7 Kritik ini untuk Berbenah Diri, Kamu Jangan Marah atau Berkecil Hati

Kegagalan adalah buah dari perjuangan. Walau hanya sedikit, kegagalan melemparmu ke pojokan kamar, kepada tangis yang sendu atau kepada kelelahan yang sia-sia. Perjuangan yang sudah kamu bangun, menghabiskan waktu yang nggak sedikit, kadang harus memotong kesibukkan atau kewajiban lainnya. Tapi hasilnya sungguh mengecewakan dan mengiris hati .

Advertisement

Saat semuanya jadi semakin menyedihkan, nggak ada lagi tempat untuk bertumpu kecuali Tuhan. Kesedihan yang terus menerus menggerus batinmu itu melemparmu kepada ritus mager dan malas-malasan. Kalau sudah begini, selain sudah jatuh dan sakit, kamu juga bakal rugi. Jika kalimat kutipan paling halus pun tak dapat membangkitkanmu, sudah saatnya meresapi kritikan yang datang kepadamu, kepada jiwa-jiwa yang terlanjur hancur.

1. Kamu kelihatan nggak serius kalau mengerjakan apapun, ya wajarlah kalau gagal

Makanya kamu harus lebih serius lagi via unsplash.com

Aliha-laih marah, coba tanya lagi ke dirimu, sudah seberapa serius kamu menjalani pekerjaan ini? Pekerjaan yang kamu harapkan bisa menghasilkan hal yang menyenangkan itu harus diusahaakan dengan baik. Kalau kamu nggak pernah serius untuk menyukai pekerjaan ini, mana mungkin kamu akan sampai di tempat tujuanmu.

2. Salah satu sifat burukmu itu suka malas-malasan, mana mungkin kamu bisa wujudkan harapan

Dasar pemalas! via unsplash.com

Harapan yang kamu panjatkan setiap pagi, siang, sore, dan malam hari itu tak ada lagi baiknya kalau kamu diam dan nggak berusaha. Dirimu yang malah suka mager, pemalas yang nggak tahu nilai dari sebuah pekerjaan, jangan harap kesuksesan menghampirimu. Jangan menunggu keberuntungan datang kepadamu, ada baiknya kamu jemput itu dengan semangat.

Advertisement

3. Sudahlah tangisanmu sama sekali nggak punya pengaruh biar dia balik, move on!

Nggak perlu menangis terlalu lama via unsplash.com

Dalam hubungan pun kegagalan akan datang, kadang malah lebih menyakitkan ketimbang masalah-masalah lain. Akan selalu dikenang, kesedihan itu sampai kapan pun, sebuah peristiwa, dia meninggalakanmu. Tapi menangisi semua hal itu juga bukan jalan terbaik, dan menangis terus menerus malah bikin sakit. Apakah dengan menangis semua akan kembali seperti semula dan seharusnya? Tidak juga kan.

4. Jangan menyalahkan dosen pembimbing, kamu memang keseringan main dan lupa tanggung jawab untuk mengerjakan skripsi

Skripsi pasti kelar deh, semangat via unsplash.com

Skripsi adalah kewajiban bagi mereka yang serius menuntaskan proses pembelajaran. Skripsi adalah jalan terjal bagi mereka yang tak pernah berusaha, bagi mereka yang belum siap untuk keluar dan bekerja. Kamu yang banyak menghabiskan waktu dengan main-main nggak jelas dan nggak produktif, apa iya akan menyalahkan orang lain?

5. Kamu mengeluh nggak punya teman? Introspeksi, berapa kali kamu menolak ajakan teman-temanmu untuk sekadar kumpul?

Banyak yang peduli denganmu sebenarnya via unsplash.com

Ada banyak kesempatan, ada banyak peluang untukmu mengumpulkan banyak teman. Tapi, kadang kamu malah mengeluh nggak punya teman, nggak punya tempat curhat. Intospeksi dulu, jangan sampai semua masalah yang kamu hadapi sekarang kamu anggap adalah kesedihanmu sendiri. Sebenarnya kamu punya banyak teman, tapi kamu nggak punya banyak waktu untuk mereka.

Advertisement

6. merasa sulit karena kurang pemasukan, sadar diri dan jangan hanya bergantung pada pemberian orangtuamu

Cari kerja, jangan mau dibilang pengangguran abadi via unsplash.com

Pekerjaan adalah kewajiban manusia, dimana mereka menjadi seorang yang sangat berharga, kuncinya adalah dengan bekerja. Kamu merasa kamu tak pernah punya cukup uang saku, tabungan atau bahkan pemasukan keuangan. Sadar diri, semua pemasukkan baik materi maupun imateri akan datang kepada mereka, manusia-manusia yang berusaha dan bekerja.

7. Kamu kalau nggak mau dibilang bodoh baiknya belajar lebih giat, jangan cuma bersantai-santai tak jelas

Semangat deh jangan mau lagi dibilang bodoh oleh mereka via unsplash.com

Susah memang hidup di lingkungan yang menganggap nilai akademis jadi dasar untuk membedakan, bodoh atau pintarnya seseorang. Ini memang menyakitkan, tapi sebagai sosok yang hidup di tengah mereka, kamu nggak jangan mau kalah. Kalau kamu nggak mau dibilang bodoh, kejarlah patokan yang menjadi dasar orang lain untuk mengatakan bahwa kamu pintar. Memang berat, nggak bisa disangkal, orang lain tampak hanya melihat di satu sisi, tapi apa salahnya juga kita balas itu dengan prestasi!

Tak ada salahnya kritik yang datang kepadamu kamu anggap sebagai cambuk untuk membantu membangkitkanmu. Kegagalan akan percuma jika dihadapi dengan tangis. Bukankah hidup penuh dengan tragedi yang menyakitkan sekaligus lucu dan menggemaskan. Kalau kamu bisa menertawakan kepedihanmu ini dan bangkit menghajarnya, percayalah kesuksesan akan menyambutmu. Kesedihan dan segala masalah yang terjadi kepadamu anggap saja sebagai guyonan lucu paling menyentuh hati. Sikapi dengan baik, jangan malah jadi malas dan menangis terus.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kertas...

CLOSE