Di zaman sekarang psikologi sendiri dikenal sebagai ilmu yang mempelajarai perilaku dan sikap, bagaimana jika ilmu psikologi digunakan untuk keuntungan dalam militer atau pada saat perang? Tentu bisa. Pada saat ini dimana perang tidak hanya menggunakan senjata atau alat tempur yang konvensional tetapi bisa juga melalui pikiran atau biasa disebut Psywar, Psywar (Psychological Warfare) sendiri biasa disebut perang urat syaraf yaitu suatu tindakan yang dilancarkan menggunakan cara-cara psikologis dengan tujuan membangkitkan reaksi psikologis yang telah terancang terhadap orang lain.
Berbeda dengan perang biasanya yang menggunakan senjata konvensional, Psywar memanfaatkan sisi psikologis dan pemikiran lawan agar bisa dipecah konsentrasinya. Di dalam milter “Perangan psikologis dapat didefinisikan sebagai cara non-kekerasan untuk berperang atau memerangi subversi, suatu metode yang dimaksudkan untuk melemahkan keinginan musuh untuk melawan, untuk memenangkan hati penduduk sipil, untuk mempertahankan kemauan dan tekad masyarakat untuk terus berjuang, dan untuk memenangkan dan mempertahankan dukungan pendapat dunia,” kata Alastair Morrison, ekspatriat di Sarawak yang dilibatkan untuk menghadapi psywar Indonesia, dalam memoarnya Fair Land Sarawak: Some Recollection of an Expatriate Official.
Seperti di dalam Konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia Salah satu bentuk psywar yang sering digunakan Inggris-Malaysia untuk melemahkan moril tentara Indonesia adalah dengan menerbangkan jet tempur Gloster Javelinnya melintasi perbatasan untuk menggertak basis-basis militer Indonesia. Sebagai bentuk balasan, Indonesia juga kerap mengirim pesawat bomber Tu-16 ke wilayah-wilayah Kalimantan-Malaysia. Selain dengan mengirimkan pesawat tempur ke area lawan, terkadang hal sepele pun kerap dilakukan dalam rangka Psywar, mengutip dari pernyataan Kolonel Pnb. (Purn.) Pramono Adam saat diwawancara historia, Pram ingat, para personil Inggris kerap menghanyutkan uang dolar ke laut dengan harapan sampai di pantai Kalimantan-Indonesia.
“Kita karena melarat-melarat, lihat itu sudah pasti nunggu. Wah dolarnya sampai di situ. Diambilin. Itu (Inggris, red.) ngejek kita, ‘Ooo…kamu melarat.’,” kata Pram sambil terkekeh. “Itu tiap sore ejek-ejekan Malaysia sama kita.” Sungguh cukup berpengaruh peran psikologis dalam menentukan arah perang. Bagaimanapun juga, segala cara digunakan untuk memenangkan perang baik itu secara langsung ataupun tidak, karena pada akhirnya pemenang dalam peperangan lah yang akan menulis bagaimana sejarah berlanjut tak peduli bagaimana konsekuensi yang mereka perbuat semasa perang, seperti kata Winston Churchill “History has been written by the victors”.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”