Prespektif Literasi Generasi Milenial

Menjadi generasi milenial berarti menjadi seseorang yang paham akan dunia literasi.

Pandemi global Covid-19 menjangkit lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia. Penyebaran virus tersebut masih terus terjadi, pemerintah harus mengambil langkah agar kehidupan bermasyarakat tetap berjalan. Banyak langkah yang harus disiapkan agar penyebaran virus dapat di tekan. Kondisi akibat pandemi yang berdampak pada berbagai sektor, memaksa pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan New normal. 

Advertisement

Hal ini diberlakukan karena kesadaran pemerintah akan ketidak mungkinan warga terus-menerus harus berada dirumah. Kebijakan New normal adalah suatu kebijakan dibukanya kembali aktifitas ekonomi hingga sosial dan kegiatan publik masyarakat, tetapi kegiatan tersebut diizinkan secara terbatas dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Dimana sebelumnya protokol kesehatan tidak biasa digunakan masyarakat sebelum adanya pandemi Covid-19 (Pratama, 2020). 

New normal bukan berarti aktifitas dapat berjalan seperti sebelum pandemi. New normal merupakan istilah yang saat ini sedang menjadi trend center dunia mengenai tatanan kehidupan baru di tengah pandemi. Dapat dikatakan berusaha berdamai dengan keadaan dalam menghadapi pandemi melalui berbagai protokol kesehatan yang telah ditetapkan masing-masing daerah (Habibi, 2020). New normal dijadikan tahapan baru pemerintah untuk mengganti secara bertahap kebijakan Stay at Home, Work From Home (WFH), dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan untuk menekan penyebaran virus Covid-19 di masyarakat.

Meski dunia dilanda suatu wabah yang mengakibatkan pandemi, kemajuan teknologi digital memengaruhi kehidupan manusia. Tingginya penggunaan internet berbanding lurus dengan kepemilikan seseorang akan perangkat gadget. Selama era New normal ini, data pengguna internet Kementrian Komunikasi dan Informatika tercatat pengguna internet di Indonesia sekitar 175,5 juta jiwa dari banyak populasi sekitar 268 juta penduduk. Dari jumlah pengguna internet tersebut, jangkauan digital nasional sebesar 64 persen di seluruh wilayah Indonesia. 

Advertisement

Pemerintah terus mendorong perluasan jangkauan frekuensi internet (broadband) di Indonesia, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan pertumbuhan GDP Indonesia. Setiap 10 persen pertumbuhan broadband dapat meningkatkan pertumbuhan GDP 1,5 persen dan bisa mendorong pertumbuhan kesempatan kerja yang baik. Kita tahu mayoritas pengguna internet adalah generasi milenial. Dimana mayoritas generasi milenial pasti memiliki sosial media. Hal itu membuat kebanyakan dari mereka, lebih memilih diam dirumah untuk sekedar mengoperasikan smartphone atau gadget. 

Generasi milenial memiliki karakteristik yang di cap pemalas. Malas disini artinya ingin segala sesuatu serba instan dan bisa dilakukan dengan bantuan barang atau jasa yang telah tersedia maupun disediakan. Hal tersebut memengaruhi tingkat literasi pada generasi milenial. Dengan segala kemudahan yang telah ada membuat seseorang untuk malas melakukan suatu literasi. Padahal dengan menggunakan perangkat pintar yang mereka miliki, para milenial mampu menjadi individu yang produktif akan sesuatu hal dan efisien akan waktunya. (Budiati et al., 2018).

Advertisement

Penggunaan media sosial menanjak tajam seiring era keterbukaan informasi. Perpustakaan sebagai sumber pengetahuan memiliki peran penting dalam mendidik para pengguna perpustakaan untuk memanfaatkan informasi digital baik dalam pembelajaran maupun memberi dampak pada kehidupan di masyarkat. Tidak perlu mencari informasi ke perpustakaan, informasi digital pada sosial media sudah tersedia sangat lengkap. 

Literasi informasi bersifat multi literacies, yang meliputi literasi-literasi seperti: teknologi digital, informasi, multi media, visual (gambar), audio , opini, moral, hukum, sosial, budaya yang sudah tercakup di lingkungan digital. Hal itu juga memengaruhi seseorang dalam hal cara berpartisipasi pada komunitas online secara santun dan bertanggung jawab. Selain itu, budaya literasi tradisional seperti halnya menulis, membaca dan mendengar masih diperlukan generasi milenial untuk meningkatkan keterampilan literasi digital. Hal tersebut gunanya untuk meningkatkan kinerja otak dalam menulis, membaca hingga pemahaman akan suatu hal yang di dengar.

Literasi digital terbagi tiga perspektif yaitu: pertama, literasi digital dipandang sebagai akuisisi dari keterampilan informasi yang berkembang. Apabila seseorang dianggap memiliki keterampilan dalam sistem informasi. Hal tersebut diharapkan sudah menggunakan sumber-sumber digital dengan efektif untuk memenuhi kebutuhan informasi, mengevaluasi dokumen digital yang terbaru, relevan, dan kredibel. Dengan adanya akuisisi keterampilan informasi, mampu menciptakan informasi online dalam sebuah forum digital yang berbasis pengguna serta informasi tersebut tersedia pada beragam media sosial. 

Kedua, literasi digital dipandang sebagai pengembangan dari pola pikir. Pada perspektif ini ditekankan aspek kognitif seseorang. Faktor kognitif dalam pola pikir artinya kemampuan seseorang untuk memproses informasi yang masuk dalam kepalanya. literasi digital bagi generasi milenial, yaitu suatu keterampilan kognitif seseorang dalam menyelesaikan suatu rumusan masalah. 

Ketiga, literasi digital (Meyers, Ingrid & Ruth 2013), dipandang sebagai ikatan erat dalam praktek dan budaya digital. Pada perspektif ini bentuk partisipasi sebagai kunci utama untuk mengembangkan literasi digital. Melalui perspektif ini, dibangun cara baru bagi generasi milenial untuk berpartisipasi dalam budaya digital. Kemampuan literasi digital (Goodfellow 2011) dipandang sebagai keterampilan multi literacies yaitu, penguasaan terhadap kesadaran, sikap, dan kemampuan, individu dalam memanfaatkan perangkat digital untuk berkomunikasi, dan mengekspresikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE