Antara Cinta, Hal Toxic dan Fake Friend. Selama Kita Menjadi Diri Sendiri, Semua Nggak Masalah

Love, Toxic, Fake Friend.

Sangatlah penting untuk mencintai dirimu sendiri, dengan mencintai dirimu sendiri, you can understand who you are. Cinta tidak selalu dari orang ke orang, tetapi aku dan aku sendiri, it’s the most beautiful thing that I can be. Hanya kamu yang tahu pikiranmu, isi hatimu, dan segala tentang dirimu, not anyone else.

Advertisement

Hidup tidak selalu bahagia, pasti selalu ada kesedihan di sana, kamu tidak bisa mengabaikan itu, so just accept it and let it go, that is life. Jika kamu ingin memiliki jiwa yang baik, change your mindset. Positif thinking adalah cara terbaik untuk hidup bahagia dan I just want someone to love me for who I am.

Toxic, kata yang sudah tidak asing bagi kita. Toxic adalah racun. Tanpa kita sadari, di sekeliling kita ada banyak orang yang toxic. Apa itu orang yang toxic? Yaitu seseorang yang membawa pengaruh negatif bagi lingkungan sekitar. Aku yakin kita pasti pernah mengalami situasi ini.

Bagiku orang-orang toxic adalah when you can't be yourself with them. Ketika kamu merasa mereka membawa pengaruh negatif sehingga kamu merasa tidak nyaman saat bersama mereka. Banyak kriteria orang toxic, tapi bagiku sederhana, yaitu mereka tidak bisa membuatmu bahagia dan hanya membatmu tertekan. Yang harus kamu lakukan adalah menjauh, it’s okay untuk menjauh dari orang-orang toxic.

Advertisement

Hal yang paling menyakitkan di dunia ini adalah people can change and go. Kita semua pasti punya teman, of course. Hal yang paling menyakitkan ketika dulu aku dengan teman-temanku selalu bersama, kita tertawa, dan aku selalu ada untuknya ketika susah tapi mereka berubah dan perlahan pergi dari hidup kita, menyakitkan dan kecewa.

Mungkin dulu kita dekat kita menjadi sahabat, but now you are a stranger to me. Sometimes you just have to accept and done, tidak marah, tidak membenci, just done. Pertemanan kita hanya menyisakan kenangan, karena Bagiku kenangan adalah orang yang dulu dekat dan kemudian menjadi orang-orang yang tidak saling kenal. I don’t get mad, ya aku kecewa, dan tentu aku maafkan but sorry, I can’t go back to normal, aku harus menjauh. Jika kamu memiliki teman yang berubah, it’s okay for you to close that friendship.

Advertisement

I’ve learned the key to happiness, stay away from fake people. Tapi semua kepalsuan membuat aku menjadi orang yang kuat. It’s better to be alone than to have fake friend. Sangat menyakitkan, but this is part of life. Tidak apa  if I have to lose someone, as long as I don't lose myself.

I realized that I could not make people understand, love, and be nice to me. The struggle has made who I am today.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini