Kisahku yang Berjuang untuk Menjadi Cantik, Kusadari bahwa Cinta Sejati Adalah Kepada Diri Sendiri

Perjalanan diet-ku



Akhir-akhir ini aku mulai hidup sehat dan menjadi vegetarian, gaya hidup yang sebenarnya sudah aku jalani sejak tahun 2017 namun selama ini pada prakteknya masih ups and downs. Aku sadar banyak sekali riwayat penyakit turunan yang diturunkan dari keluargaku, salah satunya yang paling berpengaruh untukku adalah diabetes.

Advertisement

Semenjak tau nenek, dan tanteku dari pihak ayah meninggal karena diabetes aku menjadi tertampar dan sadar, ini adalah PR seumur hidup yang harus aku perbaiki demi generasiku mendatang yaitu anak cucuku. Iya, pemikiranku untuk masa depan sangatlah panjang dan matang. Jika bukan aku, maka siapa? Jika bukan sekarang, maka kapan lagi?

Aku mulai muhasabah diri, introspeksi dan kemudian berfikir flashback ke belakang bahwa sebenarnya aku sudah mulai menjalani diet sejak masih kecil. Iya, inilah waktu pertama kali aku merasakan insecure. Dulu sewaktu kecil aku gendut (overweight) memang bukan termasuk obesitas tapi untuk penampilan anak seumuranku sudah termasuk ginuk-ginuk (begitu orang Jawa menyebutnya).

Saat itu tetanggaku yang mulutnya jahat ngatain aku dengan sebutan ‘Denok’, aku yang pada saat itu berumur 3 tahun belum mengerti artinya. Namun, karena tetanggaku ngatain sambil ketawa maka aku yakin itu sebuah ejekan. Waktu itu aku menangis ke ibu dan bilang aku udah nggak mau minum susu lagi. Akhirnya dari umur 3 tahun sampai TK aku sudah berhenti minum susu sapi, badanku mulai mengecil dan menjadi ideal, jika dipikir-pikir maka itulah diet pertamaku dalam 27 tahun hidupku saat ini.

Advertisement

Rasa insecure terus meliputi benakku hingga aku beranjak dewasa

Diet keduaku dimulai pada tahun 2012, saat itu aku sedang berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Malang. Berat badanku ada di angka 55 kilogram, mengingat tinggi badanku hanya sekitar 155 centimeter maka angka tersebut sudah cukup membuatku terlihat berisi. Pelan-pelan aku sedikit mengurangi porsi makanku, aku mulai mengikuti kelas Zumba. 

Advertisement

Saat itu aku sudah mulai sadar untuk menjadi lebih sehat. Namun, sayangnya aku masih bodoh dalam menjalani diet, referensiku hanya dari Google dimana saat itu diet yang aku lakukan benar-benar sesat. Aku cuma makan oatmeal dan minuman probiotik, tentu saja rasanya sangat tidak enak sampai aku agak trauma untuk makan oatmeal kembali.

Berat badanku berangsur turun sekitar 2 kilogram, sulit bagiku untuk terus mempertahankan diet yang membuatku trauma. Apalagi saat itu aku masih menjadi anak kos-kosan dimana mengatur gaya hidup untuk selalu makan makanan sehat sangatlah sulit.

Ingin menjadi langsing secara instan membuatku bodoh dan berpikir tidak rasional

Pada tahun 2015 aku mulai mencoba menjalani diet kembali, inilah dietku yang ketiga. Saat itu aku sudah mulai bekerja. Sadar timbangan sudah mencapai angka 57 kilogram, aku mulai mengatur pola makan. Karena saat itu aku bekerja di bank dan itu membuatku sangat sibuk, maka aku memutuskan untuk menggunakan salah satu brand suplemen diet.

Aku membeli satu paket yang berisi beberapa suplemen diet untuk melancarkan pencernaan dan nutrisi pengganti makan, jadi aku sudah mulai belajar mengurangi nasi. Nutrisi pengganti makanan rasanya tidak enak, belum lagi aku merasa lemas, kegiatan yang aku lakukan tidak maksimal, otakku juga tidak bekerja dengan baik karena kekurangan nutrisi. Aku berhenti diet karena aku tahu metodeku salah, jika diet memang bertujuan untuk menjadi sehat lalu kenapa yang aku rasakan justru sebaliknya?

Rasanya aku tidak pernah puas, entahlah aku yang terus gagal merasa kecewa dengan diriku sendiri

Sampailah aku di tahun 2017, di mana saat itu aku sudah menikah selama satu tahun dan akupun menjalani program hamil. Tentu, dalam program hamil dokter selalu menyarankan untuk hidup sehat. Aku berhasil menurunkan berat badan dari 60 kilogram menjadi 53 kilogram, tapi sayang aku tidak merasa ada yang berubah dalam tubuhku.

Pada diet kali ini aku mulai belajar menjadi seorang vegetarian. Pelan-pelan aku berhenti mengkonsumsi protein hewani dan menggantinya dengan protein yang lebih baik yaitu nabati. Aku mulai melakukan work out, dan pada saat itu aku hanya melakukan cardio work out. Dietku berhenti saat aku mulai hamil.

Tanpa pernah aku sadari bahwa jiwa yang tidak sehat berpengaruh besar pada metabolisme tubuhku 

Tahun 2019 awal aku mulai menjalani diet kembali. Setelah melahirkan berat badanku mencapai angka 70 kilogram. Setelah semua keputus asa-an hidup yang aku alami karena kehilangan anakku. Aku sempat mengalami apa yang dinamakan masa plateu, aku tidak tahu apa sebabnya tapi mungkin karena tingkat stressku yang tinggi. Saat itu berat badanku stuck, aku tidak merasa fit, metabolisme tubuhku sangat lambat.

Sekarang di tahun 2020, aku kembali menjalani gaya hidup vegetarian (plant based diet). Selain karena ingin sehat, dietku juga membawa visi misi untuk campaign climate change dan go green, menjaga alam tetap selaras dan seimbang. Aku mulai menerima diriku sendiri bagaimanapun bentuknya, mulai mencintai diriku sendiri, karena hidup sehat dan bijak bukan hanya soal penamilan semata, menjadi langsing bukanlah sebuah prioritas. Aku ingin menjadi lebih sehat dan kuat dalam menghadapi cobaan hidup, aku ingin hidup lebih lama, bertualang, menjelajah, dan menikmati hidup.

Perlahan aku mulai memperbaiki diri dan berbenah, pengalaman membuatku tertampar untuk lebih bijak memahami arti hidup

Aku berusaha menjadi pribadi baru yang belajar lebih positif dalam menghadapi kejamnya dunia, belajar filsafat untuk mendapatkan jawaban dalam setiap pertanyaanku mengenai kehidupan yang fana ini. Aku belajar memainkan alat musik, semuanya aku lakukan demi tubuh dan jiwa yang sehat dan bahagia. Aku lebih bijak dalam mengatur makananku, aku tidak lagi kalori defisit yang sangat ekstrem hanya untuk terlihat langsing.

Aku mulai pergi ke gym, aku berusaha membentuk otot dengan work out yang lumayan berat. Oleh karena itu, dalam setiap porsi makananku, aku selalu masukkan makro dan mikro nutrient agar gizinya seimbang. Membekali diri dengan berbagai macam ilmu gizi dan ilmu perdietan.

Aku ingin diet di jalan yang benar, engga ngawur dan sesat seperti dulu hehe. Sudah tiga minggu ini aku menjalankan plant based diet, aku bahagia, kulitku jadi lebih bagus, aku semakin hari semakin kuat (dengan latihan yang benar), otakku dapat berpikir dengan jernih.

Semoga semua pembaca Hipwee bisa belajar dari pengalamanku ya. Pengalaman ini membuatku menjadi lebih matang dalam bertindak dan mengambil keputusan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Gendhis, seorang perempuan biasa yang bercita-cita menjadikan bumi sebagai tempat yang layak ditinggali semua makhluk hidup.

CLOSE