Apakah Gangguan Kecemasan Bagian dari Mental Illness? Yuk Kenali Dulu Gejalanya!

Apa kalian pernah mengalami gangguan kecemasan? sering kali rasa cemas muncul tiba-tiba tanpa kita duga. terkadang juga kita langsung menjadi panik dan perasaan cemas menjadi semakin menjadi parah. Gangguan kecemasan atau anxiety disorder ini sering sekali dialami oleh para remaja. Arti kecemasan menurut nevid dkk (2005) yaitu suatu keadaan aprehensi atau suatu keadaan mengkhawatirkan yang mengeluhkan bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk. 

Sedangkan kecemasan menurut Keliat (2012) yaitu suatu perasaan yang kompleks yang berkaitan dengan rasa takut, sering juga disertai rasa sensasi fisik seperti nafas yang pendek, jantung yang berdebar ataupun nyeri dada. Kecemasan ini merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan yang sering dialami oleh masyarakat. Gangguan kecemasan ini sering sekali dialami oleh para remaja. Kementerian kesehatan memberikan data di tahun 2007 ada sekitar 450 juta orang yang harus hidup dengan gangguan mental dan perkiraan jumlah penduduk dewasa yang mengalami gangguan emosional baik gangguan kecemasan dan depresi sekitar 11,6% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2020). 

Lalu bagaimana sih ciri-ciri gejala yang muncul pada pasien gangguan kecemasan? gejalanya seperti mudah marah, nyeri dan tegang otot, perasaan mudah sedih, impulsive, mudah hilang energi, turunya konsentrasi, palpitasi, sakit kepala, hingga muncul ketakutan dan putus asa (Tiller, 2012).

Ada beberapa jenis tipe dari gangguan kecemasan yaitu:

1. Gangguan panik adalah munculnya serangan panik yang selalu berulang dan secara tiba-tiba. Serangan panik ini melibatkan reaksi kecemasan yang terus menerus disertai dengan jantung berdebar, nafas terlalu cepat, kesulitan bernafas, keringat yang keluar secara berlebih, dan muncul rasa pusing disertai lemas (Nevid, dkk, 2005).

2. Gangguan cemas menyeluruh / GAD adalah gangguan kecemasan yang dengan ciri-ciri perasaan cemas seperti biasa dan merasa sesuatu yang buruk akan terjadi dan meningkatnya keadaan keterangsangan tubuh. Gangguan cemas ini memiliki ciri-ciri yaitu kecemasannya tidak dipicu oleh suatu objek maupun aktivitas yang spesifik, tetapi lebih karena apa yang disebut Freud dengan mengambang bebas (free floating).

3. Gangguan Obsesif Kompulsif yaitu suatu gangguan kecemasan yang disebabkan adanya obsesi dan kompulsif yang sangat kuat dan persisten sehingga menyebabkan terganggunya kegiatan sehari hari dan dapat menimbulkan distress juga cemas secara signifikan.

4. Gangguan fobia yaitu perasaan takut yang terus menerus pada suatu objek atau suatu kondisi yang ancamannya tidak sebanding. Orang dengan fobia ini tidak kehilangan kontak dengan kenyataan dan umumnya menemukan bahwa ketakutan ini berlebihan dan tidak pantas (Nevid, dkk, 2005)

5. Gangguan stress Akut (ASD) dan Gangguan Stress Pasca Trauma(PTSD), gangguan stress akut adalah reaksi yang diduga dari individu yang mengalami trauma yang berat, setiap seseorang juga memiliki jumlah dan jenis stress yang beda untuk bisa memunculkan gangguan ini. Di sisi lain, Gangguan stres pasca-trauma adalah respons maladaptasi jangka panjang terhadap pengalaman pasca-trauma.

Lalu apa saja terapi maupun perawatan yang dapat dilakukan?

1. Terapi Kognitif (Cognitive Behavior Therapy) yaitu terapi yang dengan metode mendidik pasien dengan melatih keterampilan dasar relaksasi juga meningkatkan keterampilan pasien untuk bisa mengidentifikasikan perasaan, ancaman, mengubah pikiran, persepsi dan tingkah laku yang maladaptif. Menurut Keliat, dkk (2014) setelah dilakukanya penelitian diketahui hasilnya bahwa adanya perubahan pada pasien yang melakukan CBT dibandingkan pasien yang tidak melakukan terapi CBT ini.

2. Acceptance and Commitment Therapy (ACT) merupakan pengobatan yang dikembangkan oleh Hayes pada tahun 1986 (Hayes, 1996).Terapi ini memiliki tujuan untuk menciptakan hidup yang penuh makna dengan menerima dan memahami segala rasa sakit yang dipunya. Terapi ini bertujuan mengubah hidup pasien terhadap pikiran serta perasaan yang rumit yang sudah lama dialami dan diarahkan untuk mengarahkan pikiran dan perasaan itu ke arah yang tidak mengancam.

Daftar Pustaka :

Saleh, U. (2018). ANXIETY DISORDER (Memahami gangguan kecemasan: jenis-jenis, gejala, perspektif teoritis dan Penanganan).

Prajogo, S, L,. & Yudiarso, A. (2021). Metaanalisis Efektivitas Acceptance and Commitment Therapy untuk Menangani Gangguan Kecemasan Umum. PSIKOLOGIKA Jurnal pemikiran dan penelitian. psikologi. Volume 26 Nomor 1. DOI:10.20885/psikologika.vol 26.iss1.art5

Elita, Y., Sholihah, A., & Sahiel, S. (2017). Acceptance and Commitment Therapy (ACT) Bagi Penderita Gangguan Stress Pasca Bencana. Jurnal Konseling dan Pendidikan. Volume 5 Nomor 2. DOI: https://doi.org/10.29210/117800

Rahayu, S. (2016). PENCEGAHAN GANGGUAN KECEMASAN DENGAN INTERVENSI BERBASIS WEB. Jurnal Ilmiah Widya. Volume 3 Nomor 3.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini