis tentunya tak banyak yang tau, bahkan diri sendiri. Apa jadinya jika ternyata kamu rapuh, sungguh rapuh. Kamu mencoba mengingkarinya.

Pengalaman diselingkuhi membuatmu berpikir, mungkin menjadi selingkuhan tak ada salahnya. Kamu pengecut jika memiliki pemikiran seperti ini. Kamu bodoh. Tapi tak mengapa, bukan sepenuhnya salahmu.

8. Kamu mulai mencari tujuan lain

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Kamu sungguh mengetahui batasan dari dirimu. Dirimu mulai bisa menerima keadaan, memfokuskan diri pada hal lain bagimu adalah pilihan yang cukup bijak. Bukan sekedar menjalani hari-hari seperti biasa. Bekerja atau menyelesaikan studi menjadi prioritas utamamu. Kamu tak lagi terusik dengan pendapat orang lain. Kamu memang layak bangkit sepenuhnya.

9. Pasrahkan dirimu pada Tuhan

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Tuhan tak pernah meninggalkan umat-Nya dalam keadaan apapun, terlebih dalam keadaan terpuruk. Dirimu yang merasa cinta pada manusia merupakan tujuan awalmu, mulai perlahan menyadari kesalahanmu. Sujud-sujudmu taklagi berisi tangisan, munajatmu tak lagi tentang pengharapan cinta. Dalam barisan do’a yang kamu lantunkan, berisi rasa syukur akan hidup yang kamu dapatkan. Memang sepatutnya seperti itu.

10. Kamu layak bahagia

Photo by Pexels

Photo by Pexels via http://www.pexels.com

Terakhir namun bukan akhir, kamu layak sekali untuk berbahagia. Meski hatimu menuntut sebuah pengisian, kamu tak lantas terburu-buru lagi. Kamu memikirkan semua dengan begitu matang. Bagimu, bahagia tak sepatutnya memaksa. Tertawalah dalam balutan do’a, meski hatimu pernah tercabik. Kamu layak untuk bahagia.

Ingatlah hati yangpernah terkoyak, Tuhan tak akan memberi kesedihan selamanya. Sebuah pesan dariku yang hatinya terkoyak dua kali, yang membekukan hati sebegitu dalam.

“Harapan yang besar, diikuti oleh rasa kecewa yang sepadan”

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tersenyum untuk bahagia, yuk senyum

12 Comments

  1. Syam berkata:

    hik hik,,, thanks artikelnya,,, 😀

  2. Andinadya Rachman berkata:

    Tulisan yg bagus…permisi untuk mengutip sedikit tulisannya….

  3. Kue Bakpao berkata:

    Mungkin hanya dengan kesimpulan "Tulisan yang menyentuh dan memberi semangat buat yang lagi jatuh" end~

  4. Nanda berkata:

    Nice kka, Berasa tersentuh

  5. Handi Ramadhan berkata:

    Hati-hatilah,dengan rasa cinta dan kasih sayang anda pada kekasih anda!jangan sampai rasa cinta kita yang begitu besar pada kekasih hati kita, menjadi tirai tebal yang menghalangi cinta kita, kepada Sang Maha Cinta.

  6. Jacklyn Soudy Tuerah berkata:

    Sungguh menginspirasi ☺
    "harapan yang besar diikuti rasa kecewa yang sepadan" keereen ??

  7. thx artikelnya mbuat ku kuat

  8. Mahrita berkata:

    Rasax mau nangis

  9. Rasa trauma selalu menghantui

CLOSE