Ilmu Bisa Berasal dari Mana Saja. Tapi 6 Pelajaran Ini Hanya Bisa Kamu Dapatkan dari Keluarga

Barangkali kamu berpikir bahwa proses belajarmu dimulai saat memasuki halaman sekolah. Ketika kamu pertama kali bertemu guru dan teman-teman, serta diajari menulis huruf latin dan menghitung angka. Sebenarnya, jauh sebelum itu, kamu sudah menempuh pendidikanmu di rumah. Keluarga, adalah guru sekaligus teman-teman pertama yang kamu temui di dunia.

Saat ini, seiring usiamu bertambah, jejak langkahmu pun semakin luas. Kamu mungkin merantau untuk mengejar cita-cita, karena katanya ilmu harus tetap dikejar meski harus sampai ke negeri Tiongkok. Sesuai petuah orang-orang bijak, ilmu bisa didapatkan di mana saja. Tapi sejauh apapun kamu belajar, beberapa pelajaran berharga ini tidak kamu temui selain dalam keluarga.

1. Mencintai tanpa syarat, tak peduli apapun yang terjadi dengan pendapat orang di luar sana

kasih sayang tanpa syarat

Kasih sayang tanpa syarat via www.huffingtonpost.ca

Keluarga adalah tempat pertama kamu mengenal cinta. Tidak tanggung-tanggung, cinta yang kamu kenal adalah cinta yang tanpa syarat, ataupun tuntutan balas rasa yang setimpal. Berawal dari Ibu yang rela mempertaruhkan nyawanya demi jerit tangismu di hari kelahiran. Kemudian Ayah yang bekerja keras demi terpenuhinya segala kebutuhan. Jangan lupakan pula kakak atau adikmu, yang meski sering bertengkar melulu, kalian adalah orang yang paling berharga satu sama lain. Tidak peduli bagaimana dunia menganggapmu, keluarga adalah orang-orang yang akan tetap mencintaimu dengan segala kekuranganmu.

2. Selalu siap mendukung dan menyemangati di belakang, tidak berarti menolak mengingatkan bila kamu melakukan kesalahan

Saling mendukung dan mengingatkan

Saling mendukung dan mengingatkan via www.pinterest.com

Mungkin dulu kamu ingat kesal karena Ayah dan Ibu memarahimu saat kamu melakukan kesalahan. Tak jarang Ayah juga mengajarimu dengan kedisiplinan yang terlalu keras. Kamu yang masih kecil, pasti menganggap mereka tidak cukup sayang. Tapi lihatlah, siapa yang akan siap pasang badan saat kamu mendapat kesulitan ataupun butuh bantuan. Ibu tidak akan tidur saat kamu sedang sakit, dan Ayah tidak akan tinggal diam saat kamu mendapat kesulitan. Keluarga akan selalu berada di belakangmu untuk mendukung segala fase hidupmu. Mereka juga adalah orang pertama yang akan mengingatkanmu bila kamu menempuh jalur yang salah.

3. Kerja keras bukan hanya tanggung jawab, tapi juga bukti komitmen yang sudah disepakati di awal

Pengorbanan tulus

Pengorbanan tulus via www.bacatulisan.com

Ingatlah kerja keras Ayah yang tidak kenal waktu. Ingat juga Ibu, yang meski sibuk bekerja, tidak juga lupa untuk membantumu mengerjakan PR dari guru. Dari keluarga, kamu belajar semangat untuk bekerja keras. Kamu belajar bagaimana menghargai sebuah komitmen, serta tanggung jawab untuk pada apa yang telah disepakati di awal. Sebuah pengorbanan tulus yang mungkin tidak kamu temukan ditempat lain.

Kamu mungkin sering melihat bagaimana orang membantu orang lain, dengan harapan suatu saat orang itu akan membalas bantuan yang telah kamu berikan. Tapi kedua orang tuamu tidak demikian. Mereka tidak tahu akan jadi seperti apakah kelak dirimu, mereka juga tidak tahu apakah kamu akan menyayangi mereka seperti mereka menyayangimu. Tapi tidak perlu, karena tanpa balasan pun mereka rela mempertaruhkan segalanya demi kamu.

4. Tidak perlu menjadi orang yang sempurna. Sebab kamu hanya perlu membuat bangga beberapa orang saja, bukan seluruh dunia

Tidak perlu menyenangkan seluruh dunia

Tidak perlu menyenangkan seluruh dunia via www.hipwee.com

Kamu mungkin sering merasa kecil di hadapan banyak orang atau teman yang lebih banyak mendulang kesuksesan. Kamu merasa tidak ada apa-apanya, dan dengan demikian, kurang berharga. Karena itu, kamu bertekad untuk berjuang keras menjadi orang yang sempurna dan membuat orang terkesan.

Tapi dalam keluarga, kamu tidak harus menjadi orang yang sempurna. Kamu tidak perlu membuat penemuan yang membuat dunia tercengang. Apa adanya dirimu, apapun yang kamu raih, kamu adalah anugerah bagi keluarga. Dari sini, kamu belajar bahwa memang tidak perlu mengesankan semua orang di dunia. Yang terpenting adalah keluarga, karena mereka lah yang akan tetap ada, meski kamu sedang jatuh sedalam-dalamnya.

5. Setiap orang memiliki cara sendiri untuk menyayangi. Kecerewetan ibu dan kedisiplinan ayah adalah kasih sayang yang tak tergantikan dari keluarga

Perwujudan kasih sayang yang berbeda-beda

Perwujudan kasih sayang yang berbeda-beda via familyphotographysydney.com.au

Dari keluarga, kamu belajar bahwa kasih sayang bisa tertuang dalam berbagai rupa. Setiap orang punya caranya sendiri untuk menunjukkan kasih sayang. Ibu, sebagai manajer keluarga, selalu mengomel panjang lebar bila kamu tidak melakukan segala sesuatu pada tempatnya. Sedangkan ayah, pemegang tongkat komando keluarga, mungkin agak keras, dan membuatmu sedikit tertekan karena takut tidak bisa memenuhi harapan. Namun dibalik sikap-sikap yang kamu anggap menyebalkan itu, ada kasih sayang dan keinginan untuk memastikan dirimu punya bekal yang cukup untuk mengarungi kehidupan.

6. Sejauh apapun kamu pergi, kamu tetap punya rumah, yang selalu menjadi tujuan pulangmu nanti

Ini yang paling penting. Rumah mengajarkanmu bahwa kaki tidak bisa selamanya terus berlari. Sayap-sayapmu yang kini membentang itu, tidak bisa selamanya kuat melawan arus angin demi menjelajah dunia. Kamu membutuhkan satu tempat yang akan menerimamu dengan apapun yang kamu bawa. Suatu tempat yang selalu bisa kamu tuju saat kamu hilang arah dan perlu ruang untuk menyusun rencana yang baru. Sejauh apapun kamu melangkah, sebanyak apapun ilmu yang sudah kamu miliki, kamu tetap memerlukan satu tempat untuk pulang kembali.

Keluarga adalah sekolah pertama yang kamu masuki. Ilmu yang kamu dapatkan akan terus kamu bawa meski kamu sudah melanglangbuana sampai ke seluruh dunia. Keluarga adalah tentang cinta tanpa syarat, ketulusan, serta pengorbanan yang tidak pernah setengah-setengah. Tidak ada orang yang sempurna. Tetapi dunia terkadang tidak bisa menerima ketidaksempurnaan. Di luar sana, mungkin kamu dituntut untuk menjadi dia atau dia. Tapi dalam keluarga, kamu bisa menjadi apapun tanpa harus takut ditinggalkan.

Jangan tempatkan keluarga di urutan kesekian. Karena mereka adalah orang-orang yang tak tergantikan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi