Ada Tembok Besar Bernama Keyakinan Merontokkan Cintaku

Segalanya tak selalu berjalan sesuai apa yang terucap. Aku pun pernah bermimpi, mimpi yang terus berputar di kepala tentang karier, tentang jodoh, tentang masa depanku. tapi aku lupa bahwa ada mereka yang aku bahkan tak sanggup meninggalkannya untuk waktu yang lama. Ada ia yang banyak bergantung pada ku meski dengan aku tetap di sini bebannya akan terus dipikulnya. Ada ia yang jika aku pergi entah siapa yang akan merawatnya. ada pula Ia yang jika aku pergi ia yang akan menanggung semua beban pekerjaanku. Mungkin bisa ku paksakan untuk tetap pergi dan mengejar semua yang ku impikan, tapi nyatanya sekarang semua cita itu layu bahkan sebelum sempat aku memupuknya.

Advertisement

Akupun pernah berharap tetang cintaku. Sayangnya tak pernah berjalan dengan baik. Ingin ku menjalani sebagaimana hatiku menginginkan, tapi tembok besar bernama "keyakinan" merontokkan cinta itu. Pernah pula aku berjalan tanpa pembatas, tanpa penghalang, tapi hati ku tak pernah bisa menerimanya. Benarkah sebuta itu cinta? pernah aku berfikir, jika memang cinta pemberian dari Tuhan, lalu kenapa harus terbentur tembok "keyakinan"? pernah inginku merobohkan tembok tebal itu, tapi keyakinanku sendiri yang menghalangiku merobohkannya. Kini saat aku ingin memulai suatu hubungan baru, trauma ini hadir dan mengganggu. Takut ini membuatku enggan memulai karena takut mengakhiri. Aku hanya berharap Tuhan tidak melupakan jodohku di Kitab Lauh Mahfuzh.

Akupun pernah berharap meskiku tak mampu meninggalkan orang-orang di sekelilingku, aku ingin memulai segalanya dari sini, tapi ternyata dukungan adalah hal yang sama sekali tidak pernah aku dapatkan. Aku tidak butuh materi untuk memulai mimpiku, tapi tanpa dukungan mimpi ini hanya akan menjadi mimpi untuk selamanya. Aku bisa tidak menghiraukan ucapan buruk orang lain, tapi bagaimana jika Dukunganku sendiri bahkan tidak mendukung ku? Entahlah kini aku tak mampu lagi bermimpi, aku jalani segalanya yang mampu kujalani, sisanya kuserahkan kepada Ia yang Maha membolak-balikkan takdirku. bukan aku menyerah, hanya aku berusaha lebih realistis dalam menjalani kehidupan ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta kesendirian, tapi benci kesunyian

CLOSE