Seberapa Parah Sih Obrolan Cabul Cowok Ngomongin Cewek? Biar Sekadar Omongan,Harusnya It’s #NotOkay!

Saya bahkan tidak menunggu. Dan ketika Anda merupakan seorang bintang mereka membiarkan Anda melakukannya. Anda dapat melakukan apa saja.”

“Pegang alat kelamin mereka,” kata Trump. “Anda dapat melakukan apa saja.”

via www.bbc.com/indonesia

Begitulah komentar Donald Trump dalam video kontroversial yang langsung membikin geram kaum hawa di seluruh dunia. Dalam video tersebut, Donald mengatakan pada presenter – Billy Bush dengan entengnya bahwa posisinya memungkinkannya semena-mena pada banyak wanita. Terang saja video yang dirilis dua hari sebelum debat capres sesi kedua itu sontak membuat seorang penulis asal Kanada bernama Kelly Oxford memprakarsai #NotOkay. Sebuah tagar yang menandai kisah pelecehan seksual yang menimpa puluhan ribu wanita di seluruh dunia. Hal ini semakin membikin para cewek berpikir, apakah zaman dimana perempuan dihargai itu hanyalah utopis? Bahwa lelaki menghargai wanita itu sesuatu yang mustahil?

Meski cuma obrolan yang tidak seharusnya di dengar publik, dunia memang mengerikan jika diam-diam semua laki-laki membicarakan perempuan seperti itu

Bahkan sekelas Trump pun tega berkomentar cabul seperti dalam video tersebut.

Bahkan Trump berkali-kali menegaskan kalau Ivanka Trump bukan putrinya sendiri, pasti dikencani via www.thedailybeast.com

Calon presiden negara adikuasa yang seharusnya menjaga wibawa, dengan teganya meremehkan harga diri wanita. Donald Trump mengatakan dalam sebuah video yang direkam 11 tahun lalu, bahwa ia bisa melakukan apa saja kepada semua wanita. Sontak, komentar Trump itu tak hanya mengurangi elektabilitasnya di kancah pemilihan Presiden AS, tapi juga semakin menyadarkan kaum hawa untuk waspada pada semua pria tanpa kecuali.

Bahwa seberapa tingginya kedudukan pria dan seberapa banyaknya uang mereka tak mampu menjamin akhlak mereka. Agaknya banyak cewek yang sadar bahwa pelaku pelecehan seksual bukan hanya pria kelas menengah ke bawah yang minim hiburan saja, tapi juga pria kalangan atas yang berkelimpahan hiburan namun tak mampu mengendalikan nafsu. Karenanya, di mana pun kamu berada Girls, bukannya kelewat khawatir, tapi kamu memang wajib untuk berhati-hati. Kalau perlu bekali diri dengan stun gun ketika keluar malam.

Sebagai bentuk protes dari mereka yang menganggap obrolan ala cowok itu sebagai kelumrahan, gerakan NotOkay meramaikan jagat Twitter

#NotOkay meramaikan jagat Twitter.

#NotOkay meramaikan jagat Twitter. via BBC.com

Merespon komentar cabul Trump, Kelly Oxfrord (penulis asal Kanada) meminta pada kaum hawa untuk menceritakan pengalaman buruk mereka yang pernah menjadi korban pelecehan seksual. Tagar NotOkay sontak meramaikan jagat Twitter. Satu juta perempuan dari seluruh dunia telah membagi kisah kelam mereka.

Diantara mereka ada yang mendapat pelecehan seksual dari sejak usia belia, bahkan ada yang dilecehkan oleh gurunya sendiri saat berusia 8 tahun. Ada yang diperkosa oleh petugas kampusnya, ditelanjangi oleh polisi, hingga diraba-raba oleh rekan kerja di kantor. Sungguh miris membaca cuitan para korban di laman twitter milik Kelly Oxford tersebut.

Sedihnya, tanpa memandang usia maupun status, semua perempuan nampaknya berpeluang menjadi target pelecehan

Perempuan

Semua perempuan berpeluang menjadi target kejahatan seksual. via www.jobopenings.ph

Kontroversi komentar cabul Trump semakin menyadarkan kita bahwa pelecehan seksual bisa terjadi di manapun, menimpa siapa pun dan dilakukan oleh siapa pun. Bahkan pelaku bisa jadi seseorang yang seharusnya melindungi kita. Seperti guru, polisi, dan bahkan dokter. Nampaknya zaman semakin gila, karena kita tak lagi menemukan batas mana pria yang berakhlak dan mana pria yang memperlakukan perempuan sebagai binatang.

Dari kasus siswi SMP yang diperkosa oleh 14 orang hingga seorang pegawai pabrik yang ditemukan tewas dengan gagang pacul menancap dalam kemaluannya. Bukti bahwa Indonesia tengah berada di zona merah kekerasan seksual

Gerakan Nyala Untuk Yuyun.

Gerakan Nyala Untuk Yuyun. via www.reviokta.com

Masih segar dalam ingatan bagaimana gerakan NyalaUntukYuyun begitu menyita perhatian kita. Kisah tragis siswi SMP bernama Yuyun yang diperkosa oleh 14 orang (7 diantaranya masih di bawah umur) tersebut membuat presiden RI – Jokowi menyetujui Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang) kebiri untuk pelaku perkosaan pada Mei lalu.

Bukan hanya kasus Alm.Yuyun saja yang membuat masyarakat khawatir, beberapa bulan lalu terjadi pemerkosaan dan pembunuhan yang menimpa seorang perempuan pegawai pabrik berusia 18 tahun. Tragisnya, korban ditemukan dalam kondisi gagang pacul menancap dalam kemaluannya. Kedua kasus tersebut dan kasus kejahatan seksual lainnya semakin menguatkan Indonesia sebagai negara darurat kejahatan seksual.

Tahun lalu Komnas Perempuan mencatat 321.752 kasus kekerasan seksual, bukti bahwa perempuan adalah objek seks para pria yang tak bisa menahan hasrat seksualnya

Perempuan

Perempuan rawan menjadi korban. via health.liputan6.com

Maraknya kejahatan seksual dengan perempuan sebagai korbannya, semoga dapat membuka mata kita untuk tak lagi tabu membicarakan seksualitas. Bahwa sudah seharusnya anak-anak di negeri kita dibekali pendidikan seks dari sejak usia dini. Supaya mereka paham bagian tubuhnya yang tidak boleh dijamah oleh orang lain.

Jika pakaian yang menutup tubuh wanita menjadi alasannya, lantas apa kabarnya kasus perkosaan yang menimpa perempuan yang dengan sempurna menutup auratnya?

Seberapa tertutupnya wanita tak menjamin

Seberapa tertutupnya wanita tak menjamin mereka lepas dari kejahatan seksual. via www.abc.net.au

Akh, wajar dia dicabuli, ‘kan dia pakai rok mini!

Ungkapan itu agaknya dangkal dan tak berdasar karena banyak juga korban pelecehan seksual yang berkerudung dan berpakaian sopan. Jadi, bukan karena pakaian yang korban kenakan, tapi pikiran cabul dan keji sang pelaku lah yang menjadi penyebabnya. Mungkin untuk memerangi kejahatan seksual, bukan semata dengan imbauan untuk berpakaian sopan (atau menutup aurat), tapi dengan revolusi mental. Akan menjadi percuma manakala seluruh wanita di dunia ini dengan sempurna menutup aurat mereka, sementara kaum adam masih saja memelihara pikiran cabul mereka. Maka kejahatan seksual akan tetap terjadi.

Lantas apalagi yang perlu dilakukan oleh perempuan supaya dipandang setara, bukan sebuah barang?

Lantas apa yang perlu dilakukan perempuan agar dipandang setara?

Lantas apa yang perlu dilakukan perempuan agar dipandang setara? via www.askmen.com

Sungguh miris, mendapati kaum hawa masih menjadi warga kelas dunia. Harus seberapa tertutup wanita membungkus tubuhnya demi terhindar dari kejahatan seksual? Maraknya kejahatan seksual di seluruh dunia, membuka mata kita bahwa di era modern seperti sekarang, perempuan masih dianggap sebagai barang. Dari kasus Alm.Yuyun, setidaknya kita bisa menyadari bahwa pelakunya tak pantas dikatakan sebagai manusia. Karena hewan buas di alam liar sana pun tak ‘kan tega melakukan perbuatan biadap tersebut.

Semoga kelak, dunia bisa lebih ramah dengan perempuan. Bahwa zaman di mana perempuan diperlakukan setara, bukanlah sesuatu yang utopis.

Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me !

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Belum bisa move on dari Firasat-nya Dewi Dee.