Kukira Bisa Bertahan Sebentar Lagi, Tapi Semakin Dijalani Seperti Menghancurkan Diri Sendiri

aku kira bisa bertahan


Awalnya semua terasa bahagia, tapi aku tak mempersiapkan hatiku untuk kecewa…


Advertisement

Awal dari sebuah hubungan yang begitu manis memang benar adanya. Masa-masa pendekatan terasa begitu membahagiakan karena masing-masing dari kita hanya menunjukkan kelebihan tanpa pernah sedikitpun ingin terlihat kurang. Tapi semua itu pada akhirnya hanya menjadi bumerang untuk kita. Kita hanya mampu menerima segala lebih tapi tak bisa mentoleransi kekurangannya, dan berakhir pada kecewa. 


Aku mencoba menerima segala beda, tapi semakin aku mencoba aku semakin tersiksa..


Seiring berjalannya waktu, semuanya mulai berubah. Kita mulai menunjukkan kelemahan kita masing- masing. Kita mulai memperlihatkan karakter masing-masing yang selama ini ditutupi karena takut tak dipahami. Aku mencoba memahami acuhmu, aku mencoba memahami kelemahanmu. Tapi aku tak mampu. Setiap kali kita bertengkar, kau pergi. Setiap kali ada masalah, kita tak menemukan solusi. Hanya ego yang kita adu, bukan rayu. Semua ini melelahkan, semua ini menyakitkan. Kita sama-sama tak mampu memahami apa yang sedang kita jalani. 

Advertisement


Segala perdebatan tak mampu membuat kita menemukan jalan keluar. Mungkin berpisah adalah pilihan terakhir.


Rasanya begitu berat, ketika rasa sayang yang begitu besar harus dibalas sikap yang acuh. Rasanya begitu hampa ketika kau butuh teman untuk berbagi cerita tapi orang yang kau harapkan ada justru tak punya waktu bahkan untuk mengangkat teleponmu. Semakin aku jalani, semakin aku merasa begitu sepi. Berkali-kali aku meyakinkan diri untuk bertahan sebentar lagi, berkali-kali aku percaya kalau kita bisa memperbaiki kekacauan ini. Tapi tak bisa, sekuat apapun kita berusaha, sehebat apapun kita memaksa, kita hanya akan semakin terluka. 

Advertisement


Kenapa kita hanya saling mengecewakan, apa kita sudah begitu lelah untuk berjuang?


Aku tak mengerti apa yang salah dari kita, aku yang terlalu peduli sementara kamu begitu acuh pada semua hal yang sedang kita jalani. Aku kira aku bisa menerima semua sifatmu. Aku kira aku akan bisa mengerti keadaan ini. Aku kira aku akan kuat menahan segala sedih. Tapi aku hancur, tanpa aku sadari. Setiap malam aku menangis tanpa henti. Setiap hari aku menahan marah karena sikapmu yang tak kau sadari telah menyakiti. Setiap waktu aku berharap acuhmu akan hilang, tapi akhirnya itu hanya menjadi sebuah harapan tanpa kenyataan.


Aku menyerah, sudah tak ada lagi yang harus kita pertahankan. Saat rasa sudah terlanjur hilang.


Akhirnya aku menyerah, aku ingin bahagia. Tapi tidak denganmu, tapi tidak dengan caramu. Aku ingin merasa dicintai tanpa harus merasa tak dihargai. Aku pergi, tolong jangan menahanku lagi. Kita sudah berusaha hingga sampai di sini. Jika akhirnya memang tidak bisa bersama, kenapa harus memaksakan dan berujung terluka?

Semoga kita sama-sama menemukan bahagia, semoga segala luka bisa sembuh tanpa menyisakan dendam di dada. Aku menyayangimu, tapi sayang saja tidak cukup tanpa komitmen untuk saling menghargai dan memahami. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Do what makes you happy, and always share positive vibes. Follow my Wattpad : @LeonitaSaputri

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE