Mau Mati Tapi Bahagia. Pejuang Kuliah Sambil Kerja Akan Ngangguk Waktu Baca

Kuliah sembari bekerja sekarang sudah jadi hal yang wajar. Mendapatkan gelar yang lebih tinggi sembari tetap bekerja demi memenuhi kebutuhan. Tentu saja, keputusan tersebut diambil bukan tanpa alasan. Selain faktor ekonomi, masih ada faktor lain yang membuat seseorang akhirnya memutuskan untuk menjalani dua rutinitas ini sekaligus. Bukannya tanpa resiko juga, karena nggak semua orang berani mengambil keputusan serupa. Kamu yang sedang atau pernah menjalani bekerja sembari kuliah pasti sudah mengkhatamkan hal-hal di bawah ini. Beginikah rasanya?

Ketidaknyamanan pastilah kamu rasakan di awal. Entah yang pertamanya hanya kuliah/kerja doang, eh tiba tiba datanglah satu rutinitas baru

tiba-tiba kuliah, belajar lagi belajar lagi

tiba-tiba kuliah, belajar lagi belajar lagi via yeson2ma.org

Advertisement

“Selalu ada yang pertama bagi setiap hal.”

Entah itu pertama masuk kuliah, atau pertama masuk kantor. Apa rasa yang kamu dapati ketika melakukan sebuah hal untuk pertama kali? Kaget dan tidak nyaman tentu, dan adaptasi merupakan hal yang mutlak dilakukan. Kemampuan adaptasi tiap orang itu beda-beda, ada yang relatif cepat dan ada yang relatif lambat. Menyesuaikan diri pada sebuah rutinitas baru memang sama sekali tak mudah, ada treatment khusus pada masing-masing individu. Ada hal-hal dalam hidup yang juga harus diubah seiring bertambahnya aktivitas. Entah itu jam tidur, jam bangun, jam makan, atau bahkan seiring bertambahnya kegiatan, justru ada kegiatan lain yang harus dikorbankan? Itu semua pilihan.

Bukan hanya ketidaknyamanan, kamu pasti pernah berandai-andai jika sehari lebih dari 24 jam. Ya, kesulitan membagi waktu juga sempat mampir jadi kendalamu

sebenernya nggak rela juga mengorbankan hari libur, tapi gimana lagi?

sebenernya nggak rela juga mengorbankan hari libur, tapi gimana lagi? via www.hercampus.com

“Kok udah jam 10 malem aja, duh kerjaan belum beres. Nggak tidur lagi malem ini 🙁 Padahal besok kuliah pagi. Arghhhhhhhhh”

Advertisement

Membagi waktu memang bukan perkara mudah. Stamina yang terkuras setelah bekerja, seringkali mendatangkan rasa malas dan berimbas pada rendahnya konsentrasi untuk menyerap materi kuliah. Atau sebaliknya, kalau kamu kerjanya malam hari, akan jadi nggak fokus setelah konsentrasimu tersita untuk mendengarkan beragam teori yang disampaikan dosen di kelas tadi. Ya, hal seperti ini tak pelak menjadi penyebab kesulitanmu dalam membagi waktu aantara belajar dan bekerja. Di awal masa adaptasi, kamu seringkali mengorbankan weekend atau hari liburmu untuk fokus pada suatu hal, tugas kuliah atau pekerjaan yang tertunda. Tapi pada akhirnya, kamu akan sadar kalau hari libur tak semestinya kamu gadaikan.

Belum lagi ketika tugas dan ujian datang menyapa, kamu seolah merasa pekerjaanmu ganda. Tak hanya membagi waktu, kapasitas otak pun harus kamu bagi juga

belum lagi kalau ada tugas dan harus diskusi kelompok, rasanya ingin membelah diri saja

belum lagi kalau ada tugas dan harus diskusi kelompok, rasanya ingin membelah diri saja via www.whitman.edu

Kuliah sembari bekerja nggak hanya menguras waktu, tapi juga tenaga dan pikiran. Kamu dituntut untuk sadar akan kapasitas otakmu, dan membaginya seadil mungkin. Kalau apa yang disampaikan dalam kuliah sejalan dengan kerjaan mungkin akan lebih menguntungkan, nah kalau enggak? Mengubah pemikiran itu juga nggak gampang kan? Mentalmu benar-benar teruji disini. Jangan sampai ada salah satu lingkungan yang tidak kamu sukai, karena tentu saja hal itu akan jadi beban tersendiri. Ketika mentalmu tetap bertahan, kamu pun siap menyongsong masa depan.

Kalau selesai kuliah kawan-kawanmu langsung bergegas nongkrong, rasa iri sempat terbersit di hati. Ya bukan nggak bisa, tapi kamu sudah punya tanggung jawab berbeda

Advertisement
yang sabar ya kamu, nggak bisa nongkrong dulu

yang sabar ya kamu, nggak bisa nongkrong dulu via www.thinkuknow.co.uk

“Dil, ikut nongkrong yuk. Ngopi-ngopi cantique”

“Sekarang banget nih?”

“Iya, kan mumpung udah kelar kuliahnya, yuk yuk sekali-kali ikutan dong.”

“Bukan masalah sekali-kalinya. Sebenernya juga mau banget, tapi nggak bisa, kerjaan belum kelar. hiks!”

Iri itu manusiawi. Tapi satu hal yang harus kamu sadari, dengan begini kamu jadi pribadi yang jauh lebih mandiri. Kamu nggak lagi mengandalkan orang tua dari segi biaya, sebab kamu bisa menempa diri dengan membiayai kuliahmu sendiri. Kamu jelas bisa membeli barang yang ingin kamu beli sesuka hati. Asal satu sih, kamu bisa menepati jadwal yang kamu buat sendiri. Iri mah nggak papa, asal kamu nggak mudah tergoda. Boleh pergi sama mereka, tapi juga nggak di jam kerja. Inget, kamu punya deadline kantor yang mereka nggak punya.

Kalau yang lain bisa leluasa bolos kuliah dan nunda buat lulus, kamu nggak sampai hati melakukannya. Lha wong kuliah aja bayar sendiri~

kuliah sama kerja memang nggak mudah, tapi kamu jadi super tabah

kuliah sama kerja memang nggak mudah, tapi kamu jadi super tabah via i.huffpost.com

Kamu jadi lebih menghargai tiap rupiah yang dengan jerih payah kamu dapat. Kamu pasti sering mendapat pertanyaan, “Kerja sambil kuliah? Capek nggak sih?” Jangan ditanyaaaa. Tapi ya gimana, kamu sadar betul kalau uang yang kamu dapat dari kerja ya salah satunya untuk biaya kuliah. Kamu nggak ingin rupiah yang keluar itu sia-sia, karenanya kamu nggak sampai hati untuk bolos kuliah apalagi sampai menunda kelulusan. Kamu sadar kalau hidup itu memang untuk belajar. Tabungan hasil kerjamu memang selalu terkuras setiap semesternya, tapi kamu cukup merasa kaya dengan berjibun pengalaman yang kamu punya. Pengalaman itulah yang bisa kamu jadikan investasi untuk waktu yang akan datang. Bagaimana dunia kerja, bagaimana cara bergaul, itulah pengalaman yang luar biasa.

Nggak cuma waktu main atau waktu nongkrong yang terbatas, waktu tidur malam mu pun hanya sedikit. Dan kamu memang harus merelakannya…

tidur bisa menjelma kemewahan

tidur bisa menjelma kemewahan via i.huffpost.com

Jam tidurmu jadi berubah haluan? Yaudah sih, ini semua untuk masa depan. Begitu kan prinsip yang tengah kamu jalankan? Sejatinya, jam tidur orang dewasa ialah 6-8 jam. Tapi kamu bisa mendapatkan waktu tidur sebanyak itu dengan menjumlahkan jam tidur selama dua malam. Paginya, kamu sampai kampus/kantor dengan muka zombie, lama-lama kamu justru merasa cantik/ganteng dengan muka begini. Demi masa depan yang cerah, kamu pun seolah dilarang lelah.

Apapun itu, semua balik lagi ke niat supaya kamu tetep punya semangat. Niat menuntut ilmu dan membiayai sendiri dari dalam hati yang tak semata karena gengsi, akan membuatmu jadi pribadi yang lebih baik lagi

semuanya kamu lakukan dengan ikhlas dan sepenuh hati

semuanya kamu lakukan dengan ikhlas dan sepenuh hati via images.wisegeek.com

Satu hal yang selalu kamu camkan, semua hal selalu ada hikmahnya. Tak ada seorang pun yang tahu bagaimana masa depan. Biarlah masa mudamu dipakai untuk bekerja dan belajar yang giat, hingga nanti mimpimu sanggup kamu pertanggungjawabkan. Kamu akan jadi pribadi yang lebih baik lagi. Kamu paham kalau mencari uang itu bukan hal mudah, dan kamu akan lebih menghargai rupiah. Kamu pun jadi pribadi yang ramah dan tak mudah menyerah.

Kamu yang kerja sembari kuliah pasti selalu menunggu datangnya hari Jumat. Thanks God It’s Friday pasti selalu kamu lontarkan. Hayo ngaku! Saat seperti ini ialah saat dimana rutinitas seminggu segera berakhir. Kerja dan kuliah selama lima hari berturut-turut, dan kamu pun siap menjalani hari esok tanpa rutinitas. Kecuali kamu ambil kuliah di hari Sabtu dan Minggu sih, hihiii. Ilmu, uang, dan pengalaman, tiga hal inilah yang sekaligus kamu dapatkan. Kamu bisa belajar dan mendapat ilmu di kampus, bekerja mendapat gaji berupa uang, dan pastinya pengalaman yang tak mutlak didapatkan setiap orang. Beberapa hal ini bisa menjadi kesatuan, dan menjadi sensasi tersendiri bagi kamu yang berkesempatan merasakan. Semangat ya, kalian 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya.

CLOSE