Tak Apa-apa Merasa Tidak Baik-Baik Saja. Hey, Kita-kita Ini kan Hanya Manusia Biasa

Tak apa bersedih

Hai kamu yang sedang membaca ini! Apa kabar harimu hari ini? Sedang baikkah atau jangan-jangan sedang tidak baik-baik saja?

Advertisement

Jika memang begitu, berarti kita sama. Ya sama, aku sedang mengalami hal yang sangat menyedihkan dan menyesakkan dalam hidupku. Aku mengalami kegagalan, aku mengalami keterpurukan dan aku mengalami banyak kehilangan.

Kamu tahu, aku sangat merasa sedih, merasa sendiri, terpukul dan rasanya ingin mengurung diri di kamar atau malah ingin pergi sejauh-jauhnya dan melenyapkan diri dari bumi ini.

Akan tetapi, kamu tahu bahwa semua niatan nakalku itu akhirnya aku urungkan begitu saja. Kenapa bisa dengan mudahnya? Ya karena ketika hatiku bersedih aku teringat kedua orang tuaku. Ayah dan ibuku. Mereka bagaikan cctv yang memantau dan mengawasi keadaan anaknya secara diam-diam.

Advertisement

Jika mereka melihat lesu dan muram di wajah anak-anak mereka, mereka akan lebih bersedih. Karena tidak ada satupun orang tua yang ingin anaknya menderita ataupun menanggung beban hidup yang berat. Yaa karena semua orang tua sangat menyayangi anaknya lebih dari diri mereka sendiri. Itulah sebabnya mereka akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak nya.

Aku tidak ingin menambah beban di hati mereka. Beban di pundak mereka lebih berat dariku dan hidup mereka bukan tentang mereka lagi, tapi tentang anak-anaknya. Jadi kuurungkan untuk menghukum diriku dengan segala kebodohanku.

Advertisement

Lalu kulihat diriku di cermin, kulihat dengan detail sekali. Ternyata Tuhan begitu baik. Dia memberikan ku banyak hal yang luput untuk kusyukuri. Kulihat aku diberikan tubuh yang sehat dan lengkap. Sementara kulihat di berita, banyak orang yang sudah kehilangan beberapa anggota tubuhnya, namun tetap semangat menjalani hidup. Bahkan kekurangannya dijadikan kelebihan untuk membuat hidupnya tetap bertahan dengan karya.

Kulihat lagi banyak berita tentang penyakit. Yang kurasa aku harus bersyukur, setidaknya Tuhan memberikan kesehatan untukku, agar aku mampu berusaha untuk memperbaiki hidup ku. Bukankah Allah hanya akan mengubah keadaan orang yang mau berusaha.

Lantas kenapa aku hanya berdiam diri dan mengutuk keadaan? Kurasa itu hanya kebodohan yang mengerikan. Karena bagaimana bisa hidup ku berubah jika aku saja tidak mau mengubahnya. Bahkan dunia tak akan menungguku untuk berubah, dunia akan tetap berjalan. Tanpa bisa menungguku.

Itulah keyakinan yang tiba-tiba ada dibenakku, bahwa aku tak sendiri, ada Tuhan yang begitu menyayangiku. Sehingga ia memberikan ujian untukku, agar aku naik kelas. Ya kelas hidup yang lebih berkualitas.

Sekali lagi ada hal yang akan membuat kita tak bersedih lagi. Ya coba ingat baik-baik keadaan orang lain. Apakah mereka selalu baik-baik saja? Tentu tidak! Semua orang memiliki ujian hidup masing-masing.

Ya karena porsi ujian hidup manusia pada dasarnya sama, hanya jenisnya yang berbeda! Namun banyak sekali orang yang setelah melewati prosesnya malah menjadi semakin kuat dan hebat. Ya karena perlu kita ingat bahwa hidup adalah pergantian. Jika ada malam pasti ada pagi, jika ada sunrise maka ada sunset, jika ada hujan maka ada pelangi. Begitu pun jika ada kesedihan maka akan ada kekuatan dan kebahagiaan setelah itu.

Beruntunglah orang-orang yang mampu melewati fase hidupnya dengan optimis dan semangat. Karena dia tidak akan merasakan sakit yang berlebihan. Karena dia selalu yakin adanya kebahagiaan setelah fase kesedihan.

Jadi sekali lagi kusarankan padamu, yaa padamu yang sedang tidak baik-baik saja. Kamu boleh sedih dan sakit. Tapi heiii sebentar saja yaa, setelah itu hapus air matamu, bangun dan berjuang lagi. Tuliskan semua yang akan kamu kerjakan. Kita memang manusia hanya dapat berencana , tapi kita punya Tuhan Sang Maha Pemberi. Yang akan memberi segala hal terbaik untuk kita. Percayalah segala usaha terbaik tidak akan mengkhianati hasil. Semangat ya, kamu bisa, ayo bangkit bersamaku!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Dengan menulis aku yakin aku akan tersimpan dalam pikiranmu selamanya.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE