Stop Lakukan Kesalahan yang Sama dengan 7 Hal Ini. Kamu Bukan Keledai yang Terperosok Berulang Kali

Siapa sih di dunia ini yang tak pernah melakukan kesalahan? Mulai dari orang tua hingga anak-anak. Dari yang katanya punya jabatan tinggi sampai orang biasa. Melakukan kesalahan memang mudah dilakukan. Bahkan bisa dibilang semudah menarik nafas atau mengedipkan mata. Karena mudahnya melakukan kesalahan tersebut banyak orang yang terjebak di dalamnya. Sampai pada akhirnya melakukan kesalahan yang sama.

Dalam kehidupan sehari-hari, dari petinggi negeri yang terus menghindari jerat hukum, sampai yang katanya artis layar kaca yang lagi-lagi terjerat narkoba. Kalau ketahuan melakukan kesalahan yang sama, akibatnya tak hanya malu. Tapi juga dirimu sendiri yang merugi di masa depan nanti. Yuk pikir berulang kali sebelum kamu melakukan kesalahan yang sama. Kalau kamu belum tahu bagaimana caranya menghindari lubang jahanam itu, berikut Hipwee berikan alternatif caranya.

1. Ingat kembali kesalahan yang dulu pernah kamu lakukan. Bayangkan dampak buruknya jika kamu mengulanginya di masa sekarang

Dampaknya jelas beda antara dulu dan sekarang via www.unsplash.com

Bukan hal-hal baik saja yang perlu kamu ingat. Tapi juga kesalahan yang dulu pernah lakukan. Mengingat kembali kesalahan ini bukan berarti kamu belum move on. Hal tersebut perlu kamu lakukan biar tak membuka kesempatan untuk terjatuh di lubang yang sama. Selain itu kamu juga perlu membayangkan bagaimana dampak buruknya jika kesalahan itu dilakukan di masa sekarang. Kalau di masa lalu dampak buruknya sudah membuat dirimu porak poranda, sudah bisa diprediksi kan bagaimana kelanjutan hidupmu jika tetap ngeyel melakukannya kembali?

2. Tak ada kata terlambat untuk berbenah diri. Asal kamu mau belajar dan punya niat tulus dari hati

Tak ada kata terlambat untuk berbenah via www.unsplash.com

Manusia memang tempatnya salah dan tak sempurna. Kesalahan itu baiknya digunakan sebagai tempatmu belajar untuk menjadi lebih baik lagi. Namun jika kamu terus melakukan kesalahan yang sama, berulang kali lagi, itu tandanya kamu tak belajar sama sekali. Apa tak malu jika terus menerus terjerembab seperi itu?

Agar tak terjebak dan bisa menghindari kesalahan yang lalu, kamu perlu tanamkan niat tulus untuk berbenah diri. Jangan takut dengan predikat terlambat belajar. Sebab kata terlambat hanya untuk mereka yang tak mau berjuang. Dan kamu jelas bukanlah orang yang demikian.

3. Kamu bisa meminta tolong ke orang-orang terdekat untuk mengingatkan. Biar tak ada kesempatan untuk terjatuh di lubang yang sama

Ingetin gue ya, guys~ via www.unsplash.com

Khilaf sudah bukan alasan lagi untukmu kembali melakukan kesalahan yang sama. Sebab kamu bisa meminta bantuan dari orang-orang terdekat, seperti pacar, orangtua atau sabahat untuk mengingatkan. Dengan terus diingatkan orang-orang terdekat, jalanmu untuk berbenah dan menghindari kesalahan yang sama akan dimudahkan. Layaknya rambu lalu lintas yang berada di jalan, kamu bisa dibimbing untuk mencapai tujuanmu tanpa pernah tersasar.

4. Jika lingkungan sekitar tak mendukungmu berubah lebih baik, kamu punya hak untuk pergi, buat apa bertahan jika buatmu tak berkembang?

Tinggalkan kalau hanya merugikan via www.unsplash.com

Lingkungan pertemanan juga bisa kamu mintai bantuan untuk tak melakukan kesalahan yang sama. Namun jika malah mereka tak mendukungmu, lebih baik tinggalkan saja. Sebab kamu punya hak untuk memilih berada di lingkungan pertemanan yang mendukungmu atau justru yang tak memberikan kesempatan untuk berkembang.

5. Kurang-kurangi menggunakan kata ā€˜lumrah atau wajarā€™. Berikan batas yang jelas dalam setiap hal biar kesalahan tak terulang

Beri batas yang jelas via www.unsplash.com

Namanya juga manusia, wajar jika melakukan kesalahan.

Melakukan kesalahan itu lumrah kok dalam kehidupan.

Kalau tak ingin mengulang kesalahan yang sama, sebaiknya kata lumrah atau wajar ini kamu kurangi. Kamu perlu mulai memberikan batas yang jelas, antara boleh atau tidak untuk dilakukan. Sebab dalam konteks kesalahan ini, kata lumrah atau wajar merupakan zona abu-abu. Kamu jadi merasa punya kesempatan untuk mengulangi kesalahanmu itu karena tak jelas akan berada di dalam zona putih ata hitam kehidupanmu.

6. Membuka diri dan banyak berdiskusi. Pandangan serta masukan dari orang lain akan buat pikiranmu lebih terbuka lagi

Banyakin diskusi dan ngobrol sama orang lain via www.unsplash.com

Menurut sebuah penelitian , salah satu penyebab seseorang melakukan kesalahan yang sama diakibatkan karena Post Error Slowing (PES). PES merupakan sebuah momen di mana otak mengalami penurunan kinerja untuk mengingat kejadian-kejadian di masa lalu. Sehingga kamu membutuhkan waktu yang lama untuk menyadari bahwa apa yang dilakukan ternyata sebuah kesalahan yang dulu pernah dilakukan. Untuk mencegah terjadi PES tersebut, kamu bisa memperbanyak diskusi atau dengan membuka dirimu. Pandangan dan masukan dari orang lain mampu meningkatkan kinerja otakĀ  serta akan membuat pikiranmu jadi lebih terbuka. Kesempatan untuk melakukan kesalahan yang sama jadi tak terbuka lebar.

7. Melakukan hal-hal baru dan lebih ada manfaatnya. Agar pikiranmu tak terus terpaku pada kesalahan yang dulu

Sibukkan diri dengan hal-hal baru via www.unsplash.com

Menyibukkan diri dengan hal-hal baru dan lebih bermanfaat juga bisa membantumu move on dari kesalahan yang sama. Sebab pikiranmu jadi tak terpaku dengan kesalahan yang terdahulu. Sehingga keinginan untuk melakukannya kembali tak akan sering muncul. Selain itu, dengan hal-hal baru dan lebih bermanfaat kamu akan dikelilingi energi positif yang mungkin belum kamu dapatkan sebelumnya. Energi positif itu akan bantu mengalahkan hasrat untuk kembali menikmati kesalahan yang seharunya tak kamu lakukan lagi.

Meski godaan untuk melakukan kesalahan yang sama itu tak mudah dihindari, tapi bukan berarti kamu tak bisa melakukannya. Kalau kamu punya niat yang tulus dari dalam diri, semesta akan selalu punya cara untuk membantumu. Yuk jadi seutuhnya manusia dengan belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan. Stop bersikap bak keledai yang selalu terperosok di lubang yang sama.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.