Aku Pernah Mengharapkanmu, tapi Maaf Saat Ini Aku Memilih Berhenti

Berhenti mengharapkanmu

Di saat pertama kalinya aku berharap padamu, awalnya memang menyenangkan. Namun, seiring berjalannya waktu, aku mulai bosan dengan semua ini. Aku melihatmu, seolah tidak perduli dengan apa yang sedang aku perjuangkan saat ini. Aku merasa, bahwa aku tidak dihargai olehmu lagi. Mungkin ini saat yang terpat untuk berhenti mengharapkanmu.

Advertisement

Terkadang, aku suka iri dengan teman–temanku sendiri. Mereka tanpa harus capek, berharap dan berjuang seperti aku. Mereka bisa dekat denganmu dan bahkan bisa menjadi milikmu. Sedangkan aku?! Aku harus berjuang keras untuk bisa mendapatkanmu.

Walaupun terkadang, aku harus mengorbankan perasaanku sendiri. Iya, ini memang terasa sakit dan pahit. Apalagi setelah mengetahui orang yang aku cintai selama ini, tidak benar-benar mencintaiku. Engkau hanya mempermainkan perasaanku saja.

Aku tahu, aku ini orang yang bodoh.

Advertisement

Tapi…

Mengapa aku tidak bisa menjauh darimu setelah mengetahui semua ini?! 

Advertisement

Mungkin, karena aku yang selalu memaksakan diri sendiri. Aku yang terlalu terbawa perasaan, setiap kali berpapasan dan mengobrol denganmu. Padahal aku tahu, bahwa kamu sedang dekat dengan seseorang yang bisa dibilang adalah teman dekatku sendiri. 

Sekarang, aku sadar, bahwa berharap kepada seseorang yang tidak pasti, hanya membuat hatiku semakin sakit setiap harinya. Namun, ya beginilah aku. Aku selalu berharap bahwa suatu saat nanti kamu pasti bisa menjadi milikku. Walau aku tahu, itu hanyalah angan-angan yang takkan bisa terwujud nyata, namun aku senang. 

Aku senang pernah bisa memimpikanmu. Di mana, di dalam mimpi itu, engkau begitu mencintai dan menyayangiku. Begitu juga denganku. Aku begitu sangat mencintai dan menyayangimu. Dan akhirnya kita jadian. 

Setiap harinya, kita selalu mengumbar kemesraan yang membuat orang-orang sekitar kita, iri dengan kemesraan yang kita buat. Betapa bahagianya aku dan kamu, melihat mereka begitu mendukung hubungan kita berdua. Dan kita pun saling membuat janji, akan selalu bersama hingga maut memisahkan.

Namun pada kenyataannya, itu hanyalah sebuah mimpi. Mimpi kecil nan unik yang pernah hadir dan selalu terbayang-bayang dipikiranku sampai saat ini. Andai saja, mimpi ini bisa menjadi kenyataan, aku pasti adalah orang yang bahagia karena bisa memilikimu. Memiliki seseorang yang tipe nya setia kepada pasangan. 

Aku bisa berkata seperti ini, karena aku sudah melihat bukti ketulusan cinta kamu dengan pasanganmu yang sekarang. Kalian sudah pacaran hampir 2 tahun dan hubungan kalian jauh dari gosip tidak sedap. Selalu romantis di depan umum, dan juga hubungan kalian berdua katanya sudah direstui oleh orang tua kalian masing-masing. Wah, aku senang sekali lho ketika mendengar kabar ini. Senang sekaligus sakit sih sebenarnya!


Tapi kali ini, aku tidak mau lagi mengharapkanmu. Mengharapkan seseorang yang tidak pasti akan menjadi milikku.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka menulis, suka travelling, sama suka makan. Kalau suka kamu, emang boleh?

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE