Aku, Yang Mencintai Suami Orang. Kini Harus Merelakan

Tak pernah ku duga, berada di posisi serumit ini. mencintai suami orang sama dengan keluar dari zona nyaman. tak biasanya dan memang tak semestinya. tapi hati, siapa yang tahu. ia berada pada kekuasaan Tuhan. 

kamu yang mengatakan mencintaiku, memberikanku rasa nyaman; berada disampingmu. aku tahu mungkin aku hanyalah wanita bodoh karena terlalu mudah percaya pada omonganmu, pada janji manismu. kamu yang berjanji akan menikahiku tapi apa ketika kamu pergi menemui istrimu kamu justru kembali dengan mengatakan hal yang berbeda dari harapan yang pernah kamu berikan padaku. Kamu harus tahu aku bukanlah wanita serakah yang tak bisa mengerti arti berbagi. bagiku, cintamu membutakan seluruh kesadaranku hingga aku rela menjadi yang kedua dalam hidupmu. aku tidak menginginkan waktumu seluruhnya untukku, aku hanya ingin kau tetap bersamaku meski dengan status menjadi madu. tapi kamu, justru mempermainkan perasaanku disaat aku tulus mencintaimu..

Kamu yang mengatakan mencintaiku, bagaimana mungkin kau goreskan luka sekejam ini padaku? kau tumpahkan seluruh penatmu padaku, kau jadikan aku rumah tempatmu berpulang tapi ternyata kau hanya singgah sebentar lantas tak lagi kembali, kau lupa padaku ketika kau datang ke kota istrimu berada, kau benar-benar lupa bahwa kamu telah menyakiti hati seorang wanita dengan membuatku menunggu sekian lamanya. begitukah cara kamu membalas kasih sayangku selama ini? fikirlah kembali siapa yang pertama kali memulai hubungan ini? siapa yang pertama kali meminta untuk membangun hubungan hingga ke jenjang pernikahan? ahh busuk janjimu.

 

sekarang, aku akan merelakan segala hal yang pernah menjadi kenangan kita. aku tak peduli seberapa langkah yang harus ku tempuh, aku harus bangkit dan lari dari perasaan semu ini. cintamu yang dulu kau katakan utuh, tak perlu kau ungkit lagi. tak usah kembali meminta secangkir rasa sayang jika hanya rasa pahit yang akan kau sisakan. pergilah, pergi sejauh mata memandang.. tak perlu kembali menolehku, tak perlu kau iba padaku. aku tak butuh iba darimu; lelaki yang hanya bisa membuat janji semu.

aku yang mencintai suami orang, merelakan dengan segenap asa untuk masa depan. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

menulis, pharmacist, pecinta anak-anak, penggila buku

19 Comments

  1. Rina Norinawa berkata:

    Bagusss… Pinter si suami… Lagian mbk, knp milih jd perusak,,, semua wanita bnci perusak rumah tangga orang

  2. Elfina Jansen berkata:

    Jangan sembarangan menghakimi org karena kamu tidak pernah berada di posisi tersebut

  3. Cicilia Kurnia berkata:

    Berada diposis sebagai istri sah merasakan hal seperti ni….akan terus membekas ebtah smp kapan tapi….sakit.x terus muncul tanpa tahu kapan dan dimna cuma TUHAN sandaran satu2x…..

  4. Mbak Elfina Jansen, posisi apa yg bsa mbenarkn berhubungan dgn suami org? Aplg klo laki2 itu udh pnya anak…. bkn cm istri yg tsakiti tp jg anak2. Pengkhianatn itu sakit banget lo mbak…

  5. Salsa Billa berkata:

    Aq gk membenarkan wanita yg ke dua . Tp aq jg gk setju jika semua orang hrus menghakiminya. Semua uda di atur ole thn . Knp menjdi wanita kedua sellu di slahkn . Siapapun bebs kasi pendapt .

  6. Rini Meylani Tarigan memang tidak ada yang membenarkan… Tapi jangan lah kita menghakimi orang yang ada di posisi itu… Karena pasti semua juga tidak mau berada di posisi itu