#BelajarDiNegeriOrang-Berguru ke Negeri Ginseng, Sebuah Cita yang Menggeliat di Dasar Hati

Sebuah Asa yang Ku Rajut Demi Meraih Cita

Berbicara soal Negeri Ginseng, rasanya sudah tidak asing lagi ya sobat? Ya, Korea Selatan. Negara yang terkenal dengan para “Oppa” dan “Eonni” nya yang menawan. Masuknya industri hiburan K-pop dan K-Drama ke berbagai negara sukses menggaet perhatian dan membuat eksistensi Korea Selatan kian mendunia. Mulai dari fashion, makanan, bahkan produk-produk kecantikan Korea Selatan seolah sudah menjadi “trend” bagi kebanyakan kaula muda masa kini khususnya kaum hawa.    

Advertisement

Berkat kepopulerannya, Korea Selatan pun kini menjadi salah satu destinasi favorit. Tak sedikit yang ingin melancong ke negara ini karena penasaran dengan suasananya yang begitu mempesona seperti yang divisualisasikan di drama-drama. Dari sekian banyak orang di dunia ini yang memiliki keinginan tersebut, aku adalah salah satunya.    

Memang tak dapat dipungkiri bahwa kekaguman pada K-Pop dan K-Drama lah yang menyedot perhatianku hingga ingin melangkah lebih jauh. Setelah cukup lama menjadi seorang K-Poper, rasa ingin tahuku terhadap negara yang saat ini dipimpin oleh Presiden Moon Jae in itu pun mulai menggeliat. Bukan hanya karena ingin berkunjung ke tempat dimana idolku bernaung, namun juga karena ingin menimba ilmu.     

Korea Selatan adalah salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Dari segi kualitas, pendidikan di Korea Selatan tidak perlu diragukan. Aku sempat membaca artikel yang menyebutkan bahwa Korea Selatan berhasil menggeser posisi Finlandia sebagai negara yang selama ini kerap dijadikan kiblat sistem pendidikan yang maju. Wow! Luar biasa bukan? Bagaimana mungkin hatiku tak semakin tergugah untuk terbang ke negara ini?     

Advertisement

#BelajarDiNegeriOrang dengan pilihan destinasi Korea Selatan adalah salah satu impian terbesar yang ku punya. Dibalik impian yang besar, sekedar berkhayal dan berpangku tangan tentu tak akan membantuku untuk mewujudkannya. Dengan segala keterbatasan, aku sempat enggan berangan-angan. Apa yang harus ku perbuat? Apa yang bisa aku lakukan? Hingga akhirnya, aku memulainya dengan langkah “sederhana” yang ku anggap dapat membantu untuk selangkah lebih maju menuju impian.    

“Mau sekolah di Korea tapi nggak bisa bahasa Korea? Kamu yakin?” Kalimat ini tiba-tiba menggentayangi pikiranku.“Benar juga ya, bukankah akan jauh lebih baik kalau aku bisa berbahasa Korea?” pikirku lagi. Sejak saat itu, aku memutuskan untuk mempelajari bahasa Korea. Hari demi hari, sedikit demi sedikit. Sebenarnya aku sudah bisa membaca huruf Korea sejak duduk di bangku SMA. Namun saat itu aku tidak mempelajari tata bahasa maupun menghafal kosa katanya.     

Advertisement

Tidak ada les ataupun pelatihan khusus. Semuanya ku pelajari secara otodidak di sela-sela waktu senggang. Hanya berbekal youtube dan e-book, aku mencoba untuk bersahabat dengan bahasa Korea ketika duduk di bangku kuliah. Awalnya aku berpikir bahwa bahasa ini akan sangat sulit untuk dicerna. Namun ketekunan nyatanya mampu menepis pemikiran itu. Dalam waktu kurang dari 2 bulan, soal bahasa Korea Topik level 2 ternyata mampu ku kerjakan dengan baik. Hal itu pun memacu semangatku untuk terus belajar agar dapat meraih level berikutnya.     

Aku tidak tahu berapa lama waktu normal yang dibutuhkan seseorang agar bisa mengerjakan soal bahasa Korea hingga sampai pada level itu. Jadi aku pun tidak tahu apakah aku cepat, sedang, atau bahkan lambat dalam memahami materi. Meski begitu, hati ini bahagia karena mengetahui progress-ku yang semakin baik. Kini bukan hanya kata-kata umum seperti “Annyeonghaseyo” saja yang artinya ku ketahui. Mendengarkan lagu K-Pop dan menonton K-Drama pun terasa jauh lebih menyenangkan karena cukup banyak kalimat yang kini artinya ku pahami. Seringkali aku juga menulis diary dan notes dalam bahasa Korea untuk melatih keterampilanku dalam menulis Hangeul.    

Selain belajar mandiri, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecakapan dalam berbahasa Korea. Salah satunya adalah dengan mengikuti webinar bahasa Korea seperti yang baru-baru ini aku lakukan. Bukan sekedar menambah skill berbahasa Korea, mengikuti webinar ini ternyata juga dapat membantuku untuk memperoleh informasi lebih mengenai tradisi, budaya, pendidikan, hingga life style masyarakat Korea Selatan. Hal ini karena para pembicara di webinar tersebut adalah orang-orang yang ahli di bidangnya dan sudah merasakan sensasi tinggal di Negeri Ginseng.    

Dengan senang hati mereka berbagi pengalaman hidupnya selama berada di Korea Selatan. Bagaimana mereka beradaptasi dengan masyarakat, cuaca, bahkan makanan di negara itu. Tak jarang para pembicara juga memberikan tips agar bisa bersekolah di Korea Selatan melalui scholarship program. Mengikuti webinar ini adalah pilihan yang sangat tepat. “Sambil menyelam minum air” pikirku. Sejak saat itu, aku kerap mengikuti webinar-webinar lain yang berhubungan dengan Korea Selatan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan.    

Ingin bersekolah di luar negerti dengan beasiswa adalah dambaan bagi “scholarship hunters” termasuk aku. Di sela-sela waktu sesekali juga ku sempatkan diri untuk berselancar di mesin pencari demi mengulik informasi seputar beasiswa di negeri idaman. Semakin banyak yang ku ketahui, semakin siap aku lepas landas. Program beasiswa tidak bisa diperoleh secara “cuma-cuma”. Tentu ada persyaratan administratif yang harus dipenuhi. Dan benar saja, kemampuan berbahasa Korea ternyata menjadi “poin plus” bahkan beberapa diantaranya bersifat “wajib” bagi para pemburu beasiswa Negeri Ginseng. Ternyata tekadku untuk menggeluti bahasa itu adalah pilihan yang sangat tepat.   

Dari beberapa beasiswa, ada 1 diantaranya yang menyedot perhatianku. AMA (Art Major Asian Plus) Scholarship Program, beasiswa yang khusus diperuntukkan bagi para pecinta seni. Salah satu jenis seni tersebut ialah dance yang kebetulan adalah hobi sekaligus bakatku. Ya, sudah cukup lama aku menyukai dance sebagai hobi. Hal itu pula lah yang menjadi alasan mengapa aku begitu menggemari K-Pop. Koreografi yang disuguhkan oleh para grup penyanyi pop asal Negeri Ginseng tersebut membuatku terpukau. Karena itulah bagiku program beasiswa AMA sangat menarik untuk dicoba. “Akan sangat menyenangkan rasanya jika bisa belajar sekaligus menekuni hobi dan mengasah bakat di negeri impian” pikirku. Menyandang gelar Master of Fine Art? Keren juga nih!    

Sebagai bentuk ancang-ancang, saat ini aku pun sudah mendaftarkan diri di Qatar Airways Student Club. Qatar Airways menjadi pilihanku karena maskapai ini memberikan sejumlah benefit bagi para membernya seperti potongan biaya penerbangan, bagasi ekstra, free super wifi dan masih banyak lagi.    

Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari. Karena esok adalah misteri. Manusia hanyalah perencana, Tuhan adalah pemilik skenario terbaik. Aku tidak dapat memastikan apakah keinginan itu akan terwujud di kemudian hari. Namun aku percaya bahwa upaya yang baik tidak akan pernah berakhir sia-sia. Jikalau pun Tuhan membelokkanku dari rencana yang sudah ku susun rapi, setidaknya ada perkembangan dalam diri ini. Setidaknya aku sudah beraksi. Bukan sekedar bermimpi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE