8 Alasan Mengapa Haters Tega Membencimu, Walau Kamu Nggak Tahu Apa Salahmu

Tidak disukai oleh salah seorang atau beberapa orang memang nggak mengenakan. Apa pun yang kamu lakukan akan selalu salah. Kamu berbuat baik dianggap pencitraan, buat salah tambah menjadi omongan. Serba salah jadinya. Posisi seperti ini jelas bikin kamu nggak nyaman dan kepikiran.

Advertisement

Kamu pun lantas bertanya-tanya, apa yang membuat mereka begitu membencimu. Bisa jadi alasan sebenarnya bukan berangkat dari kamu, akan tetapi pada diri mereka sendiri. Beberapa hal ini bisa membuatmu mengerti, bahwa orang yang tidak menyukaimu memang pantasnya dimaafkan saja. Semoga besok-besok, mereka sudah bisa menerima diri mereka apa adanya.

1. Iri dan dengki sering bersarang di hati. Kamu dibenci, mungkin karena kamu punya sesuatu yang nggak bisa mereka miliki

Mungkin karena kamu bisa main gitar, tapi dia nggak bisa.

Mungkin karena kamu bisa main gitar, tapi dia nggak bisa. via www.youtube.com

Setiap manusia diberkahi kelebihan dan kekurangannya masing=masing. Ada yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, namun memiliki wajah yang biasa saja. Ada yang tidak pintar, tidak cantik, namun memiliki banyak teman. Akan tetapi ada pula manusia yang cantik dan pintar, namun sayang tak disenangi banyak orang.

Mungkin kamu bertanya-tanya, bagian mana dari dirimu yang membuat mereka sangat ingin memilikinya. Bahkan kamu merasa, mereka yang membencimu sebenarnya punya banyak kelebihan dibandingkan kamu.

Advertisement

Bisa jadi mereka pintar dan cantik, namun sayang hidupnya tak pernah diliputi kebahagiaan. Sementara kamu selalu nampak bahagia meski terlahir sebagai orang yang biasa saja.

2. Mungkin mereka cuma nggak mau kalah dari kamu. Sebisa mungkin mereka harus menjadi yang nomor satu

Harus gue yang nomor satu!

Harus dia yang nomor satu! via memecrunch.com

Memang, menjadi yang nomor satu bukan hal yang harus kamu sesali. Setiap orang berhak untuk menjadi yang pertama. Punya hak yang sama untuk sukses juga. Namun, sayangnya bagi sebagian orang yang hidupnya terbiasa dengan ambisi yang terlalu tinggi, menjadi nomor dua adalah sebuah aib. Sialnya, saat ini kamu berhasil mencuri tahtanya. Yup, kamu tengah menjadi yang nomor satu. Dan hal tersebut sangat amat melukai hati mereka.

3. Mereka yang membencimu sebenarnya hanya belum mengenalmu saja. Tak kenal maka tak sayang, seperti itu perumpamaannya

Mereka hanya belum tahu aja kalau sebenarnya kamu ramah.

Mereka hanya belum tahu aja kalau sebenarnya kamu ramah. via mihanglory.alpgroup.ir

Kamu mungkin nggak sadar, kalau ekspresi wajahmu yang jutek secara natural membikin banyak orang nggak bersimpati. Hingga mereka beranggapan kamu adalah orang yang nggak menyenangkan. Padahal sebenarnya kamu nggak jutek seperti yang mereka pikir. Walau mereka terlanjur tak bersimpati denganmu, cobalah untuk lebih sering menebar senyum kepada banyak orang. Kalaupun mereka tetap nggak bersimpati denganmu, setidaknya kamu sudah berusaha.

Advertisement

4. Coba raba kembali ingatanmu. Mungkin mereka dendam lantaran pernah kamu kecewakan. Bisa jadi, bukan?

Bisa jadi mereka

Kamu mungkin lupa, pernah mengecewakan mereka. via unlockingfemininity.wordpress.com

Bisa jadi mereka membencimu lantaran pernah sakit hati mendapat perlakuan yang nggak menyenangkan dari kamu. Entah itu secara sengaja atau nggak. Dengan kembali mengingat kesalahanmu, kamu setidaknya bisa lega dan mengerti mengapa mereka sedemikian bencinya pada kamu. Kamu pun bisa paham jika ingin memperbaiki hubungan, kamu sebaiknya mulai dari mana.

5. Sebagian orang memang suka jadi pusat perhatian. Ups, jangan-jangan saat ini kamu sedang merebut spotlight yang mereka inginkan!

Saat ini semua mata tertuju padamu...

Saat ini semua mata tertuju padamu… via gazettereview.com

Ada sebagian yang candu untuk diperhatikan. Ketika kamu secara tak sengaja merebut spotlight orang tersebut, pada waktu yang sama kamu masuk dalam daftar hitamnya. Bagi dia kamu adalah saingan yang patut diwaspadai. Padahal mungkin, kamu sendiri nggak bermaksud untuk mencuri spotlight-nya dia. Jika demikian, kamu nggak perlu membuang energimu untuk berlarut dalam kesedihan lantaran menjadi orang yang dibenci oleh mereka. Hei, mereka hanya segelintir orang yang haus perhatian.

6. Mereka yang membencimu merasa terganggu dengan kebahagiaanmu. Masa iya, kamu harus menderita demi simpati semu?

Kamu nggak perlu jadi gini hanya untuk mendapati simpati mereka.

Kamu nggak perlu jadi gini hanya untuk mendapati simpati mereka. via favim.com

Menyebalkan memang mendapati ada orang yang nggak senang melihatmu bahagia. Mereka yang membencimu bakal langsung bete saat menyaksikan tawa bahagia atau binar ceria matamu. Suatu ketika kamu memposting status di media sosial yang menunjukkan bahwa kamu tengah bersedih, mungkin dia malah menertawakan kesedihanmu. Sudahlah, orang-orang seperti ini tidak layak merenggut kebahagiaanmu. Lebih baik jangan dipikirkan saja.

7. Oleh karena penderitaanmu adalah bahagianya, dapat ditebak bahwa haters adalah mereka yang hidupnya nggak bahagia

Kelihatannya saja mereka bahagia, padahal nggak.

Kelihatannya saja mereka bahagia, padahal nggak. via wittyandpretty.com

Orang yang sehat lahir dan batin, nggak akan tega membiarkan orang lain bersedih, apalagi tertawa di atas kesedihan orang lain. Kamu bisa memastikan bahwa mereka yang tega berbahagia di atas kesedihanmu adalah mereka yang nggak sehat secara batin. Ya, mungkin mereka sehat secara fisik, tapi hati mereka nggak. Mereka adalah orang frustasi yang belum kunjung menemukan kebahagiaan.

8. Percaya atau nggak, haters itu sebenarnya kurang kerjaan! Mereka rela menghabiskan waktu hidupnya hanya untuk mengusik hidupmu

Mereka adalah orang yang kurang kerjaan.

Mereka adalah orang yang kurang kerjaan. via foreveranitchynose.wordpress.com

Stalking semua akun media sosial kamu dan selalu mengomentari setiap tindakanmu, adalah segelintir hal yang kerap dilakukan oleh mereka yang benci sama kamu. Hanya orang yang nggak punya kerjaan lah yang bersedia menyia-nyiakan waktu hidupnya hanya untuk mengintai orang yang nggak disenanginya. Sungguh menyedihkan hidup mereka jika benar demikian. Untuk apa kamu berlelah-lelah memikirkan orang yang kurang kerjaan?

Sudah, ketimbang gamang memikirkan kebencian mereka padamu, baiknya kamu nikmati saja kebersamaanmu dengan mereka yang tulus menyayangimu. Memikirkan mereka yang membencimu hanya membuang-buang waktu berharga dalam hidupmu. Setuju?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Belum bisa move on dari Firasat-nya Dewi Dee.

CLOSE