Apakah Gaya Hidup Millenial yang Serba Cepat Dapat Menggangu Kesehatan Mental?

Apakah benar dapat mengganggu kesehatan mental?

Kehidupan gaya hidup di perkotaan, memang tidak jauh lepas dari kesibukan, macet dan hal-hal sibuk lainnya yang tidak dimengerti orang-orang yang tinggal di pedesaan. Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing dan seperti tidak ada waktu untuk membantu atau hanya untuk sekedar menyempatkan diri untuk berbincang. Banyak dari mereka yang abai dan terkesan tidak acuh dengan sekitarnya.

Advertisement

Masyarakat perkotaan cenderung melakukan gaya hidup monoton yang kacau dan membosankan.  Yang tampaknya sudah menjadi candu yang tidak sehat, demi untuk mengejar uang, kekuasaan, kesuksesan, dan kehidupan yang lebih liar dan lebih cepat. Sama seperti kecanduan lainnya, orang-orang tidak terkendali dalam perilaku, perasaan, dan pemikiran mereka, namun mereka yakin bahwa mereka normal, dan mereka tidak sadar bahwa kesehatan mental mereka sudah terganggu. Dengan gaya hidup seperti ini, masyarakat perkotaan gampang mendapatkan tekanan dan merasakan sakit hingga banyak masyarakat perkotaan yang mengaku terkena stress tekanan batin dan tidak jarang hingga banyak kasus  mengakhiri hidup sendiri hingga overdosis karena obat terlarang karena stress terlalu banyak bekerja.

Seperti yang dilangsir oleh the guardian.com, Miwa Sado seorang wanita asal jepang 'meninggal karena terlalu banyak kerja' setelah melakukan kerja lembur 159 jam dalam sebulan, Sado merupakan karyawan di kantor pusat penyiar di Tokyo dia mencatatkan mencatatkan 159 jam lembur dan hanya mengambil cuti dua hari pada bulan menjelang kematiannya akibat gagal jantung pada Juli 2013. Kasus ini sebenarnya bukan pertama yang terjadi di negara Sakura ini, saking seringnya kasus serupa terjadi di negara ini bahkan ada nama nya tersendiri yaitu, Karoshi  sendiri adalah kematian akibat terlalu banyak bekerja, hal ini bukanlah cerita baru bagi masyarakat Jepang. Kasus Karoshi pertama kali terjadi pada tahun 1969, ketika seorang pria berusia 29 tahun meninggal karena stroke dan serangan jantung akibat bekerja secara berlebihan, kemudian pemerintah Jepang memberikan solusi dengan memotong jam kerja yang tadinya 120 jam seminggu sekarang menjadi hanya 100 jam per minggu

Advertisement

Sibuk dalam bekerja sebenarnya adalah hal yang lumrah dalam kehidupan masyarakat kota besar, tapi jika terlalu sibuk bekerja akan menyebabkan stress hingga kasus mengakhiri hidup sendiri namun hal ini bisa diatasi dengan berbagai solusi yaitu: bekerja semaksimal mungkin dan tidak memaksakan diri, istirahat secukupnya, melakukan hobi atau hal yang disukai, mendekatkan diri dengan keluarga atau kolega agar masyarakat kota besar tidak stress saat melakukan pekerjaan

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE