Jagalah Harga Diri, tapi Jangan Pelihara Gengsi. Gengsian Akan 6 Hal ini Cuma Buat Hidupmu Susah!

Jaga harga diri bukan gengsi

Sebagai makhluk sosial yang selalu berkelompok, manusia memang selalu terdorong untuk membandingkan diri antara satu sama lain. Dari perbandingan itulah seringkali muncul kepentingan untuk menjaga gengsi di depan orang lain. Karena mungkin tak ingin tampak inferior atau lebih lemah, tanpa sadar kamu berpura-pura kuat atau tidak butuh bantuan. Padahal yang namanya manusia itu memang tidak ada yang sempurna dan harus saling membantu untuk bisa bertahan.

Makanya memelihara gengsi atas nama pencitraan itu hanya akan membawa dampak negatif dalam hidupmu. Kalau menjadi kebiasaan bisa bahaya karena kamu tak tahu caranya meminta tolong ketika dihadapkan dengan kesulitan. Akibatnya orang-orang seperti ini akan cenderung menutup diri karena malu mengungkapkan masalah-masalah mereka. Daripada hidupmu nggak berkembang dan tertutup, mulai sekarang tak perlu lagi deh gengsian menyangkut masalah di bawah ini.

1. Uang itu memang bisa jadi perkara rumit. Tapi kalau kamu memang sedang kekurangan sampai sulit untuk bertahan, tak ada salahnya mencoba bersandar ke teman

Teman pasti bisa memahami

Teman pasti bisa memahami via unsplash.com

Bukan berarti berhutang itu disarankan, tapi mengajakmu untuk memahami akan arti kekurangan. Tak selamanya hidupmu akan baik-baik saja, ada kalanya uang di dompet akan tiada, bisa saja ada kebutuhan tak terduga kan? Apa iya karena gengsi kamu rela tak makan dari pertengahan bulan? Apa gunanya teman? Bukankah kalian tak berkawan hanya untuk berbagi kebahagiaan saja? Tapi juga saling bantu kala kesusahan melanda. Karena tak ada hidup yang sempurna, bersiaplah untuk segala sesuatu yang hadir di luar rencana. Bersiap juga untuk menurunkan gengsimu ya..

2. Atau masalah berhemat dalam kehidupan sehari-hari. Pengen hemat tapi malas atau malu bawa bekal makan siang, lalu kapan tujuan hematmu itu tercapai?

Nyatanya masih banyak yang malu bawa bekal sendiri. Photo by Keegan Evans from Pexels via www.pexels.com

Bagi perusahaan yang memfasilitasi karyawannya dengan makan siang dari kantor, hal ini tak akan menjadi soal. Walau sejatinya masih ada kekurangan juga, kadang menu yang disajikan tak sesuai dengan selera. Nah, beda lagi dengan perusahaan lain yang punya jam makan siang lebih panjang, dan membebaskan karyawannya untuk entah membeli makan siang dimana.

Dan di Indonesia, membawa bekal makan siang ke kantor rasa-rasanya kurang membudaya. Bahkan ada juga pandangan kalau membawa bekal bisa menunjukkan bahwa seseorang itu kurang mampu secara finansial. Kalau memang tujuanmu hemat duit, hemat waktu, makanan terjamin kebersihannya, tak perlu mengantri, dan menunya sudah sesuai dengan lidah serta hatimu, kenapa harus gengsi?

3. Tak perlu gengsi juga naik transportasi umum yang murah biar biaya transpor tidak membengkak. Hitung-hitung sekalian berkontribusi kurangi kemacetan

Tak perlu gengsi kalau naik transportasi umum. Photo by Ketut Subiyanto from Pexels via www.pexels.com

Gengsi bisa muncul lantaran ketenangan dan tindakanmu secara tak sadar sudah disetir oleh perasaan khawatir terhadap pendapat orang lain. Termasuk soal pilihan alat transportasi. Kamu memiliki prinsip anti terhadap sesuatu yang kumuh, misalnya. Dan kamu akan merasa malu serta rendah diri jika dirimu kedapatan sedang berhubungan dengan sesuatu yang kumuh oleh orang lain, naik angkot mungkin. Padahal, kamu toh tak bisa membawa kendaraan sendiri, dan gaji bulananmu juga pas-pasan untuk naik taksi setiap hari. Mau bertahan dengan gengsi atau tak bisa makan setengah bulan? Apa kamu nggak lebih malu kalau nebeng temanmu terus-terusan?

4. Suka memakai produk merek terkenal dan mahal, serta tak pernah ketinggalan untuk nongkrong di kafe bareng teman. Padahal kamu sangat amat sadar, kalau dompetmu itu tak tebal

‘Biaya sosial’ yang seringkali bikin gengsi kalau tidak ikutan. Photo by ELEVATE from Pexels via www.pexels.com

Apa eksistensi jauh lebih penting ketimbang kemapanan dan tabungan masa depan? Kalau jawabanmu enggak, kenapa sampai sekarang kamu masih bertahan membuang-buang uang, walau sejatinya kamu tak merasa nyaman dan diuntungkan? Barang-barang yang bisa dilihat oleh orang lain, akan diusahakan untuk dimiliki oleh mereka pemilik gengsi tinggi. Tujuannya, apalagi kalau bukan demi menaikkan level. Gadget mahal misalnya, pakaian dan aksesoris bermerek, kendaraan mewah, juga nongkrong di kafe-kafe terkenal. Kalau nggak punya anggaran, mending kamu bilang~

5. Yang selalu bermimpi punya bisnis besar tapi selalu malu dengan kalau disuruh jualan. Pengusaha ternama yang jadi jutawan itu awalnya juga cuma menjajakan barang

Pilih jadi karyawan biasa karena lebih terhormat. Photo by Marek Levak from Pexels via www.pexels.com

Yang satu ini, bisa saja terjadi karena takut dicemooh orang lain. “Sarjana kok dagang kayu?” Ini hanya tentang kesiapan mental. Apa yang menurut orang lain benar, belum tentu sama denganmu, begitu juga hal sebaliknya berlaku. Memang benar kalau kamu nggak boleh terlalu cuek dengan pendapat orang lain, tapi menghabiskan waktu dan bahkan sisa usiamu untuk memikirkannya juga sangat merugikan. Semuanya tetap kembali pada dirimu, kamu yang bisa memilih pendapat mana yang perlu dan mana yang harusnya kamu anggap sebagai angin lalu. Menjadi pengusaha itu cita-cita besar. Masa iya kamu nggak memulainya hanya karena takut cibiran orang?

6. Lebih parah lagi kalau gengsian masalah perasaan. Katanya pengen cepat dapat jodoh tapi sayang sama orang nggak mau bilang, kangen pun terus ditahan

shvj

Bakal kesepian kalau terus gengsian via unsplash.com

Kamu kira hidup ini seperti sinetron, yang suara di dalam hati pun mampu terdengar oleh banyak pemirsanya?

Gengsi identik dengan ketidakinginan akan celaan dan anggapan remeh orang lain. Nah, dua sifat inilah yang menjadi satu dalam diri seseorang dalam wujud gengsi itu tadi. Perempuan biasanya memilih menahan perasaannya, alih-alih mengungkapkan. Padahal, mereka sendiri yang seringkali menentukan target menikah atau mendapat jodoh di usia X misalnya. Lha kalau suka sama orang aja nggak mau bilang, dan kangen justru ditahan mati-matian, kamu dapet jodohnya kapan?

Makin lama, gengsi justru bisa menghancurkan dirimu sendiri. Malu itu wajar, gengsi yang tak wajar. Apa kamu nggak capek memelihara gengsi terus-terusan? Mau sampai kapan? Kamu akan kerepotan atas segala masalahmu sendiri, percayalah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya.

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day