Mencintai Budaya Tradisional dengan Musik Kreasi Nusa Tenggara Timur

Mencintai Budaya Daerah di Indonesia

Seni musik kreasi adalah wujud seni yang berasal dari hasil pengolahan suara, ritme, harmoni, vokal, melodi, dan tempo yang dikemas sedemikian rupa menjadi satu menjadi sebuah musik yang kemudian dapat kita nikmati. Musik jenis ini kini sudah tumbuh dan berkembang menjadi beragam jenis. Contohnya yaitu musik klasik, tradisional, kontemporer, hingga modern. Namun pada artikel kali ini, yang akan penulis bahas lebih banyak adalah tentang musik tradisional. Lebih tepatnya lagi yaitu tentang musik tradisional yang berasal dari bagian sebelah tenggara Indonesia yaitu provinsi Nusa Tenggara Timur.

Advertisement

Musik tradisional sendiri memiliki definisi sebagai musik musik yang berkembang pada suatu kalangan masyarakat di daerah tertentu. Musik ini sangat dipengaruhi oleh adat, budaya, hingga tradisi suatu daerah tersebut. Biasanya musik ini mempunyai lirik yang menggunakan bahasa daerah dan diiringi oleh alat musik tradisional khas yang berasal dari daerah tersebut. Terdapat banyak sekali musik tradisional daerah Nusa Tenggara Timur. Namun pada artikel ini, penulis akan membahas tiga musik dan lagu daerah yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Tiga lagu tersebut memiliki judul Batu Matia, Ele Moto, dan O Nawenni Tana.

Lagu yang pertama akan penulis bahas adalah lagu yang berjudul Batu Matia. Lagu Batu Matia biasa dibawakan dengan iringan alat musik khas Nusa Tenggara Timur, yaitu alat musik sasando. Lagu ini pertama kali dinyanyikan pada tahun 1942 oleh seniman sasando masa lampau. Batu matia merupakan kata yang berasal dari bahasa Rote yang artinya tiga tungku, yang mana karya ini menceritakan tentang kisah kehidupan masyarakat Rote yang pada saat itu sedang mengalami masa perang saudara, sehingga pada masa itu banyak orang muda yang sudah gugur karena perang dan disetiap kampung hanya ada kakek-kakek dan nenek-nenek yang susah payah membesarkan para cucu mereka agar di masa yang akan datang dapat berguna bagi nusa dan bangsa demi kemandirian hidupnya. Lagu ini digunakan untuk megenang masa tersebut ketika tungku api yang menjadi rasa curahan hati mereka. 



Lagu yang kedua adalah lagu Ele Moto. Ele Moto jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti Nun Bintang. Lagu ini merupakan lagu tradisional masyarakat di daerah Pulau Sabu. Lagu ini berisi tentang nasehat atau pesan yang ditujukan kepada masyarakat Pulau Sabu supaya jika suatu saat nanti mereka harus merantau jauh ke negeri orang lain yang penuh dengan kemudahan dan kemewahan, jangan melupakan Pulau Sabu. Harus tetap memegang teguh tradisi atau budaya yang dimiliki agar jangan mudah terbawa budaya orang asing, walaupun berada jauh dari kampung halaman, tetapi budaya yang dimiliki jangan sampai kita lupakan dan menjadi hilang. Lirik lagu Ele Moto yaitu sebagai berikut:

Advertisement

ELE MOTO (NUN BINTANG)

Ele moto para liru (nun bintang dilangit)

Advertisement

Na wodi e e (anak e e)

Do mi pegile manu tada (bagaikan putaran tanda kehidupan)

Na wodi e e (anak e e)

Ie le le le (baik baik baik baik)

Kiri dai ke ali la rai (kala engkau tiba tempat/rantau orang)

Mannyi nata haro ie (yang penuh kemudahan/kemewahan)

Bole balo rai di rai hawu (jangan lupa pulau kita sabu)

Rai due donahu (pulau tuak dan gula)

 

Lagu yang ketiga adalah lagu O Naweni Tana. O Naweni Tana merupakan lagu tradisional yang berasal dari daerah Sabu. Lagu ini menceritakan tentang suatu nasehat yang ditujukan kepada seluruh orang keturunan dari Hawu Miha (nenek moyang orang Sabu) agar jangan sampai saling melupakan satu dengan yang lain. Nasehat tersebut juga berisi pengingat bagi mereka untuk saling sayang-menyayangi, bantu-membantu, kasih-mengasihi satu dengan yang lain agar seluruh sendi-sendi kehidupan dapat dirasakan secara bersama-sama secara harmonis.

Lagu ini biasa dibawakan dengan menggunakan iringan alat musik tradisional Nusa Tenggara Timur yaitu alat musik sasando. Namun seiring berkembangnya alat musik modern, lagu ini juga bisa dibawakan dengan instrumen selain sasando, contohnya bisa dengan menggunakan piano atau keyboard.

Makna tersirat dari  ketiga musik kreasi tersebut patut kita ingat dan kita jadikan panutan. Kita harus selalu mencintai budaya tradisional Indonesia dimanapun kita berada. Jangan sampai kebudayaan Indonesia ini hilang dan berhenti diwariskan lagi. Dengan keberagaman adat dan budaya yang dimiliki Indonesia, sebenarnya masih banyak sekali seni musik kreasi yang dimiliki di Indonesia. Kita sebagai generasi muda patut bangga menjadi bangsa Indonesia.

Di tengah kemajuan global yang sangat pesat ini semoga generasi muda tidak hanya menjadi penikmat atau konsumen yang mudah terbawa arus globalisasi. Sebagai generasi muda, kita harus terus berkreasi dalam berbagai bidang sesuai kemampuan kita. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini