Kamu Nggak Harus Jadi Teman Semua Orang, Meski Bersikap Baik Itu Mutlak Harus Dilakukan

Teman Semua Orang

Pernah nggak sih kamu berada di persimpangan? Memaksa diri untuk berteman dengan seseorang yang kurang membuatmu nyaman hanya supaya nggak dibilang sombong, arogan, dan pilih-pilih teman? Tiga predikat tersebut memang lumayan bikin ngeri, kesannya kamu egois dan antagonis di saat yang sama. Tapi apa salah kalau kamu menghindari orang yang membuatmu nggak nyaman?

Advertisement

Di sisi lain, kamu juga nggak enak ketika menolak seseorang. Entah itu tentang ajakan sesuatu, permintaan tolong, ataupun menolak relasi pertemanan yang ditawarkan. Kamu enggan mengecewakan seseorang karena kamu takut dibenci dan, lagi-lagi, nggak bisa jadi teman semua orang. Tapi perlukah kita jadi teman semua orang? Apakah nggak disukai satu atau dua orang itu menjadikan kita gagal sebagai makhluk sosial?

1. Dulu orangtua selalu menasihati untuk tidak pilih kasih. Tapi di usia dewasa, berteman memang harus pilih-pilih

Memang harus pilih kasih via www.pexels.com

Di waktu kecil dulu, berulang-ulang kita dinasihati untuk nggak membeda-bedakan orang. Kita juga nggak boleh pilih-pilih teman karena semua manusia itu sama di mata Tuhan. Semua manusia memang sama. Tetapi pertemanan di usia dewasa jauh lebih rumit. Di momen ini, kita memang perlu menyeleksi orang-orang yang ada di sekitar kita. Karena ada beberapa yang membuat hidupmu lebih baik, dan banyak yang membuat hidupmu lebih buruk. Pilih yang mana?

2. Keberadaan seorang sahabat itu sangat signifikan. Bukan hanya untuk haha-hihi bersama, melainkan juga jadi pendorong dan kekang dalam kehidupan

Bukan cuma teman haha-hihi via www.pexels.com

Sahabat yang sebenarnya bukan hanya teman untuk haha-hihi sehari-hari. Bukan hanya sebagai rekan bergosip yang update berita terkini. Sahabat terbaik akan menjadi rem sekaligus gas untuk dirimu. Dia adalah orang yang akan mengkritikmu habis-habisan, tapi di sisi lain juga orang yang mendorongmu untuk menjadi versi terbaik dari dirimu. Keberadaannya sangat signifikan, dan menjadi orang yang kamu dengarkan saat mempertimbangkan hal-hal penting. Untuk orang seperti ini, tentu kamu memang nggak bisa sembarangan bukan?

Advertisement

3. Berada di antara orang yang tepat akan membuat potensimu melesat. Bagus kan bila pertemanan bisa membuatmu jadi sosok yang lebih hebat?

mengeluarkan potensi via www.pexels.com

Percaya nggak sih, orang-orang di sekitar kita sangat berpengaruh akan jadi apa kita kelak? Contoh paling gampang, saat kita berteman dengan orang yang memiliki hobi sama, kita jadi terpacu untuk menekuni hobi tersebut. Setidaknya karena kita punya teman bicara. Contoh lainnya, saat kita berada di antara orang-orang yang bersemangat mengejar mimpi, mau nggak mau kita pasti terpacu juga. Jadi, bukankah bagus bila kita mengelilingi diri dengan teman yang bisa memaksimalkan potensi dalam diri?

4. Sebaliknya, berada di antara orang-orang yang suka mengeluh dan posesif, akan membuatmu stuck di tempat

teman posesif via www.pexels.com

Karena orang-orang di sekitar sangat berpengaruh pada pribadi kita, pengaruh-pengaruh buruk pun bisa saja terjadi. Ketika kita berada di antara orang-orang yang hobi ngeluh dan kurang bersyukur, kemungkinan besar kita akan merasa beban yang dihadapi lebih berat bukan mustahil kita jadi hobi ngeluh juga. Lalu, bila kita berteman dengan orang-orang posesif, langkah kita pun jadi dikekang. Apa-apa harus bareng, padahal minat dan tujuan hidup setiap orang ‘kan berbeda. Hidupmu pun jalan di tempat dan hanya begitu-begitu saja.

5. Lebih baik kamu fokus mendengarkan ia yang mengkritik karena ingin kamu berkembang. Ketimbang dia yang memang nyinyir atas apa pun yang kamu lakukan

dengarkan kritik yang membuatmu berkembang via unsplash.com

Sekilas orang yang hobi mengkritik memang menyebalkan. Wajar sih, untuk mengakui kekurangan memang butuh hati yang lapang. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, ada dua jenis pengkritik. Pertama, ia yang mengkritik karena benar-benar peduli dan ingin kamu lebih baik. Biasanya, selain mengkritik dia juga memberikan masukan dan solusi. Kedua, ia yang mengkritik karena memang dasarnya nyinyir saja. Di mata orang seperti ini, semua yang kamu lakukan akan salah dan nggak luput dari cela.

Advertisement

6. Dari sekian banyak orang, yang benci dan nggak suka itu pasti ada. Nggak apa-apa, kamu nggak bisa membahagiakan semua orang

satu dua orang nggak suka itu biasa via pixabay.com

Siapa sih yang nggak mau punya banyak teman? Punya banyak teman juga memberi kesan bahwa kamu disukai banyak orang. Karenanya, banyak yang mau melakukan apa saja untuk menyenangkan orang lain, meski itu menyakitkan diri sendiri. Tetapi faktanya, kita memang nggak pernah bisa membahagiakan semua orang di dunia lo. Sebaik apa pun kita, pasti ada saja orang yang nggak suka atau nggak cocok. Jadi, nggak disukai satu atau dua orang nggak bikin kamu gagal jadi makhluk sosial kok.

7. Bersikap baik kepada semua orang itu memang perlu. Tapi bersahabat tentu artinya lebih dari itu

tetap bersikap baik via www.pexels.com

Untuk hidup yang berkualitas dan berkembang, kita memang harus selektif dan pilih-pilih orang. Karena, buat apa kita menginvestasikan waktu dan tenaga untuk orang-orang yang hanya memanfaatkan kita? Toh, nggak berteman bukan berarti kamu berhenti bersikap baik pada orang lain. Ketika ada yang datang membutuhkan bantuan, kamu tetap membantu sebisamu. Ketika diajak ngobrol, kamu tetap memberinya antusiasme yang layak. Intinya sih, meskipun nggak berteman, bukan berarti kamu jadi orang yang jahat.

Bukan berarti membatasi relasi, tapi sebenarnya kamu nggak butuh banyak-banyak orang di hidupmu. Sedikit teman namun berkualitas dan saling bisa mengandalkan lebih baik dibanding banyak teman tapi ilang-ilangan dan hanya datang saat membutuhkan. Bersikap baik kepada orang lain itu wajib, karena kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan. Namun, berteman dan menjalin persahabatan tentu lebih daripada sikap baik semata. Dan untuk memilih siapa mereka, kamu berhak menentukan dengan berbagai pertimbangan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta harapan palsu, yang berharap bisa ketemu kamu.

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE