Yuk Memulai Relasi yang Sehat! Sudahkah Kalian Memulainya?

Sehat tidak hanya dilihat dari segi fisik tapi juga secara mental.

Pubertas merupakan salah satu contoh perkembangan fisik manusia ketika memasuki usia remaja. Selain perkembangan fisik, perkembangan psikologis juga sangat berpengaruh. Salah satu contohnya adalah rasa ketertarikan dengan seseorang dan kebutuhan untuk menjalin relasi atau hubungan romantis dengan orang lain.

Pada kalangan remaja, memiliki relasi romantis ini disebut pacaran. Sejatinya, pacaran adalah bentuk hubungan yang dijalani oleh dua orang dengan melibatkan kejujuran, rasa saling percaya, menghargai dan menyayangi satu sama lain, komunikasi yang terbuka dan positif, dan saling mengerti satu sama lain. Hal ini disebut sebagai relasi yang sehat.

Jika menelisik lebih jauh definisi sehat, ada banyak sekali definisi sehat menurut para ahli, lembaga internasional dan juga kebijakan domestik. Menurut WHO, sehat berarti keadaan fisik dan mental lengkap serta kesejahteraan sosial bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan.

Sedangkan menurut UU. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, sehat adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Definisi-definisi tersebut sudah cukup menjelaskan bahwa sehat tidak hanya dilihat dari segi fisik tapi juga secara mental.

Relasi sehat adalah relasi yang seimbang atau setara, mampu bertanggung jawab atas diri sendiri dan keputusan individu yang tidak ada unsur ancaman dan intimidasi dari pasangan, serta bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun psikis.

1. Ikatan

Advertisement

Mengutip bahan ajar dari modul Matoal He Tanoina, salah satu buku yang berisikan bahan ajar tentang hak kesehatan seksual dan reproduksi remaja. Ada empat hal yang bisa remaja lakukan untuk membangun relasi yang sehat dalam berpacaran:

Ikatan, dalam pacaran kedua belah pihak mampu berkompromi secara nyaman dan setara, untuk memastikan cita-cita masing-masing dapat tercapai.

2. Komunikasi

Businessman shouting through megaphone

Businessman shouting through megaphone via https://www.freepik.com

Melalui komunikasi, masing-masing pihak dapat menyampaikan perasaannya, bahkan ketika tidak sependapat sekalipun, sehingga masing-masing pasangan merasa aman, didengarkan pendapatnya secara baik dan tidak ada yang merasa dihakimi sepihak.

Advertisement

3. Percaya

Teamwork concept

Teamwork concept via https://www.freepik.com

Bangun kepercayaan secara terus menerus, sehingga kedua belah pihak merasa betul-betul nyaman dan dapat saling bergantung satu sama lain.

4. Kesepakatan

day of friendship with hands

day of friendship with hands via https://www.freepik.com

Hal ini sangat penting untuk menentukan sejauh mana pacaran atau relasi itu akan dilakukan, termasuk menyepakati batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Membangun kesepakatan berarti memastikan bahwa masing-masing pihak menyetujui secara sadar dan tidak ada satu pihak pun yang terpaksa ataupun merasa bersalah dan menyesal karena telah melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak dirasa nyaman ataupun belum siap.

Kesepakatan harus dibangun secara terus-menerus, artinya sekali bersepakat tidak berarti bahwa seseorang bersepakat selamanya.

Advertisement

5. Mulai dari diri sendiri

Diverse group of raised hands

Diverse group of raised hands via https://www.freepik.com

Relasi sehat sangat bisa dimulai dari diri kamu sendiri, kamu harus memahami bahwa memiliki pasangan bukan berarti kamu bebas dan berhak mengatur hidup pasangan kamu. Memiliki pasangan adalah memahami bahwa kita membutuhkan partner untuk saling mendukung, menguatkan dan mengerti satu sama lain dan yang terpenting saling menyayangi satu sama lain. Selamat memulai untuk membangun relasi yang sehat ☺

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

ARI adalah organisasi non-profit yang dipimpin oleh remaja, anggota kami berusia 15-24 tahun. kami bekerja secara sukarela untuk melakukan advokasi terhadap hak-hak remaja Indonesia, untuk memastikan setiap remaja mendapatkan aksses wajib belajar 12 tahun, mencapai status kesehatan yang optimal, dan mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai minat dan bakatnya

CLOSE