Selamat Hari Sumpah Pemuda! Hei, 7 Janji kepada Diri Sendiri Ini Apakah Sudah Ditepati?

Sumpah Pemuda

Selamat Hari Sumpah Pemuda!

Advertisement

Menjadi pemuda yang keren bisa dengan berbagai cara. Mulai dari menjadi sosok-sosok berprestasi yang mengharumkan negeri, berkecimpung di dunia usaha hingga memberikan sumbangsih berupa penyerapan tenaga kerja, menjadi politisi hingga bisa mengubah roda kebijakan negeri, atau sesederhana memulai kebaikan dan perubahan dari diri sendiri. Apa pun itu, diperlukan tekad yang kuat, semangat, serta komitmen yang besar untuk mewujudkannya.

Tapi bagaimana dengan kamu yang sekarang belum bisa melakukan apa-apa untuk orang banyak? Tak perlu berkecil hati. Suatu saat kamu pasti bisa melakukan sesuatu kok. Untuk saat ini, mulai saja dulu dengan membentuk karakter pemuda yang keren. Salah satunya menepati janji, terutama pada diri sendiri. Kalau janji pada diri sendiri saja diingkari, bagaimana janji dengan orang lain? Yuk review dulu, janji-janjimu ini apa sudah ditepati?

1. Dari tahun lalu bilang ingin mulai rutin olahraga setidaknya seminggu tiga kali. Sudah sampai mana progressnya?

rebahan mulu via pixabay.com

Entah sudah sejak kapan kamu berjanji mau olahraga. Kamu paham kalau olahraga itu mutlak penting, dan sikap malas-malasan itu bisa membahayakan kesehatan di masa depan. Tapi setiap kali membuat rencana kamu selalu menambahkan keterangan “ah besok aja deh”. Besok, besok, besok teroooss, sampai akhirnya bertahun-tahun nggak terealisasikan. Kasihan tubuhmu di-PHP-in melulu 🙁

Advertisement

2. Bisa memisahkan keinginan dan kebutuhan. Katanya mau menabung karena kebutuhan di depan semakin banyak dan mahal?

susah nabung belanja mulu via pixabay.com

Menjadi anak milenial, membuat kesadaranmu tentang finansial datang. Harga-harga properti semakin nggak masuk akal, biaya pendidikan anak pun terasa mengerikan. Karena itu, kamu bertekad mengetatkan dompet dan mengirit pengeluaran untuk hidup yang lebih “aman” di masa depan. Janji yang satu ini, sudah sampai mana progressnya? Apa masih di tahap sulit membedakan keinginan dan kebutuhan?

3. Nunggu ada teman untuk melakukan sesuatu. Perubahan positif harus dimulai dari diri sendiri dulu

masa olahraga nunggu ada temannya dulu via unsplash.com

Pengin ikut kursus bahasa, ah tapi malas sendirian. Pengin olahraga, tapi kok nggak ada temannya. Pengin mulai pakai tas sendiri kalau belanja di minimarket, ah tapi yang lain juga pada pakai plastik kok. Familier dengan hal-hal di atas? Terkadang kamu menunggu ada teman dulu untuk melakukan sesuatu yang positif atau perubahan yang baik. Padahal perubahan bisa dimulai dari diri sendiri. Kalau nunggu teman melulu, kapan mulainya?

4. Berhenti memikirkan omongan orang-orang yang sebenarnya nggak tahu apa-apa. Susah memang, tapi kapan mau diwujudkan?

omongan orang via www.freepik.com

Ini memang sepele, tapi sulitnya minta ampun. Kamu tahu bahwa nggak semua omongan orang perlu didengarkan. Kamu tahu bahwa orang lain hanya sekadar asal omong doang dan nggak benar-benar tahu persoalan. Kamu tahu bahwa terlalu memikirkan omongan orang bikin hidupmu nggak berkembang. Sayangnya, kamu masih sering terganggu dengan hal-hal semacam ini. Ayo dong, dilatih lagi pertahanan diri dan kemampuan cueknya 😀

Advertisement

5. Lebih banyak berterima kasih pada diri sendiri atas setiap prestasi yang dicapai. Tapi kok masih sering membanding-bandingkan diri dengan orang lain?

Lebih menghargai diri via www.pexels.com

Bukan rahasia lagi bila rumput tetangga selalu lebih hijau. Karenanya, kita sering mengerdilkan pencapaian diri sendiri karena silau dengan pencapaian orang lain. Padahal, target setiap orang berbeda-beda begitu juga dengan tujuan hidupnya. Barangkali pencapaian orang lain itu terlihat keren, namun belum tentu berguna untukmu. Jadi, kapan kamu menepati janji untuk menghargai diri sendiri dengan berhenti membandingkannya dengan orang lain?

6. Berhenti stalking media sosial mantan dan berusaha keras menampilkan kesan “sudah move on“. Hey, mau sampai kapan?

Stalking teroooss via www.pexels.com

Mantan dengan segala polemiknya memang membuat galau nggak berkesudahan. Kamu sibuk berpura-pura sudah move on, padahal setiap harinya masih mengecek media sosial mantan. Mulai dari Twitter, Facebook, hingga Instagram. Lalu kamu pun giat mencari gebetan dan pasangan baru. Semua itu hanya supaya dia tahu bahwa kamu sudah move on dan baik-baik saja tanpanya. Tapi kalau begini terus, kapan kamu bisa benar-benar move on?

7. Berhenti membuat rencana yang pada akhirnya hanya nggak pernah diwujudkan. Stop menyalahkan keadaan

bikin rencana mulu tapi tidak diwujudkan via www.pexels.com

Ketika sebuah rencana hanya berakhir wacana, atau berakhir nggak sesuai dengan harapan, seringkali kita menyalahkan keadaan. “Realitas” begitu kita sering menyebutnya. Lalu kita pun rajin mencari alasan dan pembenaran, kenapa kita gagal mewujudkan rencana itu, hanya untuk membuat kita merasa lebih baik. Padahal mungkin saja rencana itu hanya jadi wacana karena kita memang nggak cukup keras kepala mewujudkannya.

Dalam sejarah Indonesia, sumpah pemuda yang dicetuskan dalam Kongres Pemuda kedua 28 Oktober 1928, merupakan salah satu tonggak perjuangan. Berkumpulnya pemuda dari berbagai wilayah nusantara, menandai kesadaran nasional yang kemudian membuat perjuangan lebih terarah hingga akhirnya Indonesia merdeka. 91 tahun setelah lahirnya Sumpah Pemuda, tantangan yang kita hadapi sekarang memang berbeda. Tapi nggak bisa dimungkiri, kalau pemuda tetap menjadi harapan bangsa untuk melakukan gebrakan dan perubahan-perubahan.

Meski sekarang kamu belum punya daya ataupun power yang memadai untuk melakukan hal-hal besar, perubahan itu bisa dimulai dari diri sendiri, kok. Setelah komitmen untuk memperbaiki diri diwujudkan, tentunya kamu bisa melakukan banyak hal-hal positif untuk negeri ini. Yuk tepati janji-janji yang pernah kita ucapkan pada diri sendiri. Kalau janji ke diri sendiri saja nggak ditepati, bagaimana dengan janji pada orang lain dan janji untuk negeri? Hehe

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta harapan palsu, yang berharap bisa ketemu kamu.

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE