Tak Sekadar Berharap Hidup Mapan dan Segera Melepas Masa Lajang, Ini yang Seharusnya Dipikirkan Saat Usia 20-an

Hidup bahagia adalah sebuah pencapaian. Sayangnya, banyak orang yang mengaitkan kebahagiaan hanya pada uang dan pasangan idaman. Padahal, bahagia tak melulu tentang materi melainkan seberapa puas kita menjalani kehidupan saat ini.

Terlebih, bagi kita yang masih menjejaki usia 20-an, kebahagiaan jelas tak bisa diukur dari seberapa banyak uang dalam dompet. Atau, berapa jumlah mantan dan berapa kali kita pernah pacaran hingga kapan kita bisa melepas masa lajang. Kita pantas memikirkan hal-hal lain yang lebih dari berharga. Apa saja?

Menjejak usia 20-an, kita mulai belajar membedakan kenyataan dan yang sekadar jadi harapan

bedakan eskpektasi dan realita

bedakan eskpektasi dan realita via roomdecor.tumblr.com

Kadang, yang kita lihat di layar laptop, televisi, atau majalah bisa sangat menggiurkan. Ketika membaca kisah anak muda 20-an yang hidup mandiri, punya pekerjaan mapan, apartemen dan kendaraan pribadi, hingga punya pasangan keren dan kehidupan sosial yang menyenangkan, kita akan punya impuls untuk membandingkan diri dengan mereka dan merasa belum jadi apa-apa. Kamu mungkin akan merasa kecewa.

Punya ekspektasi tentang hidup tentu sah-sah saja. Tapi, pastikan juga kamu mengerti bahwa realita tak mungkin selalu sama. Saat ini, mungkin “prestasimu” bisa dibilang tidak sementereng teman-temanmu yang lain. Kamu masih tinggal di kamar kos sederhana, menjalani masa training di pekerjaan pertamamu, hidup serba hemat. Tapi, ini bukan berarti kamu tidak mampu. Jangan biarkan apa yang ada sekarang membatasi apa yang bisa kamu gapai di masa depan.

Banyak perubahan yang terjadi dan kita berjuang agar bisa menyesuaikan diri

perubahan tidak harus membuatmu stres

perubahan tidak harus membuatmu stres via www.huffingtonpost.com

Usia 20-an adalah masa-masa krusial. Kamu akan dipaksa mengambil berbagai keputusan besar dan mengalami banyak perubahan. Tidak jarang, ini membuatmu merasa ‘tidak siap’.

Berbeda dengan masa sekolah, saat kuliah kamu dituntut belajar mandiri. Tidak akan ada guru yang memeriksa kelengkapan catatanmu, pencapaian diukur dari kemampuanmu untuk lulus di setiap mata kuliah. Sama halnya ketika kamu harus merasakan transisi dari masa kuliah ke dunia kerja. Pekerjaanlah yang menuntutmu tampil sebagai pribadi yang cepat tanggap dan profesional.

Perubahan akan selalu menarik, tapi tidak selamanya menyenangkan. Untuk bisa berdamai dengan segala perubahan dalam hidup, kamu hanya perlu bersikap lebih rileks. Jangan terlalu takut atau bahkan stres. Kadang, kamu hanya harus menjalani hingga akhirnya bisa berkata: “Ah, ternyata tidak sesulit yang aku bayangkan!”

Kita punya kebebasan, tapi kita pun berjuang mati-matian agar tak kebablasan

hargai kebebasanmu

hargai kebebasanmu via www.surfgirlmag.com

Inilah saatnya kamu memulai hal-hal baru dalam hidupmu. Memilih jurusan kuliah yang sesuai minatmu, melamar pekerjaan yang bisa menyalurkan renjanamu, atau memulai hubungan baru yang lebih menyenangkan dan minim drama.

Di usia 20-an, kamu punya otonomi atas dirimu sendiri. Kamu berhak memilih dan menentukan yang terbaik untuk masa depanmu. Bahwa ada banyak kemungkinan dan kesempatan yang bisa kamu raih dan mengantarkanmu menuju sukses. Kamu punya kesempatan untuk mengeksplorasi diri; menemukan kelebihan dan meningkatkan kualitas dirimu.

Meski dianggap sudah dewasa, toh belum sepenuhnya kita lepas dari dukungan orang tua

dukungan orang tua

dukungan orang tua via instagram.com

Tidak semua orang memilih untuk mandiri di usia 20-an. Banyak alasan yang membuat seseorang masih tinggal dan menggantungkan hidup pada orang tuanya. Hal ini tentu tidak jadi masalah ketika orang tua memang masih mampu.

Namun, kamu harus bisa menyikapi ‘keberuntunganmu’ ini dengan bijaksana. Jangan sampai kamu justru hidup foya-foya, malas bekerja, atau sekedar memanfaatkan fasilitas dari orang tuamu. Lanjut kuliah S-2, kerja paruh waktu, banyak-banyak menabung: manfaatkan waktu dan kelebihan yang kamu punya dengan sebaik-baiknya.

Tapi, mengandalkan orang tua bukan berarti kita tak punya otonomi atas diri sendiri

kamu punya otonomi atas dirimu sendiri

kamu punya otonomi atas dirimu sendiri via glamradar.com

Berkaitan dengan poin sebelumnya, menggantungkan hidup pada orang tua di usia 20-an tidak serta merta menghapus otonomi atas dirimu sendiri. Kamu tetap punya privasi dan hak untuk bicara serta memilih.

Kuliah S-2 dengan biaya dari orang tua bukan berarti mereka berhak memaksakan jurusan yang menurut mereka baik. Ketika kamu dan orang tua berbeda pendapat, diskusi adalah satu-satunya solusi. Tunjukan bahwa kamu sudah cukup dewasa untuk memilih yang terbaik bagi masa depanmu.

Saat kawan-kawan lama sibuk dengan kehidupannya sendiri, kita jadi semakin butuh teman untuk berbagi

jalin pertemanan

jalin pertemanan via www.younglifeleaders.org

Bagaimanapun, manusia adalah makhluk sosial yang butuh hidup berdampingan. Salah satu yang harus diperhatikan ketika usiamu menginjak 20-an adalah jaringan pertemananmu. Ketika hidup jauh dari orang tua, kehadiran teman bisa jadi yang memudahkan hidupmu.

Pastikan kamu selalu bisa punya teman-teman baru. Tempat kos, kampus, perpustakaan, tempat gym, kantor, hingga stasiun kereta – kamu bisa menemukan teman baru dimana saja. Selain menjalin pertemanan secara langsung, media sosial bisa jadi sarana untuk menemukan teman-teman baru dengan ketertarikan yang sama denganmu secara tidak langsung.

Kawan lama memang tak lagi ada di sisi, tapi bukan berarti mereka layak dianggap mati

kawan lama selalu di hati

kawan lama selalu di hati via favim.com

Kehidupan baru tidak harus membuatmu lupa pada mereka yang hadir di masa lalu. Teman-teman lama adalah milikmu yang harus dijaga baik-baik. Berkat kehadiran mereka pulalah, kamu bisa sampai di kehidupanmu saat ini.

Jangan jadikan kesibukan dan rutinitas sebagai alasan untuk putus komunikasi. Selalu luangkan waktu untuk bertemu dan bernostalgia dengan kenangan masa lalu kalian. Ketika tidak ada kesempatan untuk bertemu, setidaknya kamu bisa menyapa mereka dengan cara lain. Berbagai alat komunikasi hingga media sosial akan memudahkanmu menjaga hubungan baik dengan mereka.

Berharap kelak bisa jadi orang kaya tentu sah-sah saja, toh kita mulai mengerti bahwa kerja keras dan kerja cerdas itu berbeda

kerja keras, kerja cerdas

kerja keras, kerja cerdas via www.itsyourtime.ca

Perjalanan di usia 20-an memang tidak selalu ‘mulus’. Banyak hal yang mungkin tidak sesuai dengan harapan hingga akhirnya membuatmu kecewa atau sedih.

Ketika skripsimu tidak kunjung ‘diluluskan’ dan lamaran kerja belum juga ada jawaban, kamu bisa memanfaatkan waktumu untuk hal-hal lain. Ikut pelatihan kerja, bergabung di komunitas dan jaringan karir, atau memilih kerja paruh waktu justru bisa mengembangkan dirimu. Tidak perlu menghabiskan energi untuk meratap, tapi gunakan untuk meningkatkan kemampuan diri.

Di antara banyaknya peluang dan kesempatan, kita berhak mengubah rencana masa depan

mengubah masa depan

mengubah masa depan via www.thequotepedia.com

Hidup adalah jalan menuju puncak dan usia 20-an belumlah setengah dari perjalananmu. Di usia ini, kamu punya kesempatan dan kebebasan untuk mengubah rencanamu. Ibaratnya, kamu boleh maju terus, putar balik, atau memilih jalan yang lain.

Yup, usia 20-an yang kamu jalani wajib selalu dikaji. Yakinkan dirimu bahwa kuliah atau pekerjaan yang sedang kamu jalani adalah pilihan yang tepat. Jika ternyata kamu tidak yakin, tanyakan pada dirimu sendiri; “apa sih yang sebenarnya aku inginkan?”

Ketika kamu merasa bingung, temukan seseorang yang bisa jadi mentormu. Pengalaman dan pencapaiannya bisa jadi membuatmu berpikir lebih terbuka. Bahwa ada banyak pilihan karir yang akan sesuai dengan minat dan kepribadianmu

Kita belajar jadi pribadi yang lebih bijaksana, perkara makan apa saja harus dipikirkan matang-matang

makan makanan sehat

makan makanan sehat via www.yukpiknik.com

Anak muda 20-an seringkali lalai dengan kesehatannya sendiri. Merasa masih muda sehingga tidak perlu terlalu menghiraukan soal asupan makanan atau kebiasaan olahraga. Padahal, kesehatan adalah salah satu penentu kebahagiaan seseorang, lho!

Sebaiknya nih, anak muda menghindari: rokok, minuman beralkohol, kebiasaan begadang, makan junk food, dan malas olahraga. Ketika sudah bisa melatih diri untuk hidup sehat sejak usia muda, maka hidupmu dijamin lebih bahagia di usia tua nanti.

Kedewasaan menuntun kita sadar, bahwa kesehatan adalah salah satu penentu kesuksesan di masa depan

konsultasi kesehatan

konsultasi kesehatan via www.galaxyhealth.net

Sikap abai anak muda pada masalah kesehatan bisa jadi berakibat fatal. Pasalnya, banyak penyakit yang bisa menjangkit tanpa menunjukkan gejala yang kentara. Ketika sudah parah, barulah kita sadar dan menyesali kelalaian kita.

Luangkan waktu dan sisihkan uangmu untuk konsultasi kesehatan dan melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit tertentu. Misalnya nih, para cewek bisa mulai menabung untuk melakukan vaksin HPV (Human Papilloma Virus) demi terhindar dari penyakit kanker serviks. Yang pasti, hidup sehat saja belum cukup membuatmu bahagia. Rajin-rajinlah mengkonsultasikan kesehatanmu pada ahlinya.

Tak lantas berubah jadi orang yang membosankan, karena setiap orang tetap berhak bersenang-senang

kamu berhak bersenang-senang

kamu berhak bersenang-senang via www.vergemagazine.co.uk

Ketika bisa bersenang-senang berarti hidupmu sudah bisa dibilang bahagia. Namun, bersenang-senang haruslah dengan cara yang positif. Pastikan bahwa caramu bersenang-senang tidak akan merugikan dirimu sendiri dan orang lain.

Nonton konser band favoritmu, pergi ke bioskop, nongkrong dengan teman-temanmu, hingga menekuni hobi adalah cara-cara positif untuk bersenang-senang dengan hidupmu di usia 20-an.

Lebih dari sekadar harapan bisa hidup mapan dan segera melepas masa lajang, usia 20-an adalah kesempatan kita menikmati hidup bahagia dengan cara yang sederhana

kamu berhak hidup bahagia

kamu berhak hidup bahagia via www.worldofwanderlust.com

Kamu tidak harus menjalani usia 20-an dengan kaku dan bersikap keras pada dirimu sendiri. Merasa bahwa masa muda harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, kamu lupa bagaimana caranya menikmati hidup.

Kadang, akan lebih baik jika kamu sejenak melupakan rencana menikah atau keinginan untuk bisa punya kendaraan dan rumah pribadi. Cukup nikmati usia 20-an dengan sekedar pencapaian-pencapaian sederhana seperti: dapat IPK tinggi, traveling sendirian, atau punya usaha kecil-kecilan.

Ingin seperti apa menjalani usia 20-an tentu jadi hak masing-masing individu. Hanya saja, setiap keputusan dan perilaku tentu memberi dampak di kehidupan kita selanjutnya. Jadi, semoga masa muda ini bisa dijalani dengan sebaik-baiknya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka kopi, puisi, band beraliran folk, punya hobi mikir dan pacaran di bangku taman.